SUKABUMIUPDATE.com - Gangguan spektrum autisme ditandai dengan kriteria tertentu, biasanya berkisar dari sangat parah, hingga sangat ringan. Ini adalah kelainan saraf yang biasanya terdeteksi pada usia 3 tahun, dan sering kali muncul dengan gangguan perkembangan yang luas, termasuk dalam bidang interaksi sosial dan komunikasi.
Rutinitas juga cenderung sangat penting bagi mereka. Anak autis mungkin rentan terhadap kelebihan sensorik, yang terkadang dapat mengakibatkan tindakan agresif. Inilah sebabnya mengapa banyak orang tua yang memiliki anak autis menghindari aktivitas seperti perjalanan, yang dapat memberikan rangsangan berlebihan bagi anak autis. Untungnya, ada tips liburan untuk anak autis yang bisa dipelajari oleh orang tua, sehingga perjalanan keluarga sangat mungkin dilakukan.
Tips traveling untuk keluarga dengan anak spektrum autisme
1. Kelola Rutinitas Keluarga Anda Sebelumnya
Prediktabilitas penting dalam kehidupan anak autis, dan karena itu, salah satu hal pertama yang perlu ditentukan orang tua sebelum bepergian adalah rutinitas mana saja yang boleh mereka bawa ke luar negeri. Ini mungkin berupa menu sarapan yang tidak dapat dinegosiasikan, mainan yang mereka sayangi, atau rutinitas malam hari.
Jika tidak, teman atau anggota keluarga lain dapat ikut membantu dengan hal-hal seperti memberi tahu maskapai penerbangan tentang kebutuhan khusus anak Anda sebelum naik pesawat dan bantuan tambahan jika diperlukan.
Selain resor, ada beberapa maskapai penerbangan, taman hiburan, dan restoran yang menyediakan layanan bagi anak autis.
2. Pastikan Anak-anak Dapat Diidentifikasi Jika Tersesat
Mungkin sulit bahkan bagi orang tua yang memiliki satu anak untuk mengendalikan mereka saat bepergian. Keluarga dengan banyak anak atau keluarga dengan anak berkebutuhan khusus akan mengalami hal ini lebih sulit lagi. Untuk dipindahkan dari 'Titik A' ke 'Titik B' dengan aman, para ahli merekomendasikan untuk memastikan bahwa semua anak dapat diidentifikasi oleh orang lain, untuk berjaga-jaga jika mereka tersesat.
Pilihannya termasuk meminta mereka mengenakan gelang atau kalung medis yang berisi informasi kontak selama perjalanan. Untuk anak-anak dengan masalah sensori yang tidak memungkinkan mereka memakai perhiasan dengan nyaman, cobalah mendapatkan tanda pengenal yang bisa diikatkan ke tali sepatu, atau bahkan ritsleting.
3. Gunakan Cerita Sosial, Permainan Peran dan Media untuk Menggambarkan Kesulitan
Kunci sukses perjalanan bersama anak autis adalah persiapan dengan cara apa pun yang anda bisa, dan pastikan mereka mengetahui apa yang akan terjadi. Beberapa cara hebat untuk melakukan hal ini adalah dengan membuat ilustrasi, menonton video, atau bahkan bermain peran. ini dapat membantu anak-anak memahami apa saja termasuk dalam perjalanan.
Anak-anak autis mendapat manfaat dari permainan peran karena dapat membantu mereka terbiasa dengan situasi baru seperti perjalanan. Permainan peran dapat membantu belajar mengelola kekecewaan, kemarahan, dan bahkan ekspektasi.
Baca Juga: Kaitan Antara Autis Pada Anak dan Masalah Tidur, Simak Yuk Bunda!
4. Luangkan Waktu Untuk Istirahat
Istirahat penting bagi setiap wisatawan, terlebih lagi bagi anak autis. Gunakan jadwal mereka guna menentukan waktu terbaik untuk tinggal dan bersantai saat berlibur. Beristirahatlah di antara berbagai hal yang Anda lakukan, terutama jika anak cenderung mengalami kecemasan karena terlalu banyak rangsangan.
5. Cari Tahu Bandara, Resor, dan Tempat Menarik Lainnya
Mengetahui apa yang akan terjadi selama perjalanan sangat penting bagi orang tua dan anak autis. Bagi orang tua, hal ini merupakan suatu keharusan untuk dapat merencanakan perjalanan yang nyaman bagi anaknya, mulai dari pengalaman di bandara, hingga ke resor dan kembali ke rumah.
