SUKABUMIUPDATE.com - Autisme merupakan gangguan perkembangan yang muncul pada anak usia dini, yang membuat penderitanya kesulitan berinteraksi, berkomunikasi, bahkan berperilaku seperti pada umumnya.
Kelainan ini bisa terdeteksi sedari bayi, atau bahkan ketika anak memasuki usia pertama masa kanak-kanak mereka. Orangtua dapat mempelajari semua hal tentang gangguan autisme mulai dari penyebab hingga cara mengatasi kelainan ASD, supaya mengurangi rasa cemas, takut dan kebingungan.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa 1 dari 160 anak di seluruh dunia mengalami gangguan autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD). Lalu kemudian, definisi autisme diperluas menjadi Gangguan Spektrum Autisme ( GSA )yang mencakup beberapa gangguan perkembangan otak lainnya, seperti sindrom asperger.
Baca Juga: 11 Jenis Terapi yang Wajib Diterapkan untuk Anak Autisme, Yuk Kenali
Sebagaimana telah dilansir dari situs resmi hellosehat, inilah beberapa faktor penyebab yang berperan dapat meningkatkan risiko autisme pada anak :
1. Faktor Keturunan atau Genetik
Faktor genetik merupakan faktor yang paling mungkin mewariskan kelainan ASD kepada anaknya. Jika kakak nya mengalami ASD, maka kemungkinan besar salah satu adiknya yang lain juga mengalami kelainan ini.
Namun tidak serta merta faktor genetik menjadi hal yang utama, faktor lingkungan pun juga sangat berpengaruh.
Baca Juga: 5 Jenis Autisme Anak yang Wajib Diketahui, Ada Sindrom Asperger!
Faktor genetik yang menjadi penyebab anak autis dikarenakan adanya faktor metabolik dan biokimia yang menyebabkan adanya gangguan pada spektrum autisme.
Kelainan Autisme juga dikaitkan dengan gangguan genetik seperti sindrom fragile x atau sklerosis tuberous. Sindrom Fragile X merupakan kondisi genetik yang dapat menyebabkan masalah perkembangan bahkan kognitif pada anak.
Setiap anak yang mewarisi gen ini umumnya akan mengalami kecemasan, keterlambatan bicara (speech delay), serta perilaku hiperaktif dan impulsif.
Baca Juga: 12 Ciri Orang Mengalami Gangguan Kepribadian, Apa Kamu Salah Satunya?
2. Faktor Lingkungan
Selanjutnya yaitu faktor lingkungan yang menjadi salah satu penyumbang terjadinya autism. Karena faktor penyebab autis tidak hanya dari faktor genetik saja.Namun, obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan juga dapat menjadi pemicunya.
Mengkonsumsi obat yang mengandung valproic dan thalidomide ketika hamil, dapat menyebabkan meningkatnya resiko anak mengidap autisme.
Karena dahulu obat dengan kandungan thalimode digunakan untuk mencegah pembengkakan dan peradangan pada jenis kanker tertentu, mengurangi rasa mual di pagi hari, insomnia, dan kecemasan.
Baca Juga: 9 Gejala ADHD Pada Anak yang Wajib Dikenali Oleh Orang Tua, Yuk Simak!
Selain penggunaan obat, Mayo Klinik menyebabkan polusi udara juga berkontribusi memicu anak didalam janin mengalami autis. Karena bisa saja polusi yang dihirup mengandung bahan kimia.
3. Penyakit atau Kondisi Kesehatan Tertentu
Menurut penelitian para ahli, kondisi kesehatan tertentu juga berkontribusi terjadinya autis pada anak, penyakit itu meliputi
- Down Syndrome : Kelainan genetik bawaan yang menyebabkan penderitanya memiliki kecerdasan yang rendah serta kelainan fisik yang khas.
- Distrofi Otot : Kelainan pada otot yang menyebabkan otot melemah serta kehilangan fungsinya.
- Cerebral Palsy : Masalah saraf yang menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan motorik tubuh.
Baca Juga: 10 Gejala ADHD pada Anak yang Sangat Mudah Dikenali, Yuk Bunda Perhatikan!
4. Bayi Lahir Prematur
Bayi yang lahir lahir prematur sangat rentan mengalami autisme. Kelainan ini kemungkinan terjadi pada bayi yang lahir sebelum memasuki usia kandungan 26 minggu.
Hal ini bisa terjadi akibat adanya infeksi atau komplikasi yang terjadi kepada ibu selama kehamilan.
5. Bayi Lahir Dari Kehamilan Saat Usia Tua
Ibu hamil yang memasuki usia 40 tahun keatas lebih beresiko 51% memiliki anak dengan autisme atau 2 kali lebih besar dibanding ibu yang hamil dengan usia 25 tahun.
Baca Juga: 10 Ciri Autisme Pada Anak yang Wajib Bunda Ketahui Sedari Dini
Karena kemungkinan besar, usia sang ibu akan berpengaruh pada gen yang diwariskan maupun perkembangan otak janin dalam kandungan.
Jika kamu mengalami kehamilan di usia yang tidak muda lagi, lakukan konsultasi secara rutin dengan dokter spesialis untuk memantau perkembangan dan kesehatan janin.
6. Kekurangan dan Kelebihan Asupan Asam Folat
Asam folat merupakan salah satu zat yang sangat dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin, dan perkembangan otak, pembentukan plasenta, mencegah anemia, mencegah keguguran, hingga menurunkan risiko preeklamsia.
Baca Juga: Sulit Disadari, Autis Bisa Jadi Faktor Resiko Anak Speech Delay
Sebaiknya pastikan pada dokter bahwa mengkonsumsi asam folat sudah memenuhi dosis yang dibutuhkan ibu hamil. Karena kekurangan dan kelebihan asam folat aka berpengaruh pada kehamilan.
Penelitian dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menunjukkan bahwa kelebihan kadar folat (4 kali dari jumlah yang direkomendasikan), akan meningkatkan risiko 2 kali lipat anak mengalami ASD.
Namun kekurangan asam folat pada awal kehamilan juga beresiko tinggi anak mengalami ASD ( Autism Spectrum Disorder ).
Baca Juga: 40 Tokoh Sukses di Dunia Pengidap Autis, Albert Einsten dan Bill Gates Termasuk?