Mitos Cara Membuang Ari-ari Bayi di Sukabumi, Muncul Sejak Zaman Megalithikum?

Kamis 08 Juni 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi. USG | Mitos Cara Membuang Ari-ari Bayi di Sukabumi, Muncul Sejak Zaman Megalithikum? (Sumber : Freepik/@freepik)

Ilustrasi. USG | Mitos Cara Membuang Ari-ari Bayi di Sukabumi, Muncul Sejak Zaman Megalithikum? (Sumber : Freepik/@freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Mitos ari-ari bayi rasanya sudah melekat di masyarakat, salah satunya etnis Sunda Sukabumi. Bahkan, masyarakat kerap menyebut ari-ari ini sebagai "teman bayi".

Masyarakat biasanya membuang ari-ari bayi dengan dua cara, yakni dikubur atau dibuang ke sungai. Tak sembarangan! Soal cara membuang ari-ari bayi konon katanya berpengaruh terhadap karakter anak tersebut saat dewasa.

Lebih lanjut, pengamat sejarah Sukabumi, Irman Firmansyah mengatakan tradisi membuang ari-ari telah berkembang di Sukabumi hampir disemua tempat, terutama di pedesaan. Ini menjadi kepercayaan masyarakat Sukabumi yang dilakukan secara terus menerus dari generasi ke generasi.

Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger: Pengidap Disabilitas yang Cerdas, Termasuk Autis?

Lantas, sejak kapan muncul kepercayaan tentang membuang ari-ari di Sukabumi?

Irman yang saat ini juga sebagai Ketua Yayasan Dapuran Kipahare mengungkapkan, ada kemungkinan kepercayaan membuang ari-ari di Sukabumi eksis sejak munculnya ritual di masa megalithikum.

Kala itu, masyarakat sudah menetap dan melakukan ritual ibadah. Ketika Islam masuk, ritual membuang ari-ari masih berlanjut dengan disertai doa doa islam, mengingat dalam islam ada anjuran untuk mengubur ari-ari bayi. Ritual dibuang ke sungai pun, kata Irman, hampir sama dengan cara dikubur.

"Biasanya ada dua cara membuang ari-ari yaitu dikubur atau dibuang ke sungai atau laut" kata Irman, dikutip Kamis (8/6/2023).

Biasanya, mak paraji/dukun beranak yang membawa ari-ari bayi, akan menggunakan Gedebog pisang dan dibentuk seperti wadah. Gedebog pisang tersebut dipayungi dan berjalan dan dibuang ke sungai dengan disertai doa-doa.

Baca Juga: Profil Putri Ariani, Peraih Golden Buzzer dari Simon Cowell di America's Got Talent

Irman Firmansyah kemudian menceritakan dari sisi sejarah dan budaya. Menurutnya, ada beberapa ritual cara membuang ari-ari bayi di Sukabumi yakni mulai dari dicuci (dimandikan) di air mengalir. Alasannya sederhana, karena ari-ari bayi ini banyak mengandung darah.

Setelah bersih, ari-ari kemudian dimasukan ke paso yakni semacam kendi yang jalan masuknya berada di pinggir dan bagian atas pasonya juga terlindung. Meskipun, ada juga masyarakat yang menggunakan kendi dengan penutup.

Ari-ari bayi tersebut lalu di beri bumbu berupa garam, asem, gula, bawang merah, cabe rawit hingga bunga-bungaan. Terkadang, wadah ari-ari bayi itu juga ditutup kain putih.

Setelah ari-ari diberi bumbu, kata Irman, lubang setinggi lutut disiapkan.

"Lokasinya kalo jaman dulu dikolong talupuh/kolong teras karena rumahnya panggung, sekarang dengan rumah tembok biasanya disekitar rumah saja." kata Irman kepada sukabumiupdate.com, dikutip Selasa (30/5/2023).

Kemudian, ari-ari dikuburkan dengan diiringi doa, seperti ayat kursi sebanyak 3x dan shalawat nabi sebanyak 3x.

Tanah tersebut diberi lubang udara kecil dengan pelepah pepaya. Menurut kepercayaan masyarakat, konon lubang itu berfungsi untuk udara agar tidak pengap.

Baca Juga: Sejarah Membuang Ari-ari Bayi di Sukabumi: Pakai Kendi dan Dianjangkeun Hari ke-7

Lubang yang sudah siap kemudian diterangi lampu hingga 7 hari.

"Kalo zaman dulu menggunakan lampu teplok/cempor atau lampu centir gentur yang terlindung dari hujan." lanjut Irman.

