SUKABUMIUPDATE.com - Merujuk Ensiklopedia Jawa Barat, masyarakat Sunda percaya bahwa mereka akan berhasil mencapai keutamaan hidup bila memiliki lima karakter kesundaan. Lima karakter kesundaan tersebut yakni cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (pintar).
Lima karakter kesundaan ini identik dengan kalimat babasan sunda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena ada beberapa kalimat babasan Sunda yang maknanya mengandung nilai – nilai pembentukan karakter kesundaan.
Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Anak Perempuan Kurang Kasih Sayang Ayah, Kamu Salah Satunya?
Mengutip Library Elektronik UNIKOM, berikut Contoh babasan sunda yang identik dengan Karakter Kesundaan "Cageur":
Babasan Sunda dan Artinya Terkait Karakter Kesundaan "Cageur"
Artinya : Mentang – mentang bibir tidak dianyam
Makna Babasan Sunda Abong biwir teu diwengku :
- Makna dalam bahasa Sunda : Nyarita sangeunahna sorangan, henteu mikir bisi aya nu séjén teu ngeunaheun ngadéngéna.
- Makna dalam bahasa Indonesia: Kecenderungan manusia yang berbicara seenaknya, tidak sopan, tidak pernah memilah – milah kata mana yang sesuai dan yang tidak boleh dikatakan. Maka akan sangat baik bila sebelum berkata, seseorang mempertimbangkan terlebih dahulu baik dan buruknya
Baca Juga: 9 Ciri Anak Tidak Punya Teman di Sekolah, Menyendiri dan Kesepian
Artinya : Hidup tertunduk oleh mati
Makna Babasan Sunda Hirup katungkul ku pati :
- Makna dalam bahasa Sunda : Jalma hirup di dunya moal salawasna, saréréa bakal ngalaman pati
- Makna dalam bahasa Indonesia : Sepanjang – panjangnya usia manusia, dan sebanyak – banyaknya pengalaman hidup yang sudah dijalankan, kematianlah yang paling menentukan. Misalnya: Apakah orang itu termasuk orang yang selamat atau orang yang merugi . Hidup di dunia tidak akan abadi. Manusia akan sampai pada waktu mati.
Karakter Kesundaan yang Identik dengan Babasan Sunda
- Pertama, karakter kesundaan cageur (sadar) dihubungkan dengan kesadaran sikap yang timbul dari diri sendiri.
- Kedua, karakter kesundaan bageur (baik) dihubungkan dengan kemampuan pribadi dalam menjalin hubungan dengan sesamanya agar tercipta suasana kehidupan masyarakat yang diwarnai keakraban, kerukunan, kedamaian, ketentraman, dan kekeluargaan.
- Ketiga, karakter kesundaan bener (benar) dihubungkan pada hidup yang lurus berdasarkan perintah Tuhan untuk berlaku benar.
- Ke empat, karakter kesundaan singer (mawas diri) dihubungkan dengan kemampuan pribadi untuk bisa bertahan di masa dan lingkungan tempatnya berada.
- Ke lima, karakter kesundaan pinter (pintar) dihubungkan dengan intelektualitas pribadi, cara pandang yang baik tentang bagaimana berusaha demi mencapai hasil.
Itulah lima karakter kesundaan yang identik dengan kalimat babasan sunda diantaranya Cageur, Bageur, Bener, Singer dan Pinter.
Baca Juga: Tok! MK Resmi Tolak Batas Usia Capres-Cawapres Jadi 35 Tahun
Seperti diketahui, menurut Kamus Umum Basa Sunda karya LBBS (1976) yang dikutip via sundapedia.com, Babasan nyaeta ucapan matok nu dipaké dina harti injeuman, saperti gedé hulu, panjang leungeun, legok tapak jeung saterusna. Matok berarti tangtu atau tetap.
Contohnya gedé hulu, jika susunan katanya diubah menjadi gede huluna, huluna gedé atau hulu gedé maka tidak lagi menjadi babasan, tetapi arti babasan sunda tersebut juga berubah. Maka, Babasan diartikan sebagai susunan beberapa kata yang memiliki arti tersendiri, beda dengan arti denotasi kata-kata penyusunnya.
Baca Juga: 10 Dampak Buruk Orang Tua yang Suka Teriak Saat Memarahi Anak
Kata-kata babasan sunda termasuk salah satu bekal penting sebagai Urang Sunda Asli (USA), baik Anak Muda Sukabumi secara khusus maupun masyarakat tatar Sunda secara umum. Ini karena termasuk salah satu cara ngamumule budaya sunda.
Babasan biasanya terdiri atas dua kata yang menggambarkan kelakuan, perasaan, sifat atau kondisi yang dialami oleh manusia. Berbeda dengan paribasa sunda, kata-kata dalam babasan sunda umumnya lebih sedikit atau lebih pendek dibandingkan paribasa sunda.
Sumber: UNIKOM | Sundapedia.com