SUKABUMIUPDATE.com - Agama Islam menyimpan banyak sekali kisa-kisah inspiratif yang bisa dijadikan teladan dan pelajaran bagi umat Muslim. Tak hanya kisah para nabi saja, ada berbagai cerita yang dapat membuat kita menjadi pribadi yang baik dan mendekatkan kita kepada Allah SWT.
Seperti salah satu kisah menarik berikut ini yang menceritakan seorang ahli maksiat yang jenazahnya dishalatkan oleh Wali Allah. Kisah ini ditulis oleh Imam Al-Ghazali dalam karya terkenalnya yakni Kitab Ihya Ulumiddin.
Menghimpun via NU Online, alkisah seorang ahli maksiat yang dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai sampah masyarakat. Pria ini kesehariannya disibukkan dengan mabuk-mabukan dan aktivitas di tempat hiburan (pelacuran).
Baca Juga: 11 Ciri Seseorang Memiliki Luka Batin, Apa Kamu Mengalaminya Juga?
Kemudian di suatu hari, seorang ahli maksiat ini tenggelam dalam dosa ini meninggal dunia. Tak ada satupun anggota keluarganya dan juga masyarakat sekitar yang simpati kepada jenazah laki-laki setengah baya yang tinggal di sudut Kota Bashrah tersebut.
Bahkan, istri almarhum sendiri tidak menemukan anggota masyarakat yang berkenan untuk membantu jenazah suaminya itu. Saking ahli maksiat suaminya itu, sampai-sampai tetangganya tidak ada yang mengenalnya.
Alhasil, sang istri terpaksa membayar dua orang untuk memikul keranda almarhum suaminya ke mushala. Saat tiba di mushala istrinya tak menemukan satupun orang yang berkenan menshalatkan jenazah suaminya.
Baca Juga: 10 Ciri Orang yang Kelelahan Mental, Apa Kamu Merasakannya Juga?
Istri almarhum ahli maksiat itu kemudian memutuskan untuk melanjutkan proses pengurusan jenazah. Ia lalu membawa jenazah almarhum suaminya ke padang pasir terbuka guna untuk dimakamkan.
Alangkah terkejutnya sang istri, ia melihat seseorang yang seakan tengah menunggu lama jenazah suaminya itu untuk menshalatkannya.
Seseorang yang telah menunggu itu ternyata sosok orang zuhud yang uzlah di sebuah tepi kota. Orang tersebut sudah terkenal dengan kewaliannya di kalangan penduduk.
Baca Juga: 12 Ciri Orang Mengalami Gangguan Kepribadian, Apa Kamu Salah Satunya?
Tak berselang lama, tersiarlah kabar di tengah masyarakat Kota Bashrah jika orang yang terkenal sebagai Wali Allah, rela menuruni bukit demi menshalatkan jenazah fulan yang dikenal ahli maksiat.
Masyarakat Bashrah pun terheran-heran dan berbondong-bondong merapat ke lokasi pemakaman sang ahli maksiat itu. Mereka semua berbaris di belakang ulama kharismatik yang dikenal sebagai Wali Allah itu.
Masyarakat yang terheran-heran itu kemudian bertanya kepada ulama kharismatik tersebut.
Baca Juga: 9 Gejala ADHD Pada Anak yang Wajib Dikenali Oleh Orang Tua, Yuk Simak!
Wali Allah tersebut kemudian menjawab:
“Dalam mimpi aku mendengar suara langit, ‘Turunlah, temui jenazah fulan. Kamu akan melihat jenazah yang tidak diiringi siapapun kecuali istrinya. Shalatkanlah jenazahnya karena sungguh ia telah diampuni.’”
Mendengar jawaban dari ulama kharismatik yang rela turun bukit demi menshalatkan ahli maksiat, masyarakat Bashrah pun makin takjub dan heran. Akan tetapi, sang Wali Allah ini masih belum mengerti persis alasan mengapa jenazah laki-laki ahli maksiat ini di ampuni oleh Allah SWT.
Baca Juga: 10 Ciri Orang yang Pura-pura Bahagia Demi Menutupi Masalah Hidupnya
Wali Allah itu kemudian memanggil istri fulan untuk meminta keterangan mengenai amalan apa saja yang dilakukan oleh almarhum suaminya tersebut.
Istri almarhum lalu memulai cerita semasa hidup suaminya itu yang dikenal sering menyibukkan diri di tempat hiburan dan mabuk-mabukkan setiap harinya.
“Coba kamu perhatikan, kebaikan kecil apa yang pernah dilakukan almarhum suamimu?” tanya ulama kharismatik. Sementara itu masyarakat terlihat memperhatikan dengan khidmat jawaban dari istri almarhum.
Baca Juga: Berkat Singkirkan Duri di Jalanan, Orang Ini Akhirnya Masuk Surga
“Baik, ada tiga hal yang kuingat,” ucap istri almarhum.
Pertama, setiap kali tersadar dari mabuknya di waktu shubuh, almarhum suaminya itu segera mengganti pakaian, berwudhu, dan bergegas menuju masjid untuk shalat shubuh berjamaah.
Lalu, setelah selesai shalat shubuh berjamaah, almarhum suaminya itu lantas kembali ke tempat hiburan langganannya dan terbenam dalam dosa.
Baca Juga: 11 Kebiasaan Orang Sukses di Malam Hari yang Wajib Ditiru, Yuk Lakukan
Kedua, rumah almarhum tak pernah sepi dan selalu didatangi oleh satu atau dua anak yatim yang disantuni. Bahkan, kebaikan yang dilakukan oleh almarhum kepada anak yatim melebihi ke anaknya sendiri.
Ketiga, saat almarhum sadar di tengah mabuknya di gelapnya malam, terkadang ia menangis dalam penyesalan. Almarhum kemudian bermunajat:
“Wahai Tuhan pemilik sudut-sudut neraka Jahanam. Apakah Engkau akan memenuhi sudut-sudut Jahanam itu dengan raga yang hina ini (maksudnya dirinya).”
Baca Juga: 11 Ciri-ciri Orang Stres Karena Tekanan Hidup, Kamu Salah Satunya?
Mendengar cerita dari istri almarhum, lantas Wali Allah tersebut menunggu pemakaman hingga selesai sebelum ia kembali ke atas bukit di tepi Kota Bashrah. Keterangan dari istri almarhum itu menghilangkan keheranan yang sebelumnya hinggap pada diri ulama Kharismatik itu dan masyarakat Kota Bashrah.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah agar kita senantiasa tidak memandang baik dan buruknya seseorang di masyarakat. Kita sebagai umat Muslim tidak boleh meremehkan kebaikan sekecil apapun dalam agama Islam.