SUKABUMIUPDATE.com - Autis Spectrum Disorder atau Autis merupakan kondisi gangguan pada sistem saraf otak yang mempengaruhi perilaku sehari-hari atau neurobehaviour, yang mengakibatkan terhambatnya keterampilan sosial komunikasi.
Gangguan ini biasanya terdiagnosis pada saat usia anak menginjak 3 tahun. Namun tidak dipungkiri, ada beberapa anak yang sudah mengidapnya sedari lahir.
Autis pada anak umumnya ditandai dengan keterlambatan bicara, tidak terlalu tertarik pada sesuatu hal atau orang lain, serta tingkah laku yang berbeda dari anak seusianya.
Baca Juga: 5 Jenis Autisme Anak yang Wajib Diketahui, Ada Sindrom Asperger!
Dilansir dari situs resmi klikdokter, inilah beberapa terapi untuk anak Autis yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup penderitanya :
1. Terapi Fisik atau Fisioterapi
Biasanya, anak yang penyandang autisme akan terganggu tumbuh kembang motoriknya. Bahkan beberapa kasus anak memiliki massa otot yang rendah.
Dengan terapi fisioterapi, dapat membantu anak penyandang autis melatih koordinasi serta kekuatan otot.
Terapi ini harus dilakukan oleh yang sudah bersertifikat atau professional agar terapinya tersusun. Namun orangtua juga bisa sesekali membantunya dirumah dengan senam ringan, peregangan, maupun latihan keseimbangan.
Baca Juga: 4 Perbedaan ADHD dengan Autisme Pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!
2. Terapi Bermain
Anak penyandang autis umumnya memiliki cara bermain yang berbeda dengan anak pada umumnya. Mereka akan cenderung hanya berfokus pada satu bagian mainan saja. Misalnya si kecil sedang bermain boneka, maka ia hanya akan fokus pada tangannya saja. Biasanya mereka tidak ingin bermain dengan anak lain. Nah, dengan terapi bermain ini akan dilatih cara bersosialisasi dan berkomunikasi.
Untuk membantu anak autis, orangtua bisa mengajaknya bermain yang ringa terlebih dahulu, seperti bermain perosotan, ayunan, hingga bermain gelembung sembari aja mereka berkomunikasi di sela-sela bermain.
Karena, anak autis perlu perlu pertolongan ketika akan bermain. Dengan terapi bermain ini, akan melatih anak cara berkomunikasi dan bersosialisasi.
Baca Juga: 10 Ciri Autisme Pada Anak yang Wajib Bunda Ketahui Sedari Dini
3. Terapi Visual
Terapi visual atau PECS (Picture Exchange Communication System) merupakan salah satu terapi untuk anak autis yang dapat membuat anak lebih mudah memahami sesuatu.
Karena biasanya anak penyandang autis adalah pemikir visual, maka dari itu cara belajar menggunakan metode gambar dapat membantu anak.
Misalnya, orang tua atau terapis menunjukan beberapa hewan atau buah, setelah itu sebutkan pada anak salah satu binatang atau buah, dan biarkan mereka menunjukkan manakah binatang atau buah yang disebutkan tadi.
Baca Juga: 12 Ciri Orang Mengalami Gangguan Kepribadian, Apa Kamu Salah Satunya?
4. Terapi Wicara
Gejala lain dari anak penyandang autis ialah kesulitan berbicara, sehingga akan membuat ia tidak bisa mengungkapkan keinginannya maupun memahami orang lain.
Maka dari itu, terapi wicara sangat diperlukan untuk membantu anak penyandang autis. Orang Tua bisa membantunya dirumah dengan cara bernyanyi, ataupun meningkatkan artikulasi bicara dengan melatih otot bibir atau wajah menggunakan cermin.
5. Terapi Biomedis
Menurut penelitian, di dalam tubuh anak autis terdapat gangguan metabolisme yang mempengaruhi susunan saraf pusat.
