SUKABUMIUPDATE.com - Setitik cerita historis sebenarnya telah menggambarkan alasan kenapa juni disebut bulan Bung Karno. Yaitu, 6 Juni 1901 atau 122 tahun yang lalu Soekarno lahir di bumi pertiwi.
Akan tetapi, selain kelahiran Bung Karno, Juni juga memiliki peristiwa historis lain yaitu Hari Lahir Pancasila.
Seolah semesta bersua, Soekarno tak hanya lahir di bulan Juni, melainkan ia juga wafat di bulan yang sama. Ya, Bung Karno menghembuskan nafas terakhirnya pada 21 Juni 1970 silam.
Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger: Pengidap Disabilitas yang Cerdas, Termasuk Autis?
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan tanggal penting di Bulan Juni yang menjadi alasan disebutnya Bulan Bung Karno.
1. 1 Juni, Hari Lahir Pancasila yang Bermula dari Pidato Bung Karno
Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni.
Lantas, apa hubungan Hari Lahir Pancasila dengan Bung Karno? Jawabannya yaitu peristiwa bersejarah ini salah satunya diambil dari pidato Bung Karno, dilansir dari derapjuang.id
Ya, momen sejarah Hari Lahir Pancasila berawal dari sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai dalam bahasa Jepang. Sidang BPUPKI sendiri dilatarbelakangi kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik.
Sidang pertama BPUPKI dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan berlangsung selama lima hari hingga tanggal 1 Juni 1945.
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Juni Disebut Bulan Bung Karno, Sudah Tahu?
Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara dihadapan anggota BPUPKI pada sidang keduanya. Soekarno menyampaikan pidatonya yang berjudul “Lahirnya Pancasila”.
Pada awalnya pidato ini tidak memiliki judul, namun Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat memberikannya judul “Lahirnya Pancasila”.
Bung Karno menyebutkan lima dasar negara yakni sila pertama ‘Kebangsaan’, ‘Internasionalisme atau Perikemanusiaan’, ‘Demokrasi’, ‘Keadilan Sosial’ dan ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’, seperti melansir via Suara.
2. 6 Juni, Hari Lahir Bung Karno
Bung Karno lahir pada 6 Juni 1901 di Jalan Peneleh Gang Pandean IV, Nomor 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya. Ia adalah anak dari pasangan Ida Ayu Nyoman Rai dan Raden Soekemi Sosrodihardjo.
Soekarno kecil dirawat oleh kakaknya Raden Hardjodikromo di Tulungagung karena sempat sakit-sakitan. Tetapi, ia kembali tinggal dengan orang tuanya pada 1909 di Mojokerto.
3. 21 Juni, Hari Wafat Bung Karno
Bung Karno menghembuskan nafas terakhirnya pada 21 Juni 1970 silam. Ia meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto dan dimakamkan di Blitar.
4. Juni 1911, Catatan Pendidikan Bung Karno
Sang Proklamator Indonesia, Presiden Soekarno pertama kali menempuh pendidikan di Tulungagung. Kemudian ia dipindahkan ke Mojokerto mengikuti orang tuanya.
Bung Karno juga pernah belajar di Eerste Inlandse School dan pindah ke Europeesche Lagere School (ELS) pada bulan Juni 1911. Semarak Bung Karno di bulan Juni!
108 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 1915, Soekarno menyelesaikan pendidikannya di ELS dan melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS) di Surabaya. Bung Karno tinggal di rumah sahabat ayahnya, Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau HOS Cokroaminoto yang merupakan pendiri Serikat Islam.
Sejak saat itu, Bung Karno mulai mengenal dunia perjuangan yang membuat dirinya sangat ingin berjuang bagi bangsa Indonesia.
Baca Juga: Kajian Kesehatan Ustadz Zaidul Akbar di Masjid Agung Sukabumi, Catat Tanggalnya!
Di Kediaman Cokroaminoto, Bung Karno muda mulai banyak belajar politik dan banyak berlatih pidato.
Bung Karno kemudian mulai kenal dan berinteraksi dengan tokoh-tokoh hebat, seperti Dr. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara. Ya, mereka adalah pemimpin organisasi National Indische Partij di zaman sejarah lalu.
Singkat cerita Soekarno lulus dari HBS. Presiden Indonesia ini memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (kini ITB). Ia mengambil jurusan Teknik sipil dan lulus tahun 1926.
Sumber: derapjuang.id | Suara.com