SUKABUMIUPDATE.com - Kekerasan di kalangan remaja akhir-akhir ini cukup sering terjadi. Di Sukabumi contohnya, dalam beberapa bulan terakhir terjadi beberapa kasus kekerasan dimana pelakunya banyak yang usia remaja. Termasuk dua kasus yang masih hangat diperbincangkan.
Yang pertama ada wanita inisial PM (19 tahun) dikeroyok dengan sadis di kampung Sawah Lega, Kelurahan Cikondang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi pada Jumat 4 Agustus 2023. Akibat kejadian tersebut, Polisi menetapkan delapan orang sebagai tersangka.
Kemudian yang kedua tak kalah membuat heboh setelah dua remaja berduel menggunakan senjata tajam hingga salah satunya meninggal dunia akibat luka pada bagian paha.
Baca Juga: Ini Wajah 6 DPO Penganiaya Wanita di Citamiang Sukabumi, Baru 2 yang Ditangkap
Mirisnya, tawuran pelajar yang bermula dari janjian di Grup WhatsApp ini telah bersepakat lebih dulu siapa yang akan membawa senjata. Artinya duel berdarah antar pelajar di Sukabumi ini sudah direncanakan sebelumnya.
Karena itulah perlu upaya bersama mencegah kekerasan di kalangan remaja kembali terulang. Melansir dari laman www.kemenpppa.go.id, mencegah kekerasan pada remaja memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai faktor, termasuk lingkungan, pendidikan, dukungan sosial, dan intervensi yang tepat.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah kekerasan pada remaja.
1. Pendidikan Penyelesaian Masalah
Mengajarkan remaja tentang cara mengatasi konflik dan menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif dapat membantu mereka menghindari situasi yang dapat berujung pada kekerasan.
Baca Juga: 8 Fakta Duel Maut Pelajar SMK di Sukabumi dan Motif Sejarah Perseteruan
2. Pendidikan Emosi
Membantu remaja mengenali dan mengelola emosi mereka secara sehat dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya tindakan kekerasan akibat frustrasi atau kemarahan yang tidak terkendali.
3. Pendidikan tentang Empati
Mengajarkan remaja untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain dapat membantu mengurangi kemungkinan terlibat dalam perilaku kekerasan.
4. Pengembangan Keterampilan Sosial
Mendorong remaja untuk mengembangkan keterampilan sosial yang positif, seperti berkomunikasi dengan baik, bekerjasama, dan membangun hubungan yang sehat, dapat membantu mengurangi risiko kekerasan.
Baca Juga: Misteri Leuweung Sancang, Disebut Jadi Tempat Menghilangnya Prabu Siliwangi
5. Model Perilaku Positif
Penting bagi orang tua, guru, dan tokoh yang dihormati lainnya untuk menjadi contoh perilaku positif bagi remaja. Hal ini dapat membantu membentuk pandangan mereka tentang cara menangani konflik dan masalah.
6. Pengawasan Orang Tua
Orang tua perlu terlibat aktif dalam kehidupan remaja mereka dengan memberikan pengawasan dengan komunikasi terbuka dan mengajak anak untuk berbicara tentang pengalaman dan masalah mereka. Hal itu penting untuk mengetahui kegiatan remaja dan masalah apa yang dihadapinya.
7. Kurangi Paparan Kekerasan
Kontrol terhadap paparan remaja terhadap media yang mengandung kekerasan, baik itu film, permainan video, atau program televisi, dapat membantu mengurangi normalisasi tindakan kekerasan.
Baca Juga: 12 Ciri Seseorang Punya Pengalaman Trauma Masa Kecil, Yuk Kenali!
8. Program Anti Bullying
Sekolah dapat memperkenalkan program anti perundungan (anti-bullying) yang memberikan pemahaman tentang dampak negatif dari perilaku kekerasan dan mengajarkan cara mencegah dan mengatasi perundungan.
9. Pengembangan Rasa Kemandirian
Membantu remaja untuk merasa memiliki kontrol atas hidup mereka dan memberikan mereka rasa kemandirian dapat mengurangi frustasi dan kemungkinan terlibat dalam perilaku kekerasan.
10. Intervensi dan Konseling
Jika seorang remaja telah terlibat dalam perilaku kekerasan atau menunjukkan kecenderungan, intervensi yang tepat seperti konseling individu atau kelompok dapat membantu mereka mengatasi masalah dan belajar cara mengatasi konflik dengan cara yang sehat.
Mencegah kekerasan pada remaja memerlukan kerjasama antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan lembaga lainnya. Setiap langkah yang diambil untuk membentuk perilaku positif pada remaja akan memberikan dampak yang berkelanjutan dalam mencegah kekerasan di masa depan.