SUKABUMIUPDATE.com - Harta, Tahta dan Wanita, tiga hal yang kerap menggoda iman laki-laki muslim. Ujian hidup yang datang pada kaum adam, biasanya berputar diantara tiga hal tersebut.
Pertama, ujian harta bagi laki-laki muslim. Laki-laki muslim diuji dengan keterbatasan ekonpmi atau finansial, mulai dari hidup serba kekurangan hingga hutang dimana-mana.
Kedua, ujian tahta bagi laki-laki muslim tampak dari jabatannya. Ketika memiliki jabatan yang tinggi, apakah laki-laki muslim akan bersikap qanaah (merasa cukup) seperti menggunakan kedudukannya untuk kebaikan atau justru takabbur dan berpaling dari Allah SWT.
Ketiga, ujian wanita bagi laki-laki muslim ini terkait hawa nafsunya. Seorang laki-laki muslim akan diuji oleh wanita cantik atau merasa nyaman dengan wanita lain. Maka Islam menganjurkan laki-laki untuk menundukkan pandangan guna terhindar dari perselingkuhan.
Baca Juga: Jejak Ponpes Al Zaytun di Cisaat Sukabumi, Panji Gumilang Diduga Islamophobia
Sederhananya, tiga godaan iman laki-laki muslim tersebut memiliki tingkatannya masing-masing. Maksudnya adalah ketika laki-laki mampu lulus dari ujian harta, ia akan diuji dengan jabatan atau tahtanya. Dan ketika laki-laki berhasil melalui ujian harta dan jabatan dengan baik, ia pun akan diuji dengan wanita.
Maka, di tengah isu perselingkuhan artis ada benang merah soal tiga godaan iman laki-laki muslim ini.
Ya, persoalan harta, tahta dan wanita sedikit banyak menjawab pertanyaan "kenapa artis yang sudah kaya dan punya profesi baik tetap berselingkuh?". Jawabannya, ada kemungkinan laki-laki sedang diuji oleh godaan iman yang ketiga, yakni wanita.
Allah SWT bahkan berfirman dalam Alquran Surat Ali Imron ayat 14 yang menjelaskan bahwa setiap manusia dibekali syahwat terhadap kecintaan kepada wanita dan dunia.
Q.S Ali Imron Ayat 14
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."
Baca Juga: Panji Gumilang Belajar Aliran Isa Bugis di Sukabumi, Dugaan Doktrin Al Zaytun
Ya, tidak sedikit dikarenakan harta, tahta dan wanita, manusia bisa terjerumus ke lubang yang hina. Rasulullah SAW bersabda, “hati-hatilah kalian dengan pesona dunia dan hati-hatilah dari goda rayu wanita” (HR. Ad-Dailami).
Terkait harta dan tahta, sebagaimana dikutip dari klikbmi.com, cobalah untuk menyelami kisah tentang bagaimana hancurnya Bani Abbasiyah dan perpecahan di dalam Daulah Islam. Kehancuran kala itu salah satunya bersumber dari kecintaan terhadap harta dan duniawi.
Khusus untuk Updaters wanita yang membaca artikel ini, mari mengingat kembali kisah sejarah terbesar manusia, yaitu ketika Nabi Adam AS tergiur oleh bujukan istrinya, Siti Hawa.
Nabi Adam rela memakan buah khuldi yang akhirnya menyebabkan Nabi Adam dan Siti Hawa terusir dari surga. Hal itu berawal dari hampir putus asanya iblis mengganggu Nabi Adam, dan akhirnya karena wanita, syaitan bisa sukses menggoda iman Nabi Adam.
Baca Juga: Tiket Gratis Kereta Cepat Jakarta Bandung: Syarat dan Cara Daftar
Penting untuk dicatat, dari kisah tersebut bukan berarti Islam mendiskriminasi sosok wanita. Sebaliknya, Islam sangat menghargai dan menjunjung tinggi peran wanita dengan menjadikannya tiang negara. Wanita juga dipandang sebagai sumber utama baik tidaknya sebuah negara. Seperti pepatah "Dibalik pria sukses, ada wanita hebat di belakangnya.".
النساء عماد البلاد اذا صلحت صلح البلاد وإذا فسدت فسد البلاد
“Wanita adalah tiang negara. Apabila wanitanya baik maka baik pula negara. Apabila wanitanya rusak maka akan rusak pula negara.”
Setiap manusia dibekali dengan syahwat berupa kecintaan terhadap perhiasan dunia, yaitu -Harta, Tahta dan Wanita- yang lumrah dan diperbolehkan.
Akan tetapi, Islam menganjurkan kepada umatnya untuk memakai “perhiasan dunia” di tempat dan waktu yang tepat. Yakni dengan cara syahwat yang selalu dilandasi keimanan dan ketaqwaan. Wallahu a’lam bish-showaab.
Sumber: klikbmi.com