SUKABUMIUPDATE.com - Autisme merupakan gangguan perkembangan yang terjadi pada anak, sehingga menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasinya terganggu. Anak dengan gangguan autis dapat berperilaku khas seperti mudah marah, mudah tertawa, mudah menangis tanpa alasan yang jelas.
Selain itu, autisme juga dapat berdampak pada anak-anak dalam berbagai cara. Salah satu gejalanya adalah kesulitan dalam memahami dan mengekspresikan emosi dengan tepat.
Dan hal ini dapat menimbulkan respon emosional yang tidak biasa, seperti tawa yang tidak terkendali sebagai respon terhadap peristiwa yang mungkin tidak dianggap lucu.
Apakah itu menandakan kebahagiaan?
Sangat penting untuk diperhatikan bahwa tawa yang tidak terkendali pada anak autis tidak selalu merupakan indikator kebahagiaan atau hiburan. Anak autis mungkin kesulitan memahami dan mengekspresikan emosi dengan tepat, sehingga menimbulkan respons emosional yang tidak biasa.
Dalam beberapa kasus, anak autis mungkin tertawa tak terkendali sebagai respons terhadap kecemasan, stres, atau kebingungan. Berikut beberapa penyebab anak autis tertawa tanpa terkendali:
Baca Juga: 6 Tips Cara Berkomunikasi dengan Anak Autis Non-Verbal, Yuk Terapkan
1. Rangsangan Eksternal
Anak autis mungkin mengalami kelebihan sensorik yang dapat memicu tawa yang tidak terkendali. Seorang anak dengan autisme dapat menjadi hipersensitif terhadap rangsangan sensorik, seperti suara, sentuhan, maupun cahaya. Ketika anak autis terkena rangsangan ini, otak mereka mungkin menjadi kewalahan, sehingga menyebabkan serangkaian perilaku yang tidak biasa, termasuk tertawa yang tidak terkendali.
2. Faktor Komunikasi
Anak-anak autis mungkin kesulitan menafsirkan dan memahami isyarat sosial, sehingga dapat menyebabkan tawa yang tidak pantas. Misalnya, mereka tidak memahami konteks situasi atau percakapan, sehingga menimbulkan respon emosional yang tidak tepat. Dalam praktiknya, hal ini berarti anak autis mungkin tertawa tak terkendali selama percakapan serius karena mereka tidak memahami gawatnya situasi.
3. Stimulasi Diri
Anak autis mungkin tertawa berlebihan sebagai bentuk stimulasi diri. Selain itu, anak dengan gangguan autis mungkin melakukan perilaku berulang, seperti mengepakkan tangan atau mengayun, sebagai cara untuk merangsang diri sendiri. Tertawa yang tidak terkendali juga dapat menjadi bentuk stimulasi diri, memberikan umpan balik sensorik yang menyenangkan dan menenangkan.
Baca Juga: 5 Tips Mencegah Gangguan Autis pada Anak, Salah Satunya saat Kehamilan
Anak autis mungkin sering tertawa tak terkendali karena berbagai faktor. Ini termasuk kesulitan dalam memahami dan mengekspresikan emosi dengan tepat, sensorik yang berlebihan, kesulitan dalam menafsirkan isyarat sosial, dan stimulasi diri.
Maka dari itu, penting untuk memahami faktor-faktor ini untuk memberikan dukungan dan perawatan yang tepat bagi anak autis. Dengan memahami kebutuhan unik anak autis, kita dapat membantu mereka mengelola emosi dan perilakunya secara efektif.
Sumber: Autism Parents