SUKABUMIUPDATE.com - Tidak dapat dipungkiri bahwa penderita ADHD memiliki tantangan tersendiri untuk membuat hubungan awet dan sehat ketika menjalin sebuah hubungan.
Seperti yang kita ketahui, Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD merupakan sebuah gangguan mental yang membuat penderitanya sulit memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Meskipun demikian, ADHD sering kali tidak terdiagnosis, terutama pada orang dewasa.
Ciri-ciri ADHD pada orang dewasa sering kali meliputi:
- kesulitan menyelesaikan tugas-tugas penting tepat waktu
- kesulitan berkonsentrasi
- kecenderungan untuk mudah teralihkan perhatiannya
- menjadi begitu asyik dalam sesuatu sehingga seluruh dunia menghilang
- kesulitan untuk tetap terorganisir atau termotivasi
- perubahan suasana hati yang cepat
- perilaku impulsif
- ketidakhadiran atau kelupaan
- kegelisahan, yang mungkin tampak seperti energi ekstrem
- kelelahan dan masalah tidur lainnya
Baca Juga: ADHD dan Depresi, Apakah Ada Kaitannya?
Beberapa gejala di atas dapat menyebabkan konflik antara pasangan kekasih, karena dapat menimbulkan kesalahpahaman. Jika ingin hubungan langgeng dengan pasangan yang memiliki gejala ADHD, maka intip beberapa tips dibawah ini dan terapkan di kehidupan nyata:
Berikut 6 Tips menjalin hubungan dengan orang yang mengidap ADHD supaya lebih sehat dan langgeng:
1. Dorong Mereka untuk Konsultasi dengan Terapis
Jika pasanganmu belum menerima diagnosis bahwa dia mengidap ADHD, tetapi memiliki emosi yang tidak terkendali, pelupa, hingga impulsif, tidak ada salahnya ajak dia ke dokter yang khusus menangani masalah mental. Seorang terapis profesional akan memeriksa lebih lanjut tentang :
- pelajari lebih lanjut tentang ADHD
- mengeksplorasi bagaimana gejala ADHD mempengaruhi kehidupan dan hubungan mereka
-mempelajari keterampilan dan strategi mengatasi untuk mengelola gejala ADHS dengan lebih baik
- melatih keterampilan komunikasi
- mengatasi kecemasan dan kondisi lain yang terjadi bersamaan
- mengeksplorasi pilihan pengobatan
Tidak semua orang merasa nyaman dengan pengobatan terapi. Jika pasangan Anda terlihat ragu-ragu, jelaskan padanya dengan lembut bagaimana terapi dapat membantu hubungan yang sedang dijalani. Namun tetap jangan memaksa, karena pilihan tetap ada di tangan mereka sendiri.
2. Ingatkan Bahwa Anda Pasangannya, Bukan Orangtua
Hubungan merupakan sebuah tim. Cobalah memberikan dorongan daripada frustasi dan jengkel (seperti, “Kamu lupa lagi ?”), menceramahi, mengkritik, atau melakukan segalanya sendiri untuk menyelesaikannya “dengan benar”.
Hindari: “Saya tidak percaya kamu belum menyelesaikannya! Kita sepakat bahwa kita akan menyelesaikan semua pekerjaan hari ini. Anda bisa menyelesaikannya jika Anda berhenti melamun. Kurasa aku akan mengurusnya sekarang.”
Sebaliknya, cobalah: “Mari melakukan pekerjaan dengan baik hari ini! Kita menyelesaikan hampir semua yang ada di daftar . Aku benar-benar ingin menikmati waktu istirahat kita, jadi mengapa kita tidak bangun pagi-pagi untuk menyelesaikan beberapa waktu terakhir bersama-sama?”
Baca Juga: 7 Sisi Positif Luar Biasa Anak ADHD, Yuk Simak
3. Tekankan Kekuatan Mereka
Jika pasangan kamu menderita ADHD, membagi tugas mungkin memerlukan sedikit pemikiran ekstra, karena penderita ADHD mungkin memiliki kekuatan yang berbeda.
Mereka mungkin seorang juru masak yang hebat dan kreatif, tetapi kesulitan menyiapkan makan malam tepat waktu. Atau mungkin mereka senang berbelanja, tetapi sulit mengingat detail spesifiknya, seperti merek saus tomat yang Anda suka.
Dalam hal ini, mungkin Anda akan berkata dengan lembut, “Aku menantikan masakanmu malam ini. Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk membantumu memulai?” Atau mungkin kamu bisa membantu mengisi detail tambahan di daftar belanjaan.
Mengenali bidang keahlian masing-masing dapat membantu berbagi tugas dengan lebih efektif dan menghargai keterampilan unik masing-masing.
4. Melatih Kesabaran
ADHD merupakan suatu kondisi kesehatan mental. Dan pasanganmu tidak memilih untuk memilikinya. Perilaku mereka mencerminkan gejala ADHD, dan bukan keinginan yang disengaja untuk mengganggu atau membuat kamu sengsara.
Maka dari itu, jika memiliki pasangan dengan gangguan ADHD maka dibutuhkan kesabaran yang sangat besar ketika menghadapi tingkah dan sikapnya yang penuh dengan kejutan di setiap harinya.
5. Komunikasi yang Baik
Kesalahpahaman dan miskomunikasi dapat menimbulkan masalah dalam hubungan apapun, namun kesulitan komunikasi biasanya akan muncul dalam hubungan yang terkena dampak ADHD.
Kurangnya komunikasi yang jelas dapat mempersulit pemahaman, serta sudut pandang satu sama lain, sehingga selalu menimbulkan konflik.
Misalnya, Lupa dengan jadwal kencan bisa membuat kamu merasa diabaikan. Jika dia terlihat tidak tertarik atau tidak memperhatikan ketika kamu berbicara dengannya, mungkin kamu akan berasumsi bahwa dia tidak peduli dengan apa yang kamu katakan. Namun hal ini tetap perlu dibicarakan agar kamu dengan pasangan saling memahami satu sama lain.
Jika kamu langsung menunjukkan perilaku yang bersifat menuduh seperti, “Kamu tidak pernah…” atau “Kamu selalu…” mereka cenderung akan merespons secara defensif. Dan hal ini dapat memicu perselisihan dan perpecahan lebih lanjut.
6. Menemukan Solusi dari Masalah
Salah satu resiko yang didapat dari memiliki pasangan pengidap ADHD adalah masalah bertubi-tubi. Mulai dari masalah sepele hingga masalah berat.
Namun tetap saja jika sebuah masalah dibiarkan, lama kelamaan akan semakin menumpuk, dan akan sulit mencari jalan keluar. Cobalah untuk mengalah, dan membiarkan semuanya baik-baik, merangkul pasangan kamu yang mengidap ADHD supaya hubungan menjadi lebih langgeng dan sehat.
Itulah beberapa cara menjalin hubungan dengan pengidap ADHD. Jangan pernah menyalahkan pasangan ketika kamu tahu mereka memiliki kelainan mental, namun rangkul serta dukung pasangan mu.
Sumber: healthline