SUKABUMIUPDATE.com - Istilah "keluarga broken home" sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana hubungan pernikahan atau hubungan orang tua tidak utuh atau mengalami kegagalan.
Biasanya, keluarga broken home disebabkan oleh perceraian, perpisahan, atau ketidakharmonisan yang signifikan dalam keluarga.
Mayoritas keluarga broken terlihat dari keharmonisan rumah tangga dan perilaku anak broken home yang dicap "anak nakal". Namun nyatanya tidak semua seperti itu, ada ciri-ciri keluarga broken home yang bisa dikenali.
Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Anak Broken Home, Ada Masalah Emosional!
Merangkum dari berbagai sumber, berikut sederet ciri keluarga broken home:
Ciri-Ciri Keluarga Broken Home
1. Perceraian atau Perpisahan Orang Tua
Biasanya, salah satu ciri keluarga broken home adalah perceraian atau perpisahan orang tua, yang mengakibatkan mereka hidup terpisah. Bahkan, anak broken home cenderung bersikap nakal ketika tumbuh dari orang tua yang bercerai.
2. Hubungan Orang Tua Tidak Harmonis
Meski tidak ada perceraian resmi, tetapi ada ketidakharmonisan yang terus-menerus antara orang tua, dapat menciptakan ketidakstabilan dan rasa tidak aman dalam rumah tangga.
Baca Juga: 6 Ciri Anak Perempuan Depresi Karena Kurang Kasih Sayang Ayah
Suasana rumah tangga tidak harmonis juga termasuk ciri keluarga broken home yang dapat membentuk "anak broken home" yang dicap nakal.
3. Kondisi Emosional yang Sulit bagi Anak
Anak-anak broken home mungkin terpengaruh secara emosional oleh ketidakharmonisan atau ketegangan antara orang tua.
Anak yang broken home mungkin mengalami kecemasan, kebingungan, atau stres yang berhubungan dengan situasi keluarga.
4. Perubahan Perilaku Anak
Anak-anak dari keluarga broken home mungkin menunjukkan perubahan perilaku seperti agresi, penarikan diri, penurunan prestasi akademis, atau gangguan tidur.
Baca Juga: 14 Ciri Anak Depresi Karena Kurang Kasih Sayang Orang Tua
Hati-hati ya para guru di sekolah, ketika terjadi perubahan perilaku signifikan bisa jadi murid tersebut termasuk anak broken home.
5. Dukungan Keluarga yang Utuh
Dalam beberapa kasus, keluarga broken home dapat berdampak pada kurangnya dukungan keluarga yang utuh bagi anak-anak. Kondisi broken home ini terbentuk karena orang tua terpisah atau terlibat dalam konflik yang berkelanjutan.
6. Sulit Menghadapi Perubahan
Anak-anak broken home mungkin menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan gaya hidup dan dinamika keluarga setelah perpisahan orang tua.
7. Isolasi Sosial atau Kecenderungan Perilaku yang Negatif
Beberapa anak broken home mungkin cenderung mengalami isolasi sosial atau berperilaku negatif karena dampak situasi keluarga mereka.
Baca Juga: 7 Ciri Orang yang Stres Finansial, Apa Kamu Mengalaminya?
Menjadi penting untuk diingat bahwa setiap situasi keluarga broken home, atau yang mengalami perceraian atau perpisahan memiliki dinamika dan pengalaman yang unik.
Tidak semua keluarga yang mengalami perceraian dapat dikategorikan sebagai "broken home" karena pengalaman setiap individu dalam situasi tersebut bisa sangat berbeda.
Dalam banyak kasus, dukungan emosional, perhatian, dan bantuan dari orang dewasa, terapis, konselor, dan lingkungan sosial yang positif dapat membantu anak-anak broken home.
Anak yang broken home disini adalah mereka yang mengalami konflik keluarga, sulit untuk menyesuaikan diri dan mengatasi dampak psikologis dari perubahan yang terjadi dalam keluarga broken home.
Sumber: Berbagai Sumber.