SUKABUMIUPDATE.com - Aksi tawuran remaja di Sukabumi kembali memakan korban jiwa, yakni menewaskan M (20 tahun), warga Kampung Kadupugur RT 12/04 Desa Cijalingan, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi yang meninggal di rumah sakit karena kehabisan darah akibat luka bacok di bagian leher. Kasus Tawuran Maut Sukabumi itu terjadi di Jalan Raya Cisaat, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Rabu (29/11/2023) malam lalu.
Terbaru, Mapolres Sukabumi Kota mengungkap peran kelima tersangka dalam kasus Tawuran Maut di Cisaat Sukabumi pada Rabu (6/12/2023). Kelimanya adalah R alias A (14 tahun), MKR (15 tahun), MFF (17 tahun), AH alias D (15 tahun), dan SBS alias B (17 tahun).
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Bagus Panuntun mengatakan kelompok korban berjumlah 15 orang, namun hanya tiga yang turun dan terlibat perang tanding. Sementara kelompok tersangka ada 10 orang (terlibat semua), sehingga tawuran tidak dalam kondisi seimbang dan mengakibatkan korban tewas dibacok.
"Mereka janjian menggunakan medsos, kemudian bertemu di suatu tempat untuk perang tanding. Mereka tidak pernah ada permasalahan sebelumnya (bukan tawuran pelajar atau antar sekolah). Medsos kelompok mereka (saling) men-DM menggunakan kode R artinya Ready dan kode COD atau bertemu di sutau tempat," kata Bagus kepada sukabumiupdate.com.
Baca Juga: 15 Ciri Anak Memiliki Kepribadian Baik, Bunda Bisa Lihat Sikapnya
Lantas, kenapa remaja suka tawuran? Merangkum dari berbagai sumber, faktor-faktor yang menyebabkan remaja terlibat dalam tawuran bisa sangat kompleks dan bervariasi dari individu ke individu.
Namun ada beberapa faktor umum yang dapat mempengaruhi kecenderungan remaja untuk terlibat dalam tawuran, yakni melibatkan faktor sosial, psikologis, dan lingkungan. Berikut ulasan tentang kenapa remaja suka tawuran, seperti Tawuran Maut di Cisaat Sukabumi.
Alasan Remaja Suka Tawuran
Identitas dan Pengakuan
Pada masa remaja, banyak individu sedang mencari identitas mereka dan mencari pengakuan dari teman sebaya.
Beberapa remaja suka tawuran mungkin merasa bahwa terlibat dalam tawuran adalah cara untuk mendapatkan pengakuan atau memperkuat identitas mereka di antara kelompok tertentu.
Tekanan Teman Sebaya
Remaja sering merasa tekanan untuk mematuhi norma-norma dan ekspektasi teman sebaya. Jika budaya teman sebaya menekankan kekerasan atau konflik fisik sebagai cara untuk menyelesaikan konflik, remaja mungkin merasa terdorong untuk terlibat dalam tawuran.
Faktor Lingkungan
Lingkungan sosial dan lingkungan di sekitar remaja dapat memainkan peran besar tentang kenapa remaja suka tawuran. Adanya ketegangan atau konflik di lingkungan sekolah atau komunitas dapat menciptakan kondisi yang mendukung terjadinya tawuran.
Baca Juga: 14 Ciri Anak Laki-laki Memiliki Kepribadian Baik, Bunda Perhatikan Sikapnya
Ketidakstabilan Emosional
Beberapa remaja yang suka tawuran mungkin mengalami ketidakstabilan emosional atau kesulitan mengelola emosi mereka. Tawuran bisa menjadi cara ekspresi untuk merilis frustrasi atau marah.
Pentingnya Geng atau Kelompok
Terlibat dalam geng atau kelompok tertentu bisa menjadi faktor pendorong untuk terlibat dalam tawuran. Anak remaja yang suka tawuran mungkin merasa perlindungan atau identitas sosial yang kuat dalam kelompok tersebut.
Kurang Keterampilan Penyelesaian Konflik
Beberapa remaja yang suka tawuran mungkin tidak memiliki keterampilan penyelesaian konflik yang efektif. Jika mereka tidak diajari cara yang sehat untuk menangani konflik, mereka mungkin cenderung menggunakan kekerasan fisik.
Pengaruh Media
Paparan terhadap kekerasan dalam media, baik di televisi, film, atau media online, juga dapat mempengaruhi persepsi remaja tentang cara menyelesaikan konflik.
Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi
Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi dapat menciptakan ketegangan di antara kelompok-kelompok di masyarakat, yang pada gilirannya dapat menyebabkan konflik dan tawuran warga.
Baca Juga: 13 Ciri Orang Senang dengan Kita Karena Punya Kepribadian Menarik
Sebelumnya diberitakan, R alias A adalah pelaku utama pembacokan leher korban, MKR membacok kaki kanan korban, dan tiga lainnya melempar batu ke arah kelompok korban. Tawuran remaja di Sukabumi ini melibatkan dua kelompok yang terdiri dari para remaja berstatus anak putus sekolah.
Bagus Panuntun mengatakan, Tawuran Maut di Cisaat Sukabumi pecah setelah kedua kelompok yakni dari wilayah Kecamatan Cicantayan dan Kecamatan Cisaat, melakukan perjanjian atau saling menantang di media sosial Instagram.
Melalui pesan Direct Message (DM) akun masing-masing kelompok (bukan individu), mereka menyepakati untuk tawuran dengan menggunakan kode khusus. Setelah bersepakat, kedua kelompok pun bertemu di lokasi kejadian untuk perang tanding.
Setibanya di lokasi kejadian atau Jalan Raya Cisaat menggunakan beberapa sepeda motor, kelompok korban dari Cicantayan membunyikan klakson sambil mengatakan kode "PAKET PAKET", sebagai tanda sudah berada di lokasi.
Baca Juga: 11 Ciri Anak Memiliki Masalah Kepribadian, Bunda Perhatikan Sikapnya!
Dari sejumlah motor, tiga orang turun (termasuk korban) dan mendekati lokasi sembari membawa senjata tajam celurit. Tak lama, dari arah gang dekat tempat tawuran, keluar kelompok tersangka bersenjata celurit dan golok serta langsung mengambil batu.
Kelompok korban terdesak dan berusaha melarikan diri lalu dikejar para tersangka, tetapi korban ditinggalkan teman-temannya. Korban sempat mencoba berduel dengan tersangka.
Adapun upaya untuk mencegah tawuran remaja seperti Tawuran Maut Sukabumi, tentu melibatkan pendekatan yang holistik, termasuk pembinaan emosional, pengembangan keterampilan sosial, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif.
Selain itu cara mencegah Tawuran Warga juga melibatkan keluarga, sekolah, dan komunitas dalam upaya ini dapat membantu menciptakan perubahan positif.