Irman yang sekarang juga sebagai Ketua Yayasan Dapuran Kipahare mengungkapkan, pada zaman dahulu tepat pada hari ketujuh si bayi dibawa ke tempat penguburan. Tradisi membuang ari-ari bayi di Sukabumi ini disebut oleh masyarakat dengan istilah 'dianjangkeun' atau dikunjungkan ke ari-ari, yang merupakan bagian dari bayi tersebut.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Internasional03 Desember 2024, 23:16 WIB

Korea Selatan Umumkan Darurat Militer, Ini Penyebabnya

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer dalam pidato tengah malam yang disiarkan langsung di televisi negera gingseng tersebut.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol saat mengumumkan darurat militer, Selasa, 3 Desember 2024. (Sumber Foto: X/Istimewa)
Sukabumi03 Desember 2024, 22:50 WIB

Wabup Iyos Terima Kunjungan Kerja Danlanal Bandung, Bahas Keamanan Laut Sukabumi

Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri menerima kunjungan kerja Danlanal Bandung, Kolonel Laut (P) M Taufik di Pendopo Palabuhanratu, Selasa (3/12/24).
Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri bertukar cenderamata dengan Danlanal Bandung. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Jawa Barat03 Desember 2024, 21:02 WIB

Respons Pj Gubernur soal Pencopotan Ummi Wahyuni dari Jabatan Ketua KPU Jabar

Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin yakin pencopotan Ummi Wahyuni dari jabatan Ketua KPU Jabar tak ganggu jalannya rekapitulasi Pilkada 2024.
Momen Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin dan Ummi Wahyuni  memonitor pencoblosan di TPS 08, Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. (Sumber : KPU Jabar)
Bola03 Desember 2024, 21:00 WIB

Kabar Baik Jelang Hadapi Zhejiang FC, Dua Pemain Persib Bandung Pulih dari Cedera

Persib Bandung akan memainkan laga pamungkas grup F AFC Champions League Two melawan Zhejiang FC pada Kamis 5 Desember 2024.
Persib Bandung akan memainkan laga pamungkas grup F AFC Champions League Two melawan Zhejiang FC pada Kamis 5 Desember 2024. (Sumber : X@persib).
Sukabumi03 Desember 2024, 20:37 WIB

Hujan Deras, Dapur Rumah Warga Ambruk Terseret Longsor di Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, dapur rumah warga ambruk terseret longsor di Nagrak Sukabumi pada Selasa (3/12/2024) siang.
Kondisi dapur rumah warga yang ambruk terseret longsor di Nagrak Sukabumi. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi03 Desember 2024, 20:04 WIB

Kampung Ojolali Palabuhanratu Terendam Banjir, Perekonomian Warga Terganggu

Sudah dua hari Kampung Ojolali Palabuhanratu Sukabumi terendam banjir, enam rumah terdampak.
Kondisi banjir luapan sungai yang merendam sejumlah rumah di Kampung Ojolali Palabuhanratu Sukabumi. (Sumber : SU/Ilyas)
Musik03 Desember 2024, 20:00 WIB

Daftar Nominasi Golden Disc Awards ke-39 yang Bakal Digelar Tahun Depan

Ajang penghargaan musik bergengsi asal Korea Selatan, Golden Disc Awards kembali diselenggarakan tahun depan. Jika sebelumnya di Jakarta, kini akan digelar di Jepang.
Daftar Nominasi Golden Disc Awards ke-39 yang Bakal Digelar Tahun Depan (Sumber : X/@soompi)
Sukabumi03 Desember 2024, 19:41 WIB

Material Pengerasan Jalan Usaha Tani di Cidadap Sukabumi Jadi Sorotan, Ini Kata BPP

Proyek pembangunan jalan usaha tani di Cidadap Sukabumi ini jadi sorotan karena tersiar kabar material pengerasan jalannya tidak sesuai spesifikasi.
Proyek pembangunan Jalan Usaha Tani atau JUT di Desa Banjarsari, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi. (Sumber Foto: Istimewa)
DPRD Kab. Sukabumi03 Desember 2024, 19:28 WIB

Hasil Kunker ke Garut, Dewan Uden Dorong Optimalisasi Pariwisata di Kabupaten Sukabumi

Hasil kunker ini akan menjadi bahan diskusi dalam mengoptimalisasi potensi pariwisata lokal di Kabupaten Sukabumi.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Uden Abdunnatsir saat kunker ke Kabupaten Garut pada 28 November 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel03 Desember 2024, 19:00 WIB

Jembatan Cincin Jatinangor Sumedang, Sejarah dan Kisah Mistis yang Menyelimutinya

Jembatan Cincin Jatinangor bukan hanya sekadar bangunan tua, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan keindahan yang patut dijaga dan dilestarikan.
Jembatan Cincin Jatinangor bukan hanya sekadar bangunan tua, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan keindahan yang patut dijaga dan dilestarikan. (Sumber : Instagram/@arespati).