SUKABUMIUPDATE.com - Depresi adalah suatu kondisi kesehatan mental kompleks yang menyebabkan seseorang mengalami suasana hati yang buruk dan membuat mereka terus-menerus merasa sedih atau putus asa.
Gejala depresi dapat menjadi pengalaman sementara sebagai respons terhadap kesedihan maupun trauma. Namun jika gejala tersebut bertahan lebih dari 2 minggu, hal tersebut mungkin mengindikasikan gangguan depresi yang serius. Gejala-gejala ini juga dapat mengindikasikan kondisi kesehatan mental lainnya, seperti gangguan bipolar dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) .
Gejala depresi umumnya bervariasi antar individu dan dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu. Agar dokter dapat mendiagnosis gangguan depresi, seseorang harus memiliki lima gejala atau lebih yang muncul selama periode 2 minggu yang sama.
Ternyata depresi memiliki efek pada tubuh penderitanya, dan gejala fisik depresi meliputi:
1. Pertambahan atau Penurunan Berat Badan
Orang dengan depresi mungkin mengalami perubahan nafsu makan, yang dapat menyebabkan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak diinginkan. Pakar medis mengasosiasikan penambahan berat badan yang berlebihan dengan banyak masalah kesehatan, termasuk diabetes dan penyakit jantung. Jika berat badan seseorang terlalu rendah, hal ini dapat membahayakan jantung, mempengaruhi kesuburan, dan menyebabkan kelelahan.
2. Sakit Kronis
Orang dengan depresi mungkin mengalami rasa sakit atau nyeri yang tidak dapat dijelaskan, termasuk nyeri sendi atau otot, nyeri payudara, dan sakit kepala. Dan gejala depresi pada seseorang bisa memburuk karena mengidap sakit kronis.
Baca Juga: 10 Kesalahpahaman Tentang Depresi, Berikut Faktanya
3. Penyakit Jantung
Depresi mungkin merupakan faktor risiko independen terhadap masalah kesehatan jantung. Kondisi kesehatan mental seperti depresi dapat mempengaruhi fungsi jantung dengan berbagai cara, termasuk dengan meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Selain itu, depresi juga dapat menurunkan motivasi seseorang untuk menjaga kebiasaan sehat. Pola makan yang tidak sehat dan gaya hidup yang kurang gerak dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
4. Peradangan
Stres kronis dan depresi mempunyai kaitan dengan peradangan dan dapat mengubah sistem kekebalan tubuh. Namun sebaliknya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa depresi bisa disebabkan oleh peradangan kronis. Orang dengan depresi lebih mungkin memiliki kondisi peradangan atau kelainan autoimun seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), diabetes tipe 2, dan radang sendi. Namun, belum jelas apakah depresi menyebabkan peradangan atau peradangan kronis membuat seseorang lebih rentan mengalami depresi. Maka hal ini diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan hubungan antara keduanya.
5. Masalah Kesehatan Seksual
Orang dengan depresi sering memiliki libido menurun, sulit terangsang, tidak lagi mengalami orgasme, atau orgasme yang kurang menyenangkan. Beberapa orang juga mengalami masalah hubungan akibat depresi, yang dapat mempengaruhi aktivitas seksual.
6. Memburuknya Kondisi Kesehatan Kronis
Orang yang memiliki kondisi kesehatan kronis mungkin mengalami gejala yang lebih buruk jika mengalami depresi. Kondisi kronis mungkin sudah terasa terisolasi atau membuat stres, dan depresi dapat memperburuk perasaan ini.
Baca Juga: 9 Ciri Orang Terkena Depresi, Salah Satunya Segalanya Terasa Tanpa Harapan
7. Kesulitan Tidur
Seseorang dengan depresi mungkin mengalami insomnia atau kesulitan tidur. Hal ini dapat membuat mereka merasa lelah dan sulit mengatur kesehatan fisik dan mental. Dokter mengaitkan kurang tidur dengan sejumlah masalah kesehatan. Demikian pula, penelitian telah berkorelasi bahwa kurang tidur jangka panjang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, diabetes, masalah terkait berat badan, dan beberapa jenis kanker .
8. Masalah Pencernaan
Orang dengan depresi sering melaporkan bahwa mereka memiliki masalah perut atau masalah pencernaan lainnya, seperti diare, muntah, mual, dan sembelit . Beberapa penderita depresi juga memiliki kondisi kronis seperti IBS.
Sumber: Medicalnewstoday