Victim Blaming, Alasan Korban Kejahatan Bungkam Karena Takut Disalahkan

Sabtu 24 Juni 2023, 19:00 WIB
Victim Blaming, Alasan Korban Kejahatan Bungkam Karena Takut Disalahkan (Sumber : Pixabay.com/GerdAltman)

Victim Blaming, Alasan Korban Kejahatan Bungkam Karena Takut Disalahkan (Sumber : Pixabay.com/GerdAltman)

SUKABUMIUPDATE.com - Victim blaming adalah lawan istilah dari playing victim. Fenomena ini kerap disepelekan padahal dampaknya sama seperti korban playing victim.

Melansir dari hellosehat.com via Yoursay.Id (portal suara.com), Victim blaming adalah fenomena ketika korban kejahatan atau tindakan kekerasan justru disalahkan atas apa yang telah menimpa dirinya. Dalam konteks ini kejahatan bisa sangat luas, seperti kasus pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual.

Misalnya, ketika seseorang mengalami pelecehan seksual di suatu tempat dan berusaha untuk mengungkapkan apa yang dialami pada orang yang ia percaya. Bukannya mendapat respon positif, ia justru disalahkan atas kejadian yang menimpanya.

Baca Juga: Perdebatan "Tomat Buah atau Sayur" Eksis Sejak 1893, Jawabannya?

Contohnya ada ungkapan "Pantas aja kamu jadi korban, penampilan kamu terbuka kayak gitu." atau "Makanya malam-malam jangan lewat di gang sepi sendirian, kalau ada kejadian yang nggak pantas kan nggak bisa nyalahin siapa-siapa."

Nah, kalimat-kalimat seperti itulah yang memberikan dampak buruk pada psikis korban yang mengalami kejadian tersebut. Padahal, bagaimanapun juga pelaku tetaplah pelaku karena melakukan kejahatan secara sadar.

Reaksi umum masyarakat yang disebut victim blaming ini seringkali dilakukan secara sengaja maupun tidak disengaja. Biasanya yang banyak terjadi dilakukan secara verbal, tetapi ada juga yang menunjukkan sikap menyalahkan si korban. 

Karena fenomena victim blaming inilah kebanyakan korban kekerasan memilih untuk bungkam sebab ia merasa tidak aman dan semakin memperburuk kondisi mentalnya jika bicara jujur.. Alih-alih mendapat dukungan, ia malah disalahkan. 

Baca Juga: Tiket Gratis Kereta Cepat Jakarta Bandung: Syarat dan Cara Daftar

Segala jenis kejahatan maupun kekerasan berpotensi besar menimbulkan trauma pada korban. 

Sebagaimana dilansir dari Goodtherapy, tanpa disadari, dampak victim blaming dapat membuat korban merasa seolah-olah mereka diserang terus-terusan. Hal ini dapat berkembang menjadi gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Tindakan victim blaming ini tak jarang mempersulit upaya korban untuk melaporkan tindak kejahatan yang dialami. Sebab, dukungan emosional dari orang terdekat tak tercukupi. 

Tak hanya menyalahkan situasi tertentu, orang malah dengan tega menghakimi sehingga membuat si korban tidak percaya diri untuk memperjuangkan kebenarannya. Artinya, orang yang melakukan victim blaming turut berkontribusi mendukung kejahatan sebagai suatu perbuatan yang dapat ditoleransi.

Pada kenyataannya, sikap victim blaming justru memperkuat taktik manipulasi pelaku untuk melakukan kejahatan serupa pada calon korban lainnya. 

Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger: Pengidap Disabilitas yang Cerdas, Termasuk Autis?

Pada kasus yang serius, tak hanya dilakukan oleh orang awam, seorang hakim yang memiliki kendali memperjuangkan kebenaran juga bisa melakukan victim blaming atas kasus yang mereka tangani. Hal ini akan semakin memperparah kondisi psikis korban karena tidak adanya keadilan yang ia terima. 

Alih-alih hukuman, pelaku bisa mendapat keringanan bahkan penangguhan hukum dan korban akan menjadi semakin putus asa dan trauma karena tak bisa melakukan apa apa. Oleh karena itu, korban harus menjalani terapi psikologis untuk mengatasi trauma yang dialami.

