SUKABUMIUPDATE.com - Stoisisme adalah aliran pemikiran filosofis yang berasal dari Yunani kuno sekitar abad ke-3 SM dan kemudian berkembang di masa Romawi kuno.
Filosofi Itu didirikan oleh Zeno dari Citium di Athena. Ketabahan mengajarkan pengembangan pengendalian diri dan kebajikan sebagai jalan menuju kedamaian dan kebahagiaan batin.
Filosofi ini menekankan pada hidup selaras dengan alam, menerima hal-hal yang tidak dapat kita ubah, dan memupuk ketahanan dalam menghadapi kesulitan.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa prinsip dasar Stoisisme.
Baca Juga: 8 Pentingnya Punya Mental Kuat Agar Tak Mudah Tumbang Hadapi Tantangan
1. Kebajikan sebagai Kebaikan Tertinggi
Stoisisme berpendapat bahwa satu-satunya kebaikan sejati adalah kebajikan moral, yang mencakup kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan kesederhanaan.
Kaum Stoa (sebutan untuk orang yang mempraktikan Stoisisme, red) percaya bahwa memiliki kebajikan mengarah pada kehidupan eudaimonik, atau kehidupan yang berkembang dan puas.
2. Alam dan Determinisme
Stoa percaya pada alam semesta deterministik yang diatur oleh hukum rasional. Mereka berpendapat bahwa beberapa hal berada di luar kendali kita (eksternal), seperti kekayaan, kesehatan, dan reputasi, tetapi kita dapat mengontrol reaksi kita terhadapnya. Fokusnya harus pada internalisasi kebajikan dan bertindak dengan alasan.
Baca Juga: 10 Cara Memiliki Mental Kuat Agar Tidak Mudah Stres, Yuk Lakukan!
3. Apatis, bukan Apatis
Stoisisme menganjurkan keadaan apatis dalam arti ketenangan dan kebebasan dari emosi yang merusak. Itu tidak berarti ketidakpedulian terhadap peristiwa dunia, melainkan menjaga keseimbangan emosional dan tidak dikuasai oleh nafsu.
4. Amor Fati
"Cinta Takdir" adalah gagasan merangkul nasib atau takdir seseorang, apapun itu, dengan penerimaan dan rasa syukur. Prinsip ini mendorong individu untuk melihat tantangan hidup sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar.
Baca Juga: Mental dan Kepribadian Terganggu, Pergi ke Psikolog atau Psikiater?
5. Hidup Selaras dengan Alam
Stoisisme menyarankan hidup selaras dengan tatanan alam semesta, menyelaraskan tindakan kita dengan akal dan kebajikan, dan mengakui tempat kita dalam kerangka kosmik yang lebih luas.
Filsuf Stoisisme Terkemuka
- Zeno dari Citium (334-262 SM) - Pendiri Stoicisme.
- Seneca the Younger (4 SM - 65 M) - Filsuf dan negarawan Stoa Romawi.
- Epictetus (55-135 M) - Seorang mantan budak menjadi filsuf yang menekankan tanggung jawab pribadi dan disiplin diri.
- Marcus Aurelius (121-180 M) - Kaisar Romawi dan filsuf Stoa, yang dikenal dengan "Meditasi", kumpulan tulisan pribadinya.
Baca Juga: 6 Dampak Bertengkar di Depan Anak, Kesehatan Mentalnya Bisa Terganggu!
Ketabahan memiliki dampak yang bertahan lama pada pemikiran Barat dan terus memengaruhi filosofi modern, psikologi, dan praktik peningkatan diri.
Fokusnya pada rasionalitas manusia, prinsip etika, dan ketahanan batin membuatnya menjadi filosofi praktis dan relevan bagi banyak orang yang ingin mengatasi tantangan hidup.