Ada beberapa bandara yang menawarkan trial boarding untuk anak autis dan berkebutuhan khusus. Bandara lain melayani orang-orang berkebutuhan khusus dengan prioritas boarding.
6. Gunakan Cara Yang Inklusif Untuk Anak Autis Mendapatkan Bantuan
Meski tampak seperti mimpi, terdapat resor yang melayani anak-anak autis dan kebutuhan khusus lainnya. Artinya Anda dapat menikmati liburan keluarga bersama anak-anak dimana kebutuhan semua orang akan terpenuhi.
Hal terbaik tentang liburan all-inclusive seperti ini adalah orang tua juga mendapat istirahat. Anda tidak perlu khawatir apakah anak berada di tangan yang tepat. Karena tim penitipan anak dilatih dalam berbagai bidang termasuk kesadaran sensorik, keterampilan motorik, gambaran umum autisme, program pengembangan, keterampilan sosial, komunikasi, lingkungan, kesadaran emosional, dan ragu-ragu.
7. Bicarakan Tentang Perjalanan Pulang
Sama seperti Anda merencanakan dengan cermat dan memberi tahu anak Anda bahwa kita akan pergi ke tempat baru. Gunakan strategi yang sama sebelum perjalanan pulang. Anda mungkin pernah berpikir untuk pulang ke rumah setelah liburan selesai, namun hal ini mungkin belum sepenuhnya terealisasi mengingat besarnya pengalaman yang Anda dapatkan.
Secara keseluruhan, penting bagi anak untuk mengetahui bahwa Anda semua sebenarnya akan kembali ke rumah. Hal ini membantu jika mereka merindukan kampung halaman, atau memberi mereka peringatan jika mereka akhirnya menetap di tempat sementara yang baru.
8. Kemas Barang Aktivitas dan barang Darurat
Barang aktivitas akan berguna bagi orang tua yang memiliki anak-anak dari segala usia untuk membawa barang-barang yang dapat membuat anak-anak mereka sibuk saat bepergian. Ini mencakup hal-hal seperti headphone (termasuk headphone peredam bising), tablet (terisi penuh) dengan pengisi daya, buku aktivitas kerja, musik, dan hal-hal lain yang disukai anak Anda. Dan hal ini dapat mengatur suasana untuk bersenang-senang jauh dari rumah.
9. Ketahui Apa Saja Yang Disukai dan Tidak Oleh Anak
Saat merencanakan liburan untuk seluruh keluarga, renungkan kebutuhan setiap orang sehingga semua orang dapat melakukan hal-hal yang mereka sukai, sambil mempertimbangkan kebutuhan khusus anak Anda. Meskipun tidak mungkin untuk mengisolasi anak dari semua penyebab stres, namun ada beberapa cara untuk mengurangi dampaknya sehingga dapat memanfaatkan liburan dengan sebaik-baiknya.
10. Merencanakan Hal Yang Tidak Terduga
Meskipun mungkin terlalu fokus dalam mempersiapkan diri, pastikan jadwal Anda tidak terlalu kaku. Berikan ruang untuk hal-hal tak terduga yang sering terjadi dalam perjalanan. Bersikaplah kreatif dalam keseluruhan proses, dan jika rencana berubah, tetaplah tenang, meskipun anak Anda sedikit bingung.
Libatkan anak dalam permainan yang menyenangkan dan spontan untuk mengalihkan perhatian mereka jika keadaan mulai memburuk. Buat mereka tetap terlibat, sebisa mungkin dan jangan lupa untuk memperlambat dan menikmati pengalamannya.
11. Catat Hal-hal Apa Saja Yang Berhasil dan Mana Yang Tidak
Ketika pertama kali pergi berlibur dengan anak autis, pasti akan selalu ada uji coba untuk orang tua. Jadi jangan berharap terlalu tinggi. Catat hal-hal apa saja yang berhasil dilakukan, dan apa yang tidak. kumpulkan pemikiran tentang apa yang mungkin lebih baik di lain waktu, karena ya, akan ada waktu berlibur berikutnya.
Bersabarlah dan ketahuilah bahwa lain kali, Anda akan dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menjalani pengalaman perjalanan keluarga bersama orang-orang yang paling Anda cintai.
12. Lihat Foto-foto Bersama Setelah Liburan
Hidupkan kembali pengalaman liburan bersama anak setelah Anda kembali ke rumah dengan melihat-lihat dan mengatur foto bersama. Ini adalah salah satu cara yang bagus untuk membantu melatih keterampilan mereka dalam narasi dan merangkum seluruh pengalaman dengan cara yang pasti akan mereka hargai di tahun-tahun mendatang.