SUKABUMIUPDATE.com - Abu Nawas atau Abu Ali Hasan bin Hani’ al-Hakami, adalah seorang penyair yang sangat masyhur di zaman Daulah Bani Abbasiyyah. Abu Nawas sangat piawai dalam menggubah qoshidah syair.
Berkat kemampuan tersebut Abu Nawas dianggap sebagai pemimpin para penyair di zamannya. Abu Nawas juga dikenal sebagai orang lucu yang hidup pada zaman kerajaan Khalifah Harun Ar-Rasyid.
Mari membaca Syair Abu Nawas tentang Cinta sebagaimana dikutip via jatim.nu.or.id!
Jim Colville menyebut Abu Nawas sebagai penyair ulung yang menunjukkan penguasaan teknis atas semua genre utama.
Baca Juga: 9 Ciri Seseorang Mengalami Gangguan Kepribadian, Impulsif dan Emosian
Dosen Filsafat UIN Yogyakarta, Dr Fahruddin Faiz mengungkapkan syair-syair bernuasa cinta, arak, dan perempuan yang dikarang Abu Nawas terjadi pada babak awal kehidupannya.
“Jadi di luar kecerdikannya, Abu Nawas ini seorang yang sangat pintar bikin puisi, bikin syair. Tapi ya tetap ini dalam konteks dia hura-hura sebenarnya. Ini babak awal kehidupannya,” ujar Dr Fahruddin, dikutip Jumat (28/7/2023).
Syair-syair cinta yang dikarang Abu Nawas menjadi bukti bahwa ia sungguh-sungguh mencintai kekasihnya. Berikut ini beberapa Syair Cinta Abu Nawas yang diterjemahkan Dr Fahruddin:
Duhai mata yang mempesona engkau redup selamanya
Tatapanmu menguak rahasia yang tersimpan di dada
Perhatikanlah diri kita engkau menutupiku meski engkau sendiri tanpa baju
Seakan takdir menyembunyikanku
Engkau membunuhku tanpa harapan untuk balas dendam
Seakan pembunuhan itu adalah persembahan kepada Tuhan
Baca Juga: 7 Ciri Seseorang Punya Mental Kuat, Optimis dan Tenang
Dr Fahruddin juga mengutip puisi cinta Abu Nawas yang memaksakan dirinya naik haji lantaran kekasihnya, Jinan memintanya menunaikan rukun Islam kelima ini.
Apakah engkau tahu betapa umurku sia-sia oleh permintaannya
Sedang permintaan itu alangkah sulitnya
Karena tak kudapat alasan untuk mendekatinya terpaksa yang sulit itu kulakukan juga
Aku menunaikan ibadah haji
Dan kukatakan aku benar-benar telah haji
Duhai Jinan akhirnya kemudahan menyatukan aku dengannya
Baca Juga: Mental dan Kepribadian Terganggu, Pergi ke Psikolog atau Psikiater?
Syair ketika kekasih Abu Nawas sedang marah.
Aku puasa saat engkau marah dan berbuka saat engkau bahagia gembira.
Syair Abu Nawas ketika harus menerima kenyataan bahwa cintanya kandas di tengah jalan.
Kutulis di atas pipiku satu kalimat untuknya: Duhai beratnya saat berpisah
Ia menjawab dengan gerakan jarinya
"Kupahami pesanmu namun untuk kita tiada lagi jalan bertemu"
Sumber: jatim.nu.or.id/Muhammad Zunus