SUKABUMIUPDATE.com - Stres kronis disebabkan oleh paparan yang berkepanjangan atau berulang terhadap pemicu stres yang sama atau ganda. Mengaktifkan respons stres secara sering menyebabkan peningkatan paparan hormon stres. Penyebab stres kronis dapat bersifat fisik, mental, atau emosional, dan cenderung masuk dalam kategori yaitu:
- Hubungan
- Emosional
- Traumatis
- Terkait Lokasi
- Terkait Pekerjaan
Stres kronis dikaitkan dengan sejumlah gejala yaitu:
1. Kelelahan
Stres dapat menyebabkan kelelahan dan berhubungan dengan kondisi lain yang juga dapat menyebabkan kelelahan. Orang yang mencari pertolongan medis karena kelelahan akibat stres sering kali juga mengalami depresi atau kecemasan.
2. Kesulitan Gastrointestinal
Sistem pencernaan mengandung ratusan juta neuron yang berkomunikasi dengan otak. Inilah sebabnya mengapa terkadang kita merasakan “kupu-kupu di perut kita”. Ini juga berarti bahwa stres dapat memicu atau memperburuk ketidaknyamanan pencernaan, seperti:
- Nyeri
- Kembung
- Mual atau muntah
- Perubahan nafsu makan
- Diare atau sembelit
- Kejang di usus
Stres dapat menyebabkan perubahan pada bakteri usus sehingga dapat mempengaruhi suasana hati. Stres juga dapat mempengaruhi pencernaan dan penyerapan nutrisi. Masalah pencernaan yang berhubungan dengan stres terutama mempengaruhi orang-orang dengan gangguan usus kronis, seperti sindrom iritasi usus besar atau penyakit radang usus.
3. Kesulitan Tidur
Stres kronis juga dapat menyebabkan kesulitan tidur yang dapat memperburuk stres. Masalah kuantitas atau kualitas tidur dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan dan berhubungan dengan kondisi seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan masalah kesehatan mental.
4. Sakit dan Nyeri
Stres kronis ternyata dapat menyebabkan otot menjadi tegang. Refleks ini bermanfaat untuk melindungi tubuh saat situasi stres akut dan akan rileks saat stres sudah usai. Namun, stres kronis dapat menyebabkan otot tegang dalam jangka waktu lama. Dan hal ini dapat menyebabkan:
- Ketegangan otot kronis di bahu, leher, dan kepala
- Sakit kepala tipe tegang atau migrain
- Nyeri muskuloskeletal pada punggung bawah dan ekstremitas atas.
5. Sering Sakit dan Infeksi
Respons stres, dan hormon-hormon yang dilepaskan, melindungi tubuh dalam situasi yang mengancam dengan menstimulasi sistem kekebalan tubuh namun dapat melemahkan sistem kekebalan jika stres terus berlanjut dan kadar hormon stres tetap tinggi. Hal ini dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan benda asing, membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit akibat virus (seperti pilek dan flu) atau infeksi lainnya, dan meningkatkan waktu pemulihan dari penyakit atau cedera.
Baca Juga: 6 Penyebab Seseorang Mengalami Stres Kronis, Salah Satunya Pekerjaan
6. Peningkatan Pola Makan (Stres Makan)
Selama stres akut, pelepasan adrenalin untuk sementara dapat menekan nafsu makan. Hormon stres lainnya, kortisol, meningkatkan nafsu makan dan dapat meningkatkan motivasi (termasuk motivasi makan). Jika stres berlanjut dan kortisol tetap tinggi, peningkatan pola makan (“stres makan”) dapat terjadi.
7. Gejala Lainnya
Komplikasi lain dari stres kronis meliputi:
- Perubahan mood atau kesehatan mental
- Peningkatan tekanan darah
- Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disengaja
- Peningkatan penggunaan alkohol
- Masalah dengan memori, fokus, dan konsentrasi
- Masalah kulit
Sumber: Medical News Today