SUKABUMIUPDATE.com - Meskipun depresi pada bayi tampaknya jarang terjadi, namun angka depresi pada masa kanak-kanak meningkat secara signifikan pada usia enam tahun. Maka dari itu orangtua perlu mengetahui diagnosis depresi pada bayi.
Sama halnya dengan penyakit lain pada umumnya, masalah kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang dapat menyerang siapa saja, bahkan bayi sekalipun.
Sebagian dari kita mungkin bertanya-tanya apakah seorang bayi dapat mengalami depresi? Dan faktanya, ternyata bayi juga dapat mengalami gangguan kesehatan mental ini.
Depresi pada bayi dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti faktor genetik, faktor lingkungan, kondisi otak bayi, hingga kondisi mental orang tuanya. Dan gejala yang terlihat dapat berupa tangisan, tampak murung, hingga tidak tertarik pada orang sekitar.
Baca Juga: Apakah Bayi Bisa Terkena Depresi? Simak Berikut Penjelasannya
Akan tetapi, dengan kita mengenali terlebih dahulu kemungkinan gejala depresi adalah hal yang sangat penting. Namun jika bayi menunjukkan tanda-tanda suasana hati yang buruk, bukan berarti ia mengalami depresi klinis.
Menurut "Klasifikasi Diagnostik Kesehatan Mental dan Gangguan Perkembangan Bayi dan Anak Usia Dini" (DC:0-3R), yang diterbitkan pada tahun 2005 oleh sebuah organisasi nirlaba bernama Zero to Three, lima kondisi berikut harus dipenuhi agar diagnosis depresi pada bayi dapat ditegakkan:
1. Pola emosi dan perilaku harus mewakili perubahan ciri khas pada anak-anak.
2. Suasana hati yang tertekan atau mudah tersinggung harus muncul setiap hari, atau hampir sepanjang hari, selama dua minggu berturut-turut.
3. Gejala depresi harus terjadi pada lebih dari satu aktivitas dan dalam lebih dari satu hubungan.
4. Gejala-gejala tersebut harus menyebabkan anak merasa tertekan, mengganggu fungsinya, serta menghambat perkembangannya.
5. Gejalanya tidak boleh disebabkan oleh kondisi medis umum, pengobatan, atau racun lingkungan.
Baca Juga: Disebut Netizen Bukan Bayi Biasa, Sus Rini Kasih Tau Keseharian Rayyanza Cipung
Bayi yang menunjukkan tanda-tanda depresi lebih mungkin beresiko mengalami depresi dan masalah kesehatan mental lainnya seiring bertambahnya usia. Jika melihat tanda-tanda bahwa anak Anda mengalami depresi, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan saran dan pilihan pengobatan.
Selain itu, penting juga untuk diingat bahwa tanda-tanda suasana hati yang buruk tidak selalu berarti bayi mengalami depresi klinis. Dan depresi yang dialami bayi berlangsung lebih dari dua minggu, sering terjadi, berbeda dari suasana hati normal, menimbulkan tekanan dan disfungsi, dan tidak boleh disebabkan oleh kondisi medis lain.
Perubahan dapat menyebabkan stres. Stres mungkin mempengaruhi cara bayi bertindak, tapi mungkin bukan penyakit mental. Dan cara untuk mengurangi depresi pada bayi yang dapat orang tua lakukan yaitu salah satunya sering mengajaknya bermain.
Sumber: Very Well Mind