SUKABUMIUPDATE.com - Indonesia mulai disambangi musim hujan, alhasil intensitas curah hujan mulai meningkat.
Curah hujan yang meningkat ini menyebabkan jumlah air di permukaan Bumi meningkat. Air hujan pun digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan.
Meski begitu, apakah air hujan layak untuk dikonsumsi secara langsung atau melalui pengolahan sederhana oleh masyarakat?
Dilansir dari livescience.com, berikut ini penjelasan terkait tingkat kelayakan konsumsi air hujan.
Amankah mengumpulkan dan meminum air hujan?
Air hujan mengandung sejumlah kontaminan seperti bakteri, virus, parasit, debu, polutan udara dan zat kimia lainnya.
Jika menampung air hujan yang mengalir dari atap rumah, kemungkinan mengandung kotoran hewan, endapan polusi udara, serta sebagian kecil partikel dari bahan atap rumah.
Jika air hujan ditampung pada tempat yang terbuka, memungkinkan adanya serangga dan bahan organik lain yang membusuk.
Oleh karenanya, tidak disarankan mengumpulkan dan menggunakan air hujan untuk minum. Namun, bisa digunakan untuk keperluan lain seperti menyiram tanaman.
Namun perlu dicatat, bilamana suatu wilayah dianggap rendah polusi dan kontaminan udara, maka air hujan bisa saja digunakan untuk konsumsi manusia.
Baca Juga: Ngeri! Ini 4 Dampak Buruk Hujan Asam, Jangan Dianggap Sepele
Meski begitu sebagai langkah amannya, perlu adanya tindakan sterilisasi air hujan dengan berbagai pengolahan hingga air hujan benar-benar layak konsumsi.
Berdasarkan sebuah penelitian pada Agustus 2022, air hujan saat ini mengandung PFAS (Per and Polyfluorinated Alkyl Substances) yang bersifat beracun jika melebihi ambang batas beracun.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa air hujan harus diolah terlebih dahulu hingga benar-benar bisa diminum.
Proses pengolahan air ini sendiri tidak bisa asal dilakukan, karena melibatkan berbagai proses seperti pengendapan, netralisasi menggunakan bahan kimia tertentu dan perebusan.
Namun, para ilmuwan berpendapat bahwa sekalipun air hujan telah diolah dengan baik, masih belum ada jaminan kontaminasi PFAS hilang.
PFAS sering kali masih ditemukan dalam jumlah rendah pada air keran atau botol, namun itu masih dalam ambang batas wajar konsumsi.
Maka dapat disimpulkan, bahwa air hujan harus diolah sedemikian rupa hingga konsentrasi kontaminan di dalam air sangat rendah dan layak konsumsi.
Sumber: livescience.com