SUKABUMIUPDATE.com - Wayang adalah salah satu ciri khas Bangsa Indonesia berupa pertunjukan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Cerita wayang biasanya kolaborasi antara kisah hindu dan mitos yang dipercayai oleh masyarakat.
Wayang Golek merupakan salah satu ragam kesenian wayang yang dibuat dari kayu dan merupakan hasil perkembangan dari wayang kulit. Meskipun Wayang Golek memiliki banyak perbedaan dengan wayang kulit, tetapi pakem dan jalan cerita wayang golek ini sama dengan wayang kulit.
Zaman dahulu, Wayang Golek sering ditayangkan di televisi atau diputar di radio. Namun beralih zaman, kini Wayang Golek bisa ditonton di berbagai platform media sosial hanya bermodalkan internet saja.
Baca Juga: Mengenal 3 Upacara Adat Khas Sunda Jawa Barat, Salah Satunya Lengser
Sejak Kapan Wayang Golek eksis dengan Bahasa Sunda? Diketahui, Wayang Golek dengan bahasa Sunda diperkirakan mulai berkembang di Jawa Barat pada abad ke 17, tepatnya masa Kesultanan Mataram.
Makna Nilai Budaya Sunda dari Kesenian Wayang Golek
Lebih lanjut, makna yang di dapat dari nilai budaya Sunda melalui pertunjukan wayang golek adalah hasil dari interaksi dalang dengan masyarakat yang hadir menggunakan simbol-simbol tertentu. Dalam hal ini, boneka wayang dan penggunaan bahasa Sunda menjadi alat ataupun simbol agar masyarakat yang hadir menyaksikan dapat memberikan penafsirannya masing-masing.
Hal itu diungkap oleh Sauky, M. Asfahani; Bukhori, Bukhori. (2021) dalam penelitiannya yang bertajuk "Makna Sosial dalam Nilai-nilai Budaya Sunda pada Lakon Wayang Golek Ki Dalang Wisnu Sunarya".
Baca Juga: Wargi Sunda Tahu Si Cepot? Yuk Simak, Pepeling Legend Pewayangan Sunda!
Di dalam kebudayaan Sunda terdapat bahasa, sastra, dan aksara yang dianggap bernilai, berharga, dan dianggap penting dalam hidup setiap anggota masyarakatnya. Dan untuk pembahasaan nilai budaya silih asih, silih asuh, dan silih asah yang cukup populer adalah sebagian dari nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam kebudayaan Sunda.
Ya, silih asih, silih asuh, dan silih asah merupakan salah satu dari sekian banyaknya nilai budaya yang terdapat di dalam kebudayaan Sunda.
Silih asih yaitu saling menyayangi dan mencintai yang dapat dilakukan dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Pemberian ungkapan tadi dapat dilakukan dengan cara saling menjaga, mengasuh, dan merangkul antara individu satu dengan yang lain, hal ini yang dimaksud dengan silih asuh serta bukti nyata nilai tersebut tercermin di dalam silih asah.
Sumber: Jurnal UIN SGD