SUKABUMIUPDATE.com - Stoikisme (Stoisisme) adalah suatu aliran filsafat kuno yang berasal dari Yunani kuno. Meski telah berkembang sejak ribuan tahun silam, namun, filosofi ini dianggap masih relevan diterapkan di zaman sekarang.
Kemajuan teknologi yang menuntut semua harus serba cepat menjadikan manusia rentan mengalami masalah kesehatan mental seperti stres, overthinking dan sebagainya.
Stoikisme mengajarkan pengendalian pikiran serta merasa cukup dengan apa yang dimiliki, sehingga filosofi ini dianggap menjadi kunci hidup tenang dan bahagia.
Baca Juga: 10 Tantangan Menjalani Gaya Hidup Slow Living, Jangan Mudah Menyerah
Filosofi yang pertama dikenalkan oleh Zeno ini memiliki prinsip-prinsip utama dalam menjalani kehidupan. Merangkum dari berbagai sumber, berikut prinsip-prinsip dasar Stoikisme.
1. Hukum Alam (Logos)
Stoikisme mengajarkan bahwa ada suatu hukum alam atau ketertiban kosmis yang mengatur segala sesuatu di alam semesta. Manusia harus berusaha hidup sesuai dengan hukum alam ini dan menerima apa yang tidak dapat mereka ubah.
2. Virtue (Kebajikan)
Stoikisme mengutamakan pengembangan kebajikan moral sebagai tujuan utama kehidupan. Kebajikan-kebajikan ini termasuk kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan ketaqwaan.
Baca Juga: Mengenal Gaya Hidup Sedentary, Kurang Gerak yang Berbahaya bagi Kesehatan
Stoikisme percaya bahwa dengan mengembangkan kebajikan-kebajikan ini, seseorang dapat mencapai kebahagiaan dan kebijaksanaan sejati.
3. Apati (Apatheia)
Stoikisme mengajarkan bahwa manusia harus mencapai apati, yaitu ketenangan emosional dan keteguhan mental. Ini bukan berarti tidak merasakan emosi, tetapi lebih kepada tidak terjebak oleh emosi negatif yang tidak beralasan.
Seorang Stoik atau Stoa akan berusaha untuk mengendalikan emosinya dan tetap tenang dalam menghadapi situasi sulit.
4. Stoic Dichotomy of Control
Stoic Dichotomy of Control (Pengendalian yang Dapat Dikendalikan) yaitu mengajarkan bahwa kita hanya dapat mengendalikan hal-hal yang ada dalam kendali kita, seperti reaksi terhadap suatu situasi.
Baca Juga: 11 Cara Menjalani Gaya Hidup Slow Living, Yuk Lakukan agar Lebih Bahagia
Sementara hal-hal yang di luar kendali kita, seperti peristiwa alam atau tindakan orang lain, sebaiknya tidak membuat kita terlalu khawatir atau cemas.
5. Kematian dan Kenikmatan (Memento Mori)
Stoikisme mengingatkan kita untuk selalu menyadari kematian sebagai bagian alami dari kehidupan. Hal ini membantu kita untuk lebih menghargai waktu yang kita miliki dan hidup dengan penuh kesadaran.
Prinsip "Memento Mori" mengingatkan kita bahwa hidup adalah singkat dan kita harus menghargainya.
6. Sikap Terhadap Kesulitan (Amor Fati)
Stoikisme mengajarkan konsep "Amor Fati" yang berarti mencintai takdir atau menerima segala yang terjadi dalam hidup kita dengan penuh cinta dan penerimaan. Ini berarti kita harus belajar dari pengalaman baik atau buruk, dan tidak meratapi atau menyalahkan takdir.
Baca Juga: 9 Perilaku Anak Tanda Mengalami Gangguan Kesehatan Mental
7. Persaudaraan Manusia (Cosmopolitanism)
Stoikisme mengajarkan pandangan bahwa semua manusia adalah saudara, dan kita harus berusaha untuk hidup harmonis dengan sesama manusia. Ini melibatkan sikap toleransi, kerja sama, dan empati terhadap orang lain.
Prinsip-prinsip Stoikisme ini dapat membantu seseorang dalam menghadapi tantangan kehidupan, mengembangkan karakter yang baik, dan mencapai kebahagiaan yang lebih berkelanjutan melalui kontrol diri dan kebijaksanaan moral.
Stoikisme sangat relevan dalam konteks pengembangan pribadi dan etika hidup, dan banyak orang masih mengambil manfaat dari ajarannya hingga saat ini.