SUKABUMIUPDATE.com - Menurut antropolog Kathrine Strakweather dan Raymond Hames dalam tulisan mereka, “A Survey of Non-Classical Polyandry,” seperti dikutip Sumanto Alqurtuby dalam artikelnya di suaraislam.co, ada sekitar 53 kelompok masyarakat di dunia ini yang mempraktikkan poliandri. India, Tibet, Nepal, dan sejumlah kawasan di Kepulauan Marquesas di Pacific dan di Amerika Selatan adalah yang paling banyak ditemukan kasus-kasus poliandri ini.
Di antara beberapa daerah tersebut, masih kata Sumanto, India yang paling banyak dijumpai praktik poliandri. Salah satu yang populer adalah kawasan Kinnaur, dimana masyarakatnya masih mengklaim sebagai keturunan Pandawa, seperti dalam kisah pewayangan. Kita tahu dalam kisah Mahabarata dikisahkan bahwa Draupadi memiliki lima suami yang kemudian menjadi “anggota tetap” Pandawa, yaitu Yudistira, Bimasena, Arjuna, Nakula dan Sadewa.
Namun, wanita yang memiliki 2 Suami atau poliandri menjadi salah satu hal tabu di masyarakat Indonesia. Walaupun beberapa kasus poliandri terungkap seperti kisah Bu Siti punya 2 suami yang berhasil diungkap channel YouTube Ki Bungsu Kawangi dengan judul “Ibu Haji Cantik Memiliki Dua Suami Tinggal Serumah Tetap Harmonis”.
Terlepas dari benar tidaknya kisah bu Siti yang memiliki dua suami, faktanya di Indonesia sendiri pernah terjadi beberapa kasus poliandri dan sempat membuat geger publik. Berikut kami rangkum diantara beberapa kasus poliandri yang heboh di Indonesia.
1. Kasus Poliandri di Cianjur. Seorang wanita bernama NN (28) merupakan istri sah dari TS (49). Keduanya telah menikah selama 13 tahun dan kini memiliki dua orang anak. Tapi, NN menikah siri dengan pria berinisial UA (32), warga Desa Babakan Caringin, Karangtengah, Kabupaten Cianjur.
Hal itu, terkuak setelah keluarga TS mencari tahu kebenarannya. Akhirnya, pada 10 Mei 2022, terungkap bila NN dan UA telah menikah, dan akhirnya menyebabkan NN diusir oleh warga dan dicerai suami pertama.
2. Kasus Poliandri di Bali. Seorang wanita berinisial AU melakukan poliandri. AU memiliki suami lebih dari satu yang berasal dari Bali. Meski sudah memiliki suami sah di Ngawi, Jawa Timur.
AU memutuskan menikah lagi pada Desember 2016. Pernikahan AU dan suami barunya itu memicu kontroversi karena AU tidak memberitahu sudah mempunyai suami sah. AU mengaku sendiri pada suami kedua dan tengah berkuliah S2 kedokteran. AU dituntut ke pengadilan dan dinyatakan bersalah atas kasus penipuan hingga mencapai miliaran rupiah.
3. Kasus Poliandri di Gresik. Seorang wanita melakukan poliandri dengan seorang perangkat desa di Gresik, Jawa Timur. Kasus tersebut terungkap pada 2021 lalu. Wanita itu, menikah siri dengan seorang pria yang juga sudah berkeluarga. Kisah poliandri tersebut berjalan selama setahun sebelum akhirnya terbongkar.
4. Kasus Poliandri di Rembang. Pada tahun 2021 lalu, seorang wanita berinisial BD berpoliandri dengan menggunakan dokumen palsu untuk menikah lagi. BD menggunakan identitas orang lain supaya bisa menikah dengan seorang pria. Dalam dokumen tersebut, dia berstatus perawan padahal sudah mempunyai suami sah.
BD ingin menikah lagi karena tidak puas dengan suami pertamanya. Namun, dia mengaku, tetap ingin mempertahankan ikatan perkawinan dengan suami pertamanya tersebut. Kasus poliandri tersebut, terbongkar dan berujung penetapan tersangka bagi BD dan suami sah yang membantu membuat identitas palsu.
5. Kasus Poliandri di Ngawi. Kasus Poliandri juga pernah terjadi di Ngawi, Jawa Timur tahun 2014 silam. Seorang wanita bernama MM yang menikah lagi meskipun sudah punya suami sah dan dikarunia empat orang anak. Namun, MM menikah lagi dengan seorang pria BP dan mempunyai dua orang anak. Kasus poliandri MM berakhir di pengadilan setelah lima tahun menikah.
6. Kasus Poliandri di Madura. Seorang wanita berinisial KM pada 2010 silam melakukan poliandri karena suami pertama melakukan poligami, pernikahan kedua itu terjadi saat dia mengajukan gugatan cerai dan prosesnya masih berjalan di pengadilan. Dari hasil pernikahan kedua, dia melahirkan seorang anak. Kasus poliandri ini berakhir di pengadilan.
Apa sebenarnya alasan poliandri?
Mengutip dari tirto.id, dalam masyarakat modern di Amerika Serikat, masih ada wanita yang mengidamkan hubungan poliandri. Di sana, perkawinan seorang wanita dengan banyak laki-laki memang ilegal, tetapi hal ini tak meredam hasrat segelintir wanita untuk berpoliandri.
Salah satu wanita asal Colorado misalnya, menyatakan bahwa ia telah memimpikan berhubungan dengan banyak laki-laki sejak awal masa remaja. Perempuan lainnya, Effy Blue, seorang life coach yang juga berelasi dengan banyak laki-laki, menyampaikan beberapa hal menguntungkan dari hubungan jenis ini.
“Partner-partner saya memiliki kekuatan, gaya, dan cara pandang berbeda. Semuanya membentuk suatu jaringan dukungan buat saya. Selain itu, relasi jenis ini juga menawarkan pengalaman seksual yang beragam sehingga mencegah terjadinya kebosanan dalam hubungan jangka panjang. Variasi yang kami temukan membuat kehidupan seks lebih menyenangkan,” jabarnya pada Vice seperti dikutip tirto.id.
Poliandri mengisyaratkan adanya relasi kuasa di mana perempuan berada di posisi lebih superior. Para laki-laki yang berhubungan dengan seorang perempuan poliandris mesti setia kepadanya. Sehubungan dengan relasi kuasa, hubungan poliandri juga dimungkinkan dengan adanya kecenderungan peran laki-laki tertentu sehingga ia rela melihat pasangannya memiliki partner lain.
Pada suatu titik, ada perempuan-perempuan poliandris yang mengasosiasikan dirinya dengan dewi-dewi yang dipuja. Keinginan untuk diakui atau bahkan ‘diagungkan’ seperti inilah yang melandasi hasrat mereka berpoliandri. Meski memiliki hasrat seksual atau berelasi yang tak melulu dikatakan timpang dengan laki-laki, perempuan masih kerap mendapat stigmatisasi negatif begitu ia diketahui ingin berpoliandri. Misalnya, sebutan pelacur atau perempuan murahan adalah hal yang nyaris dilekatkan sekalinya ia ketahuan memiliki banyak pasangan.