SUKABUMIUPDATE.com - Abu Nawas terkenal dengan kecerdasan, humor, dan penguasaan puisinya. Ia dikenal karena kemampuannya mengarang syair dalam berbagai gaya dan genre, antara lain puisi cinta, puisi anggur, dan puisi satir.
Salah satu syair ciptaan Abu Nawas yang paling dikenal yaitu Al I’tiraf. Dikutip dari sekolahakhirat.com, Al I'tiraf Abu Nawas berarti sebuah pengakuan.
Isi dari syair Doa Abu Nawas tersebut sangatlah menyentuh. Apalagi ketika dilantunkan oleh Haddad Alwi, Al I'tiraf Abu Nawas selalu berhasil mengetuk hati dan masuk ke relung jiwa.
Baca Juga: 5 Bahasa Tubuh Tanda Orang Berbohong, Salah Satunya Ekspresi Wajah
Berikut Lirik dari Syair Al I'tiraf Abu Nawas, sebagaimana dihimpun dari laman resmi Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman (Laduni).
Lirik dari Syair Al-I’tiraf Abu Nawas:
اِلَهِى لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ اَهْلًا # وَلَا اَقْوَى عَلَى النَّاِر الْجَحِيمِ
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
Artinya: Wahai Tuhanku, hamba tak pantas menjadi penghuni surga. Namun, hamba pun tak sanggup menjadi penghuni neraka.
فَهَبْ لِى تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِي # فَإِنَّكَ غَافِرُ الذُنُوْبِ العَظِيْمِ
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi
Artinya: Terimalah tobat-tobat hamba dan ampunilah dosa-dosa hamba. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun atas segala dosa yang hamba perbuat.
ذُنُوْبِى مِثْلُ اَعْدَادِ الرِّمَالِ # فَهَبْ لِي تَوْبَةً يَا ذَا الْجَلَالِ
Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
Artinya: Dosa-dosa hamba bagaikan tumpukan pasir. Terimalah tobat hamba, wahai yang Maha Mulia.
Baca Juga: Mengenal Ambivert, Tipe Kepribadian Diantara Introvert dan Ekstrovert
وَ عُمْرِى نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ # وَ ذَنْبِي زَائِدٌ كَيْفَ اخْتِمَالىِ
Wa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Artinya: Sementara umur hamba kian hari kian berkurang. Dan dosa hamba kian bertambah, bagaimana mungkin hamba mampu memikulnya.
إِلَهِى عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka
Artinya: Wahai tuhanku, hamba-Mu yang penuh dengan dosa ini, kini menghadap-Mu memohon ampunan.
فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَاكَ اَهْلٌ # وَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُوْ سِوَاكَ
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
Artinya: Jika Engkau mengampuni, pantaslah karna Engkau maha pengampun. Namun, jika Engkau menolak permohonan hamba, kepada siapa hamba berharap selain Engkau
Baca Juga: Review Buku Abu Nawas: Anekdot Hafidz Lucu di Zaman Bani Abbassiyyah
Diketahui, ada beberapa versi sejarah lahirnya syair ini, baik itu menurut versi Abu Nawas sendiri maupun versi sahabat Abdullah bin Rawahah. Namun penting dicatat, apa bila seseorang mengamalkan syair ini, niscaya akan mendapat faedah yang sangat luar biasa.
Dalam kitab Hasyiyatul Bajuri, Syekh Sya’rani pernah berkata:
من واظب على هذين البيتين في كل جمعة توفاه الله على الاسلام من غير شك ويقرأن خمس مرات
“Barangsiapa melanggengkan membaca dua bait syair ini (di atas) dalam setiap Jumat, maka Allah akan menjadikannya wafat dalam keadaan Islam tanpa ada keraguan. (sebagian riwayat menyebutkan) Dua bait syair tersebut dibaca sebanyak lima kali.”
Sumber: sekolahakhirat.com | laduni.co.id