Baca Juga: 9 Gejala ADHD Pada Anak yang Wajib Dikenali Oleh Orang Tua, Yuk Simak!
Biasanya, terapi tersebut menggunakan obat-obatan. Umumnya, terapi biomedis dilakukan dengan cara pendekatan DAN (Defeat Autism Now). Ketika sudah menentukan DAN, dokter akan menentukan diet khusus untuk anak, perawatan khusus, maupun suplemen untuk anak autis.
6. Terapi Tingkah Laku
Terapi tingkah laku bertujuan untuk mengubah perilaku negatif yang bisa saja membahayakan dirinya sendiri, karena ia sering kesulitan menyampaikan sesuatu, ia akan stres, tantrum lalu menyakiti dirinya sendiri.
Mereka juga sensitif terhadap cahaya, suara, dan sentuhan. Maka dari itu, terkadang mereka berbuat kasar dan mengganggu.
Baca Juga: 10 Gejala ADHD pada Anak yang Sangat Mudah Dikenali, Yuk Bunda Perhatikan!
7. Terapi Okupasi
Perkembangan motorik lambat uga dialami anak autis. Maka dari itu, terapi okupasi perlu dilakukan bahkan sangat penting pada anak autis untuk membantu pembentukan kemampuan hidup sehari-hari.
Pada dasarnya terapi okupasi dapat membentuk anak autis agar ia mampu menjalani kehidupan sehari-hari. Lakukan terapi ini dirumah, seperti memegang sisir atau mainan dengan benar dapat membantunya. Selain itu, teknik terapi ini juga bisa membantu anak mengatasi hipersensitivitas terhadap cahaya, sentuhan, maupun suara.
8. Applied Behaviour Analysis (ABA)
Terapi Applied Behaviour Analisys ini bertujuan untuk meningkatkan atau megembangka perilaku positif serta mengajarkan keahlian baru pada anak autis.
Baca Juga: 7 Ciri Anak Mengalami Gangguan Kesehatan Mental: Autis hingga PTSD
Terapi ABA perlu rutin dilakukan dirumah agar membantu perkembangan anak. Karena dibutuhkan durasi 20-40 jam dalam seminggu.
9. Terapi Kemampuan Sosial
Orangtua bisa mengajak si kecil bermain bersama teman atau sepupunya di rumah, misalnya bermain puzzle, bermain bola, atau menggambar. Hal ini akan membuat si kecil perlahan-lahan mampu berkomunikasi dan bersosialisasi.
Karena umumnya, anak dengan autis mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Maka bantu mereka supaya lebih mudah berinteraksi, mengenal tempat bermain, hingga mempertahankan diri.
Baca Juga: 7 Faktor Resiko Speech Delay pada Anak, Autis hingga Screen Time
10. Terapi Perkembangan
Orangtua peru terus upayakan untuk melatih perkembangan anak dengan membangun minat, kekuatan, dan perkembangannya. Hal tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan kecerdasan, sosial, dan emosional anak.
Misalnya, ajari mereka cara memakai pakaian sendiri, mengikat tali sepatu dan hal lain dirumah yang mudah dilakukan.
11. Terapi Sensori
Selain gangguan pada motorik, anak autis juga mengalami gangguan pada sensorinya. Biasanya mereka sensitif terhadap suara, cahaya, hingga sentuhan.
Baca Juga: Sindrom Asperger Disebut Disabilitas Cerdas, Kenapa Orang Autis Pintar?
Hal ini bisa orangtua lakukan dirumah seperti memakan spons untuk mandi, menciumkan aromaterapi yang menenangkan, bahkan menggunakan headphone pada telinga.
Informasi sensori bisa berupa gerakan, sentuhan, penglihatan, bau, suara, maupun rasa.
Itulah beberapa terapi yang perlu dilakukan pada anak penyandang autisme. Peran orangtua sangat penting agar anak terbiasa menjalani kehidupan sehari-hari dengan segudang aktivitasnya.