SUKABUMIUPDATE.com - Bung Karno, Presiden Indonesia yang pertama telah menorehkan segudang catatan sejarah bagi masyarakat. Salah satu hal yang dikenal dan dikaitkan dengan Bung Karno adalah Bulan Juni.
Ya, Juni disebut sebagai bulan Bung Karno. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum tahu alasan kenapa Juni disebut bulan Bung Karno.
Berikut alasan kenapa Juni disebut bulan Bung Karno. Yuk, simak!
Alasan Kenapa Juni Disebut Bulan Bung Karno
Setitik cerita historis sebenarnya telah menggambarkan alasan penyebutan juni sebagai bulan Bung Karno. Yaitu, 6 Juni 1901 atau 122 tahun yang lalu Soekarno lahir di bumi pertiwi.
Siapa sangka, sosok pria bernama Soekarno itu menjadi pemimpin pertama bangsa Indonesia. Selain kelahiran Bung Karno, Juni juga memiliki peristiwa historis lain yaitu Hari Lahir Pancasila.
Seolah semesta bersua, Soekarno tak hanya lahir di bulan Juni, melainkan ia juga wafat di bulan yang sama. Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya pada 21 Juni 1970 silam.
Biografi Bung Karno, Presiden Pertama Indonesia
Bung Karno lahir pada 6 Juni 1901 di Jalan Peneleh Gang Pandean IV, Nomor 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya. Ia adalah anak dari pasangan Ida Ayu Nyoman Rai dan Raden Soekemi Sosrodihardjo.
Soekarno kecil dirawat oleh kakaknya Raden Hardjodikromo di Tulungagung karena sempat sakit-sakitan. Tetapi, ia kembali tinggal dengan orang tuanya pada 1909 di Mojokerto.
Penulis otobiografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, dalam penuturannya kepada Cindy Adams, Bung Karno menceritakan saat-saat kelahirannya. Cerita Bung Karno ini merupakan kutipan cerita lisan dari ibunda tercintanya, Ida Ayu Nyoman Rai.
“Engkau sedang memandangi fajar nak. Ibu katakan kepadamu, kelak engkau akan menjadi orang yang mulia, engkau akan menjadi pemimpin dari rakyat kita, karena ibu melahirkanmu jam setengah enam pagi di saat fajar mulai menyingsing,” kata Ida Ayu kepada Bung Karno kecil, dilansir derapjuang.id, Rabu (7/6/2023).
Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger: Pengidap Disabilitas yang Cerdas, Termasuk Autis?
Berbicara soal pendidikan, sang Proklamator Indonesia itu pertama kali menempuh pendidikan di Tulungagung. Kemudian ia dipindahkan ke Mojokerto mengikuti orang tuanya.
Bung Karno juga pernah belajar di Eerste Inlandse School dan pindah ke Europeesche Lagere School (ELS) pada bulan Juni 1911. Semarak Bung Karno di bulan Juni!
108 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 1915, Soekarno menyelesaikan pendidikannya di ELS dan melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS) di Surabaya. Bung Karno tinggal di rumah sahabat ayahnya, Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau HOS Cokroaminoto yang merupakan pendiri Serikat Islam.
Sejak saat itu, Bung Karno mulai mengenal dunia perjuangan yang membuat dirinya sangat ingin berjuang bagi bangsa Indonesia.
Baca Juga: Asal-usul Nama "Mustofa" Si Kering Kentang, Konon Kisah Jenaka Presiden Soekarno
Di Kediaman Cokroaminoto, Bung Karno muda mulai banyak belajar politik dan banyak berlatih pidato.
Bung Karno kemudian mulai kenal dan berinteraksi dengan tokoh-tokoh hebat, seperti Dr. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara. Ya, mereka adalah pemimpin organisasi National Indische Partij di zaman sejarah lalu.
Singkat cerita Soekarno lulus dari HBS. Presiden Indonesia ini memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (kini ITB). Ia mengambil jurusan Teknik sipil dan lulus tahun 1926.
Sumber: derapjuang.id