SUKABUMIUPDATE.com - Kecemasan belum tentu buruk. Kemampuan untuk merasakan dan menghindari potensi bahaya merupakan sifat adaptif yang penting. Namun, seperti banyak keadaan emosi lainnya, kecemasan muncul dalam suatu kontinum.
Kecemasan yang mengganggu fungsi adalah kontraproduktif dan bisa sangat maladaptif. Pada anak-anak, kecemasan patologis dapat mengganggu kinerja akademik, dan menghambat perkembangan sosial dan kognitif. Oleh karena itu, deteksi dini gangguan kecemasan sangatlah penting, terutama karena kondisi ini juga merupakan salah satu kondisi kesehatan mental yang paling dapat diobati.
Istilah kecemasan situasional telah digunakan untuk berbagai definisi selama beberapa dekade terakhir, istilah ini paling sering digunakan dalam bahasa sehari-hari untuk mengartikan kecemasan yang muncul dalam situasi tertentu.
Meskipun kecemasan situasional dapat menjadi bagian dari gangguan kecemasan, namun juga dapat dialami dengan sendirinya. Kecemasan situasional tidak selalu menjadi masalah. Ini hanya menjadi masalah jika menyebabkan masalah dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan orang lain, atau dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa tips untuk orang tua agar dapat membantu kecemasan situasional pada anak:
1. Jaga Diri Anda
Kita semua akan merasa terguncang oleh peristiwa berita yang mendadak, tidak terduga, dan terkadang menghancurkan. Banyak orang sangat khawatir terhadap perubahan iklim, bencana alam, atau penembakan massal. Perlu diingat juga bahwa kecemasan itu “menular”, dan anak-anak akan menangkap reaksi emosional dari orang tuanya.
Baca Juga: Apakah Kecemasan Situasional Memiliki Dampak Pada Tubuh? Simak Penjelasannya
2. Memulai Percakapan
Seringkali, anak tidak mendekati Anda karena kecemasan atau kekhawatirannya. Ini mungkin karena mereka merasa malu, khawatir jika berbicara akan memperburuk keadaan, atau akan membebani Anda.
Jika melihat ada perubahan pada perilaku anak, tidak ada salahnya Anda mengatakan: “Saya perhatikan akhir-akhir ini kamu tidak menjadi diri sendiri. Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?” Kemudian, lanjutkan dengan pertanyaan terbuka atau pertanyaan yang memungkinkan mereka menjawab lebih dari sekadar “Ya”, “Tidak”, atau “Tidak Ada”.
Inti dari pertanyaan terbuka adalah untuk mendapatkan lebih banyak detail yang memungkinkan Anda menjelajahi apa yang sedang terjadi. Contohnya meliputi: Apa yang kamu khawatirkan? Bagaimana perasaanmu?
3. Berpikir Secara Terbuka
Tubuh dan otak anak-anak berubah dengan cepat seiring bertambahnya usia. Jadi, anak-anak usia sekolah usia 7-12 tahun mungkin memiliki kecemasan yang berbeda terhadap suatu situasi dibandingkan remaja usia 13-18 tahun atau dewasa muda. Anak-anak yang lebih kecil lebih memperhatikan rutinitas dan aktivitas sehari-hari. Mereka juga cenderung melihat dunia secara konkret hitam dan putih. Mereka seringkali memerlukan penjelasan sederhana tentang apa yang terjadi dan pernyataan jelas bahwa orang tua atau pengasuh, akan berada di sana untuk melindungi mereka. Mereka tidak perlu dibanjiri berita dan informasi. Bagi mereka, yang terbaik adalah mematikan TV dan media digital.
4. Validasi Perasaan dan Kekhawatiran
Anak-anak dari segala usia perlu tahu bahwa Anda menanggapi kecemasan mereka dengan serius dan mengakui betapa hal itu sangat berarti bagi mereka. Entah itu rasional atau irasional, namun itu adalah realitas yang dirasakan dan dipikirkan oleh anak.
5. Mendorong Dukungan Sejawat
Anak-anak yang mengalami kecemasan situasional, sering kali ingin membicarakan kekhawatiran mereka dengan teman-temannya. Dukungan teman sebaya telah terbukti sangat membantu dalam mengelola kecemasan, dan sering kali paling baik dilakukan di bawah pengawasan orang dewasa yang dipercaya, agar percakapan tidak semakin jauh dan meningkatkan kecemasan.
6. Olahraga
Anak-anak mendapat manfaat dari kegiatan yang meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan. Hal ini termasuk mendapatkan jumlah tidur yang cukup dan berolahraga.
Baca Juga: Mengenal Kecemasan Situasional Pada Anak, Apakah Anak Bunda Termasuk?
7. Memberikan Perspektif dan Kepastian
Semua anak perlu tahu bahwa apapun situasinya, ada cara untuk menghadapi tantangan tersebut. Untuk situasi tertentu, satu strategi mungkin lebih baik daripada strategi lainnya, namun secara umum kami ingin membantu mereka merasa yakin bahwa sesuatu dapat dilakukan.
8. Carilah Bantuan Profesional
Ada kalanya banyak tindakan di atas tidak cukup untuk meredakan kecemasan situasional. Bisa jadi anak sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental lainnya seperti depresi, gangguan kecemasan, atau gangguan perkembangan yang membuatnya sangat sulit untuk bangkit kembali. Atau anak mungkin adalah tipe yang sudah cemas, murung, atau kaku dalam berpikir dan “terjebak” secara emosional atau dalam cara berpikir tertentu. Dalam kasus ini, bantuan profesional sangat berharga.
Kesimpulannya adalah suatu saat, kita semua akan menghadapi situasi sulit. Akan tetapi, dengan perhatian yang bijaksana dan peka terhadap kekhawatiran dan keprihatinan khusus anak-anak, kita dapat membantu meringankan kecemasan situasional mereka saat ini, dan meletakkan landasan penting untuk menghadapi kecemasan situasional di masa depan.