SUKABUMIUPDATE.com - Baru-baru ini viral perkelahian pelajar SMK di Sukabumi yang berujung maut. Diketahui pelajar berinisial AR (17 tahun) tewas ditusuk di Kampung Jati Mekar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Rabu dini hari (9/8/2023).
Perkelahian ini viral di media sosial (medsos) dan video-video saat korban dibawa beberapa orang menggunakan sepeda motor untuk ditangani secara medis beredar cepat di aplikasi perpesanan WhatsApp.
Terkini, polisi mengungkapkan fakta baru terkait perkelahian maut yang menewaskan pelajar SMK Sukabumi berinisial AR (18 tahun). Dalam duel satu lawan satu ini terduga pelaku F (17 tahun) menggunakan senjata tajam celurit, sedangkan korban memakai senjata cocor bebek (corbek).
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Batin Terluka, Tak Terlihat Tapi Dampaknya Nyata
Aksi keduanya terjadi di Kampung Jati Mekar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Rabu, 9 Agustus 2023 sekira pukul 01.30 WIB. Terduga pelaku bukan berstatus pelajar seperti yang sebelumnya disebutkan, melainkan sudah di-drop out dari salah satu SMK yang juga di Sukabumi.
Lalu apa sebenarnya yang membuat pelajar terlibat perkelahian hingga berani menghilangkan nyawa seseorang?
Mengutip laman resmi KPAI, apabila dijabarkan setidaknya terdapat 4 faktor psikologis mengapa seorang remaja terlibat perkelahian pelajar.
Baca Juga: 10 Ciri Orang Tua yang Kelak Anaknya Akan Sukses, Yuk Kenali!
1. Faktor Internal
Remaja yang terlibat perkelahian biasanya tidak mampu dalam melakukan adaptasi di situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks ini dalam artian adanya keanekaragaman pandangan, tingkat ekonomi, budaya, dan semua rangsangan di lingkungan yang makin beragam.
Situasi tersebut yang akhirnya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Namun, pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu dalam mengatasinya apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya.
Mereka biasanya cepat mudah putus asa, kabur dari permasalahan, menyalahkan orang atau pihak lain dalam setiap permasalahan hingga menggunakan cara singkat untuk memecahkan masalah.
Baca Juga: 13 Dampak Seseorang yang Punya Trauma Masa Kecil, Jangan Anggap Sepele!
Remaja yang kerap berkelahi, ditemukan jika mereka mengalami konflik batin, mudah frustasi, memiliki emosi labil, tidak peka kepada perasaan orang lain hingga memiliki perasaan rendah diri yang kuat. Mereka biasanya akan membutuhkan pengakuan dari orang lain.
2. Faktor Keluarga
Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan baik antar orang tua atau kepada anaknya, akan berdampak pada anak. Ketika mereka beranjak remaja, anak tersebut akan belajar kekerasan bahwa itu bagian dari dirinya. Sehingga pada akhirnya saat ia melakukan kekerasan adalah hal yang wajar.
Sebaliknya, para orang tua yang terlalu melindungi anaknya, saat ia remaja akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya. Ketika bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan diri secara total pada kelompoknya sebagai bentuk identitas dirinya.
3. Faktor Sekolah
Sekolah dapat menjadi faktor remaja terlibat perkelahian. Sebab sekolah bukan harus mendidik siswanya menjadi sesuatu, melainkan terlebih dahulu dinilai dari kualitas pengajarannya.
Baca Juga: 7 Sikap Karismatik yang Harus Dimiliki Agar Tidak Direndahkan Orang Lain
Oleh karenanya, lingkungan sekolah yang tidak dapat merangsang siswanya untuk belajar seperti suasana kelas monoton, peraturan yang tidak relevan dalam pengajaran dan lainya, akan membuat siswa lebih senang berkegiatan di luar lingkungan sekolah bersama teman-temannya.
Setelah itu baru masalah pendidikannya, disini guru jelas memainkan peran paling penting. Namun, sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan serta sebagai tokoh otoriter dalam mendidik siswanya.
4. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan antara rumah dan sekolah sangat berpengaruh dalam keseharian remaja. Hal ini akan berdampak pada munculnya perkelahian, seperti lingkungan rumah yang sempit dan kumuh serta anggota lingkungan berperilaku buruk (narkoba).
Baca Juga: 5 Bacaan Doa Agar Kamu Segera Dapat Pekerjaan dan Terbebas dari Pengangguran
Begitupun sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan para pelajar dan juga lingkungan kota yang penuh kekerasan. Semua itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya.
Remaja tersebut akan bereaksi emosional yang berkembang hingga mendukung untuk munculnya perilaku perkelahian.