SUKABUMIUPDATE.com - Bukan rahasia lagi bahwa tidur berperan penting dalam kesehatan fisik yang baik. Kurang tidur atau insomnia dikaitkan dengan sejumlah konsekuensi kesehatan yang buruk termasuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Beberapa kondisi kejiwaan dapat menyebabkan masalah tidur, dan gangguan tidur juga dapat memperburuk gejala berbagai kondisi mental termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar.
Penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara tidur dan kesehatan mental sangatlah kompleks. Meskipun kurang tidur telah lama diketahui sebagai akibat dari banyak kondisi kejiwaan, pandangan yang lebih baru menunjukkan bahwa kurang tidur juga dapat memainkan peran penyebab dalam perkembangan dan pemeliharaan berbagai masalah kesehatan mental.
Dengan kata lain, masalah tidur dapat menyebabkan perubahan pada kesehatan mental , namun kondisi kesehatan mental juga dapat memperburuk masalah tidur. Kurang tidur mungkin memicu timbulnya kondisi psikologis tertentu, meski peneliti belum sepenuhnya yakin apa alasan yang mendasari hal ini. Berikut beberapa pengaruh kurang tidur atau Insomnia terhadap kesehatan mental:
1. Kabut Otak
Otak kita membutuhkan tidur untuk beroperasi pada kapasitas penuh. dan kurang tidur dapat menyebabkan kabut otak, yang seringkali terasa seperti kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi. Anda mungkin merasa lebih sulit mengingat kenangan tertentu atau menemukan kata-kata yang tepat untuk apa yang ingin Anda katakan ketika tidak cukup tidur pada malam sebelumnya.Pernahkah Anda harus membuat keputusan sulit dan seseorang menyuruh Anda "tidurlah"? Ternyata, ada ilmu pengetahuan di balik nasihat ini. Tidur sangat penting untuk fungsi otak, termasuk konsentrasi, memori , dan pengaturan emosi.
2. Perubahan Suasana Hati
Kurang tidur dapat menyebabkan perubahan suasana hati, termasuk peningkatan iritabilitas. Penelitian menemukan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan tingkat kemarahan dan agresi. Sebab, saat kurang tidur, otak tidak bisa berfungsi normal sehingga tidak bisa menekan reaktivitas amigdala ( pusat emosi di otak). Kita cenderung merasa mudah tersinggung dan kurang bisa mengendalikan emosi ketika kita kurang tidur.
Baca Juga: 4 Cara Membangun Ketahanan Stres Emosional, Latih Welas Asih Salah Satunya
3. Perubahan Perilaku
Seiring dengan perubahan suasana hati, mungkin muncul perilaku yang tidak biasa. Kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan impulsif, hiperaktif, dan ledakan emosi. Anda mungkin bertindak tidak menentu dan merasa seperti sedang mengalami masalah, atau mungkin meneriaki seseorang karena melakukan kesalahan di tempat kerja, atau meninggalkan ruangan sepenuhnya jika seseorang mengatakan sesuatu yang mengganggu Anda.
4. Tertekan
Kurang tidur dapat membuat kita lebih sulit mengatasi stres yang relatif kecil sekalipun. Kerumitan sehari-hari bisa menjadi sumber utama frustasi. Memikirkan kualitas tidur yang buruk bahkan bisa menjadi sumber stres. Anda tahu bahwa perlu mendapatkan tidur malam yang cukup, namun kemudian merasa khawatir bahwa Anda tidak akan bisa tertidur yang juga dapat membuat terjaga di malam hari.
5. Gejala Psikotik
Kurang tidur yang parah dikaitkan dengan perkembangan gejala psikotik sementara. Sebuah penelitian menemukan bahwa beberapa peserta yang tidak tidur selama 24 jam mengalami halusinasi dan perubahan persepsi lainnya, dan orang lain yang menjalani 60 jam tanpa tidur mengalami halusinasi dan delusi.
Sumber: Very Well Health