Maka dari itu, sebagai manusia normal jika menemukan teman, saudara maupun orang yang mengalami kejahatan atau pelecehan seksual, jangan menyalahkan atau mengajukan pertanyaan yang dapat menyudutkannya. Tetapi sebaliknya, berikan dukungan semampu kita dan jadilah tempat yang nyaman untuk mereka bercerita. 

Demikian penjelasan mengenai fenomena victim blaming yang banyak ditemukan namun seringkali disepelekan. Setelah tahu dampak buruk yang bisa terjadi, sebaiknya kita menghindari untuk melakukan victim blaming pada korban dan memberinya dukungan emosional atas kejadian buruk yang dialami. 

Sumber: Yoursay.Id (portal suara.com)

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Life22 Februari 2025, 09:01 WIB

Cara Menanamkan Kebiasaan Puasa pada Anak Sejak Dini: Trik Sukses Agar Mereka Bersemangat

Mengajarkan anak untuk berpuasa sejak dini adalah salah satu cara yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dan kedisiplinan.
Ilustrasi Mengajarkan Kebiasaan Puasa Pada Anak Sedari Dini (Sumber : Freepik)
Bola22 Februari 2025, 09:00 WIB

Persib Bandung vs Madura United di Liga 1: Tantangan Pangeran Biru Raih 3 Poin!

Persib vs Madura akan tersaji malam ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
Persib vs Madura akan tersaji malam ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : X@persib/@MaduraUnitedFC).
Inspirasi22 Februari 2025, 08:00 WIB

Info Loker Lulusan D3 Semua Jurusan, Penempatan di Area Jabodetabek

Loker D3 Semua Jurusan ini tersedia untuk mengisi posisi Manufacturing Apprentice dan dibuka hingga 21 April 2025 mendatang.
Info Loker Lulusan D3 Semua Jurusan, Penempatan di Area Jabodetabek (Sumber : Freepik/@pressfoto)
Food & Travel22 Februari 2025, 07:00 WIB

Resep Mie Leor Bumbu Kacang, Menu Takjil yang Banyak Dijual di Bulan Puasa

Menu Mie Leor bahkan banyak dijual di bulan puasa sebagai makanan takjil.
Resep Mie Leor Bumbu Kacang, Menu Takjil yang Banyak Dijual di Bulan Puasa. Foto: IG/@TeniSondari
Science22 Februari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 Februari 2025, Sedia Payung Saat Keluar Rumah

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 22 Februari 2025.
Ilustrasi. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 22 Februari 2025. | Foto: Pixabay
Food & Travel22 Februari 2025, 05:30 WIB

Serunya Wisata Rafting Sambil Menikmati Keindahan Alam di Caldera Adventure Cikidang Sukabumi

Selain resort dan rafting, Caldera Adventure Cikidang Sukabumi juga menawarkan berbagai aktivitas outdoor.
Keseruan berwisata arung jeram atau rafting di Sungai Citarik Sukabumi bersama Caldera Adventure. (Sumber Foto: Dok. Caldera Adventure)
Sukabumi21 Februari 2025, 22:28 WIB

Temani Warga yang Dipanggil Polisi Pasca Kematian Samson, Massa Geruduk Mapolres Sukabumi

Puluhan warga Cihurang Simpenan Sukabumi geruduk Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson.
Puluhan warga Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi mendatangi Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson. (Sumber : SU/Ilyas)
Sehat21 Februari 2025, 21:00 WIB

5 Cara Ampuh Mengatasi Gejala Kolesterol Tinggi pada Kulit

Kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Tanda-tandanya biasanya tidak kentara, namun terkadang, Anda dapat melihat gejala Kolesterol tinggi pada kulit.
Ilustrasi cara mengatasi gejala kolesterol tinggi pada kulit (Sumber: Freepik/@freepik)
Sukabumi21 Februari 2025, 20:48 WIB

Aksi Indonesia Gelap di Sukabumi, Mahasiswa Kritisi Efisiensi Anggaran hingga MBG

Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi Rojab Asyari menilai semua tuntutan yang disampaikan mahasiswa cukup realistis dan sesuai dengan keadaan di masyarakat.
Aksi Indonesia Gelap di Kota Sukabumi, ratusan mahasiswa berunjukrasa di depan Kantor DPRD, Jumat (21/2/2025). (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)
Inspirasi21 Februari 2025, 20:18 WIB

Integrasi AI di Newsroom Media Lokal Tingkatkan Efisiensi dan Kualitas Konten

Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, menekankan pentingnya adaptasi teknologi, termasuk AI, bagi media lokal
LMC Talk