SUKABUMIUPDATE.com - Broken Home adalah istilah dalam bahasa inggris yang merujuk pada perceraian orang tua. Keluarga yang bercerai dekat sekali dengan stereotip anak nakal dalam garis keturunannya.
Padahal, anggapan bahwa anak dari keluarga broken home cenderung menjadi "nakal" adalah generalisasi yang tidak akurat dan tidak berdasar. Perilaku anak tidak hanya ditentukan oleh situasi keluarga mereka, tetapi juga oleh berbagai faktor lain, termasuk lingkungan, pendidikan, teman sebaya, dan faktor individu yang unik.
Meski begitu, tak menampil bahwa anak-anak dari keluarga yang bercerai dapat mengalami berbagai perasaan dan tantangan emosional yang lebih kompleks dibandingkan anak lainnya.
Baca Juga: 8 Dampak Buruk Silent Treatment Terhadap Kesehatan Mental
Beberapa anak mungkin menunjukkan tanda-tanda perilaku "nakal" sebagai respons terhadap perubahan dan stres yang mereka alami. Namun tak sedikit pula, anak dari keluarga bercerai dapat berkembang dengan baik dan memiliki perilaku yang positif.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku anak dari keluarga broken home. Berikut ulasannya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:
Penyebab Anak Broken Home Di Cap Nakal
1. Stress
Perubahan dalam dinamika keluarga dan situasi tempat tinggal dapat menyebabkan stres dan kesulitan penyesuaian bagi anak-anak. Ini dapat mempengaruhi perilaku mereka sementara waktu.
2. Kurang Dukungan
Jika anak merasa kurang didukung atau kurang mendapatkan perhatian setelah perceraian orangtua, mereka mungkin mencari perhatian di tempat lain, yang bisa saja berujung pada perilaku "anak nakal".
Baca Juga: 11 Dampak Negatif Perceraian Orang Tua, Anak Bisa Krisis Identitas!
3. Sulit Mengatasi Masalah
Beberapa anak mungkin belum memiliki keterampilan yang matang dalam mengatasi stres atau masalah, dan ini bisa mempengaruhi perilaku mereka.
4. Meniru Perilaku Orang Tua
Anak-anak cenderung meniru perilaku yang mereka lihat di lingkungan sekitar mereka. Jika mereka terpapar pada perilaku negatif, ini bisa mempengaruhi perilaku mereka.
5. Keterlibatan Orang Tua
Keterlibatan orang tua dalam kehidupan anak, terlepas dari status pernikahan, berperan penting dalam membentuk perilaku anak.
6. Pendidikan dan Dukungan Emosional
Anak-anak yang mendapatkan dukungan emosional yang baik dan memiliki kesempatan untuk berbicara tentang perasaan mereka cenderung memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mengatasi tantangan.
Baca Juga: Dirigen Powerfull Caringin Sukabumi Viral, Risa Damayanti: Terima Kasih
7. Lingkungan Anak
Lingkungan teman sebaya dapat mempengaruhi perilaku anak. Jika mereka bergaul dengan teman yang memiliki perilaku "nakal," mereka mungkin terpengaruh.
Penting untuk menghindari stereotip dan memberikan dukungan yang positif kepada anak-anak dari keluarga yang bercerai.
Jika Updaters khawatir tentang perilaku anak, mencari bantuan dari ahli psikologi anak atau konselor dapat membantu memahami dan mengatasi masalah tersebut dengan cara yang lebih baik.
Sumber: Berbagai Sumber.