SUKABUMIUPDATE.com - ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang dapat menyebabkan kesulitan perhatian, impulsif, dan hiperaktif. Kecemasan adalah emosi alami, namun bisa menjadi masalah jika seorang anak sering atau terus-menerus mengalami kecemasan.
Kecemasan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk fokus dan melaksanakan tugas. ADHD dan gangguan kecemasan pada anak mungkin akan sulit untuk diidentifikasi karena gejalanya yang tumpah tindih atau mirip.
Selain itu, ADHD juga bisa menutupi gejala kecemasan itu sendiri. Maka sangat diperlukan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan apakah si kecil memiliki gangguan ADHD atau hanya mengalami kecemasan.
Baca Juga: 12 Ciri Orang Mengalami Gangguan Kepribadian, Apa Kamu Salah Satunya?
Apa Itu ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan suatu kondisi mental yang sering dimulai pada masa kanak-kanak, dan dapat berlanjut hingga dewasa. Dan kondisi ini mempengaruhi kemampuan anak dalam berkonsentrasi, bersosialisasi, hingga kesulitan dalam belajar.
Gejala ADHD memiliki 3 tipe yakni dominan lalai, dominan hiperaktif, dan tipe gabungan lalai dan hiperaktif. Tipe ini dapat berubah ubah sepanjang hidup penderitanya, gejalanya meliputi :
- Kurang perhatian atau fokus
- Hiperaktif
- Gelisah dan tidak bisa duduk diam di kelas
- Kesulitan mengatur dan menyelesaikan tugas
- Kurangnya kontrol impuls
- Menyela orang lain
- Kesulitan menunggu giliran
Baca Juga: 10 Cara Mengobati Luka Batin Masa Lalu yang Masih Membekas Hingga Dewasa
Apa Itu Kecemasan?
Gangguan kecemasan merupakan kondisi kesehatan mental yang sangat serius dan bertahan lama. Karena kecemasan adalah lebih dari sekedar perasaan cemas yang datang sesekali. Hal ini dapat membuat si kecil merasa tidak nyaman, tertekan, bahkan sangat ketakutan walaupun dalam kondisi tidak ada bahaya sama sekali.
Kecemasan dapat terjadi dengan sendirinya, atau ketika si kecil memiliki gejala kondisi mental lainnya, seperti:
- Fobia
- Gangguan panik
- Gangguan Obsesif-kompulsif (OCD)
- Gangguan stres pasca trauma (PTSD) atau PTSD kompleks
- Hipokondria
- Mudah tersinggung
- Mudah lelah
Baca Juga: 11 Ciri Seseorang Memiliki Luka Batin, Apa Kamu Mengalaminya Juga?
Gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak lebih melibatkan konsentrasi dan fokus, namun pada kecemasan lebih melibatkan rasa gugup dan ketakutan.
Anak-anak dengan ADHD dan kecemasan, mungkin memiliki gejala yang hampir mirip namun disebabkan dengan alasan yang berbeda.
Berikut perbedaan gejala yang dialami :
ADHD:
- Sulit berkonsentrasi atau fokus untuk waktu yang lama
- Kesulitan menyelesaikan tugas
- Pelupa
- Suka mengganggu
- Sering gelisah
- Tidak sabaran, seperti tidak suka mengantri
- Sulit mendengarkan / mengikuti instruksi
- Gangguan pola tidur / insomnia
- Hiperaktif
Baca Juga: ADHD dan Tantrum Pada Anak, Apakah Ada Kaitannya? Yuk Kenali
Kecemasan:
- Sulit berkonsentrasi atau fokus
- Gelisah
- Gejala panik seperti detak jantung cepat, nafas terengah-engah, dan berkeringat
- Perasaan khawatir dan gugup yang berlebihan
- Mudah marah
- Takut tanpa alasan
- Insomnia
- Sakit kepala dan sakit perut
Sebagai contoh, seorang anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan fokus untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) karena gangguan di sekitar, atau bahkan si kecil kesulitan berkonsentrasi sepanjang waktu.
Di sisi lain, anak dengan gangguan kecemasan juga tidak akan fokus dan sulit berkonsentrasi karena ada situasi yang menyebabkan ia merasa cemas.
Attention Deficit Hyperactivity (ADHD) dan gangguan kecemasan umumnya dapat menyebabkan si kecil anak memiliki gejala atau masalah mental yang sama, sehingga akan sulit untuk mengetahui kondisi yang mungkin mereka alami.
Baca Juga: 9 Gejala ADHD Pada Anak yang Wajib Dikenali Oleh Orang Tua, Yuk Simak!
Apalagi jika seorang anak memiliki gejala keduanya, mungkin hal ini lebih menakutkan.
Karena gangguan kecemasan dapat mempersulit penderita ADHD untuk berkonsentrasi hingga menyelesaikan tugas.