SUKABUMIUPDATE.com - Beberapa waktu lalu kemunculan ikan oar (oarfish) ke permukaan menghebohkan jagat maya karena diketahui ikan tersebut tinggal di kedalaman 200-1000 kaki di bawah permukaan.
Kemunculan ikan oar ini ditemukan oleh instruktur selam Wang Cheng Ru di perairan dangkal di pantai timur laut Taiwan pada pertengahan bulan Juni lalu.
Menurut sebagian orang, kemunculan ikan oar yang habitatnya berada di kedalaman laut ini merupakan pertanda akan adanya bencana, seperti gempa dan tsunami. Namun, benarkah ikan oar merupakan pembawa berita bencana?
Baca Juga: Cerita Mistis Tersesat di Jalan Angker Palabuhanratu Sukabumi
Untuk mengetahui apakah mitos atau fakta kemunculan ikan oar sebagai pertanda bencana, simak yuk penjelasannya di bawah ini seperti menghimpun dari berbagai sumber.
Kemunculan Ikan Oar Sebagai Pertanda Bencana?
Melansir dari New York Post, seorang profesor ichthyology di Universitas Kagoshima, Hiroyuki Motomura, mengatakan, “Tidak ada bukti ilmiah tentang hubungannya, jadi saya rasa orang tidak perlu khawatir.”
Baca Juga: 6 Karakter Orang yang Suka Warna Biru: Tenang, Jujur dan Setia?
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang telah dahulu dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Tokai dan Universitas Shizuoka.
Antara tahun 1928 sampai 2011 ada 336 gempa dan 221 kali kemunculan ikan oar ke permukaan, hanya 1 kali peristiwa tersebut terjadi.
Berdasarkan informasi yang dibagikan Mainichi Jepang, ikan oar hanya muncul 1 kali dalam 30 hari sebelum kejadian gempa dan muncul dalam radius 100 kilometer dari pusat gempa, Gempa Lepas Pantai Niigata-Chuetsu tahun 2007.
Motomura menjelaskan kemunculan ikan oar ke permukaan dapat disebabkan karena kenaikan arus air ataupun kondisi fisiknya yang buruk. Pada video yang beredar, terlihat ikan oar tersebut memiliki dua luka di tubuhnya.
Sementara itu, mengutip dari Tempo.co, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga membantah kabar kemunculan oarfish sebagai pertanda terjadinya gempa atau tsunami.
Menurut Kepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa sejak dulu masyarakat Jepang percaya bahwa oarfish merupakan pembawa pesan dari dasar laut, sehingga mereka sering dikaitkan dengan kedatangan tsunami atau gempa bumi. Rupanya, hal tersebut masih berupa cerita rakyat dan legenda saja.
Selain itu menurut penelitian lainnya yang dilansir dari majalah Bulletin of The Seismological Societu of America (BSSA) hubungan antara kemunculan oarfish dengan tsunami dan gempa tidak sesuai dengan cerita legenda Jepang.
Dalam studi tersebut para peneliti hanya menemukan satu peristiwa yang dapat dikorelasikan secara masuk akal dari 336 kemunculan ikan dan 221 peristiwa gempa bumi. Oleh karena itu, kemunculan ikan oarfish bukanlah pertanda akan terjadinya gempa besar.
Oarfish juga bisa muncul ke permukaan karena terdorong ke pantai oleh arus yang kuat, atau dapat pula terbawa gelombang besar.
Meskipun bentuknya mirip ular laut, oarfish hanya memakan plankton kecil dan ikan ini tidak berbahaya sama sekali.
Bahkan menurut situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), orang - orang telah mencoba memakannya di masa lalu, daging oarfish memiliki tekstur yang lembek dan lengket mirip agar-agar.
Oarfish Menurut Legenda Jepang
Menghimpun dari Yoursay.id, tubuhnya yang besar menjadi inspirasi bagi cerita rakyat Jepang. Memiliki sebutan "Ryugu No Tsukai" (Utusan dari Istana Dewa Laut), ikan oar diyakini sebagai pelayan dari dewa penunggu laut, Ryujin.
Menurut cerita rakyat Jepang, ikan oar diutus oleh dewa Ryujin dari istana ke permukaan untuk memperingatkan akan datangnya gempa.
Tentang Ikan Oar
Memiliki nama ilmiah Regalecus glesne, ikan oar hidup di kedalaman 3.280 kaki (1000 meter). Oleh sebab itu, jarang bagi manusia menemukan ikan yang satu ini mengingat batas para scuba menyelam di 332 meter.
Ikan yang mendapat Guinness World Records karena menjadi ikan bertulang terpanjang di dunia ini dapat ditemukan di seluruh dunia di perairan non-Arktik. Ikan oar diperkirakan memiliki berat sebesar 270 kilogram.
Walaupun memiliki tubuh yang panjang, ikan oar termasuk dalam kategori ikan yang tidak berbahaya. Ikan oar tidak memiliki gigi dan hanya memakan plankton.
Sumber: Yoursay.id | Tempo.co