SUKABUMIUPDATE.com - Kata ADHD saat ini sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial TikTok. Lantas apa itu ADHD?
ADHD merupakan sebuah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder yang mana itu adalah sebuah gangguan perkembangan saraf yang paling umum pada masa kanak-kanak.
Biasanya, ADHD ini adalah gangguan mental yang sering dialami oleh anak-anak namun bisa berlangsung sampai dewasa.
Baca Juga: Kumpulan Diskon Makanan dan Minuman di Sukabumi Bulan Juni 2023, Yuk Serbu
Pada umumnya, seseorang yang menderita ADHD akan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian atau fokus, impulsif, dan hiperaktif.
Meskipun begitu, dikutip dari cdc.gov, sebenarnya normal bagi anak-anak untuk mengalami kesulitan fokus dan berperilaku pada satu waktu atau lainnya.
Namun, anak-anak dengan ADHD tidak hanya itu saja masalahnya. Gejala berlanjut, bisa parah, dan dapat menyebabkan kesulitan di sekolah, di rumah, atau dengan teman-teman.
Baca Juga: Begini Cara Bu Siti Berbagi Jatah dengan 2 Suami Mudanya, Tetap Harmonis
Tanda-tanda seorang anak mengalami ADHD antara lain:
- Banyak melamun
- Mudah lupa atau kehilangan banyak hal
- Mudah gelisah
- Terlalu banyak bicara
- Ceroboh atau mengambil risiko yang tidak perlu
- Sulit melawan godaan
- Mengalami kesulitan untuk antri
- Mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain
Mengutip dari Suara.com, para ilmuwan sedang mempelajari penyebab dan faktor risiko dalam upaya menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola dan mengurangi kemungkinan seseorang menderita ADHD.
Penyebab dan faktor risiko ADHD tidak diketahui, tetapi penelitian saat ini menunjukkan bahwa genetika memainkan peran penting. Studi terbaru menghubungkan faktor genetik dengan ADHD.
Selain genetika, para ilmuwan sedang mempelajari kemungkinan penyebab dan faktor risiko lainnya termasuk:
- Cedera otak
- Paparan risiko lingkungan selama kehamilan atau pada usia muda
- Penggunaan alkohol dan tembakau selama kehamilan
- Persalinan prematur
- Berat lahir rendah
Penelitian tidak mendukung pandangan populer bahwa ADHD disebabkan oleh makan terlalu banyak gula, terlalu banyak menonton televisi, pengasuhan anak, atau faktor sosial dan lingkungan seperti kemiskinan atau kekacauan keluarga.
Tentu saja, banyak hal, termasuk ini, dapat memperburuk gejala, terutama pada orang-orang tertentu. Tetapi bukti tidak cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa masalah-masalah tersebut merupakan penyebab utama ADHD.
Diagnosis ADHD
Memutuskan apakah seorang anak memiliki ADHD adalah proses yang harus dilakukan dengan beberapa langkah.
Tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis ADHD, dan banyak masalah lain, seperti kecemasan, depresi, masalah tidur, dan beberapa jenis ketidakmampuan belajar, dapat memiliki gejala yang sama.
Salah satu langkah dari proses ini melibatkan pemeriksaan medis, termasuk tes pendengaran dan penglihatan, untuk menyingkirkan masalah lain dengan gejala seperti ADHD. Mendiagnosis ADHD biasanya juga melibatkan data riwayat kesehatan anak dari orang tua dan lingkungannya.
Penanganan ADHD
Dalam kebanyakan kasus, ADHD paling baik diobati dengan kombinasi terapi perilaku dan obat-obatan.
Untuk anak-anak usia prasekolah (4-5 tahun) yang mengalami ADHD, terapi perilaku direkomendasikan sebagai lini pertama pengobatan sebelum pengobatan dicoba.
Apa yang terbaik dapat bergantung pada anak dan keluarga. Rencana perawatan yang baik akan mencakup pemantauan ketat, tindak lanjut, dan membuat perubahan, jika diperlukan, di sepanjang jalan.
Sumber: Suara.com (Mutaya Saroh)