SUKABUMIUPDATE.com - Jodoh sangat identik dengan berbagai istilah kiasan yang kekinian. Misalnya, jodoh kerap disebut sebagai belahan jiwa hingga tulang rusuk.
Istilah jodoh disebut belahan jiwa sering digunakan untuk merujuk pada seseorang yang dianggap cocok. Belahan jiwa juga menggambarkan sosok pasangan hidup yang sangat sesuai.
Meskipun istilah jodoh zaman now ini tidak memiliki dasar ilmiah, banyak orang percaya pada konsep belahan jiwa. Bahkan digunakan untuk menjelaskan hubungan romantis yang sangat mendalam dan saling mendukung.
Baca Juga: 9 Cara Mendidik Anak Laki-laki Agar Penurut Pada Orang Tua
Nah, ternyata ada sederet alasan mengapa istilah "belahan jiwa" digunakan untuk menggambarkan jodoh. Berikut beberapa diantaranya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:
Alasan Kenapa Jodoh Disebut Belahan Jiwa
1. Kecocokan yang Mendalam
Istilah jodoh disebut belahan jiwa menggambarkan pemahaman bahwa dua orang dalam hubungan tersebut memiliki ikatan yang sangat dalam dan alami. Kedua pasangan merasa bahwa mereka saling melengkapi dengan sempurna ketika bersama.
2. Koneksi Emosional yang Kuat
Pasangan yang dianggap sebagai "belahan jiwa" sering kali memiliki koneksi emosional yang kuat. Mereka merasa seperti mereka memiliki ikatan yang mendalam di tingkat jiwa.
3. Punya Nilai dan Tujuan yang Sama
Pasangan yang dianggap sebagai "belahan jiwa" sering memiliki nilai-nilai, impian, dan tujuan hidup yang serupa atau saling melengkapi dengan baik. Ini dapat membuat hubungan mereka lebih harmonis dan berkelanjutan.
Baca Juga: 12 Tips Mendidik Anak Perempuan Agar Memiliki Kepribadian Baik
4. Rasa Keharmonisan
Istilah "belahan jiwa" juga sering digunakan untuk menggambarkan hubungan yang tidak memiliki konflik berkepanjangan. Pasangan ini merasa nyaman dan bahagia bersama-sama tanpa banyak konflik.
5. Merasa Menemukan Bagian yang Hilang
Ada keyakinan bahwa seseorang akan tahu ketika mereka bertemu dengan "belahan jiwa" mereka karena ada perasaan sejati yang muncul, seperti kembali pulang atau menemukan bagian yang hilang dari diri mereka sendiri.
Meskipun banyak orang mempercayai konsep "belahan jiwa," penting untuk diingat bahwa konsep ini bersifat subjektif dan tidak dapat diukur secara ilmiah.
Baca Juga: 8 Tantangan Belajar Filsafat, Seperti Prinsip Hidup Stoikisme
Beberapa orang mungkin merasa bahwa mereka telah menemukan "belahan jiwa" mereka, sementara yang lain mungkin tidak mempercayai konsep ini sama sekali.
Hubungan yang baik dapat dibangun dengan siapa pun, asalkan ada komunikasi yang baik, penghargaan, dan kerja sama di antara pasangan tersebut.
Sumber: Berbagai Sumber.