4 Upacara Adat Tradisional, Sebut Labuh Saji Nelayan Palabuhanratu Sukabumi

Minggu 21 Mei 2023, 19:00 WIB
Momen perayaan Hari Nelayan Palabuhanratu tahun 2019 | Upacara Adat Tradisional, Sebut Labuh Saji Nelayan Palabuhanratu Sukabumi | Foto: YouTube/Co2 Palabuhanratu

Momen perayaan Hari Nelayan Palabuhanratu tahun 2019 | Upacara Adat Tradisional, Sebut Labuh Saji Nelayan Palabuhanratu Sukabumi | Foto: YouTube/Co2 Palabuhanratu

SUKABUMIUPDATE.com - Upacara Adat Labuh Saji di Palabuhanratu Sukabumi menjadi salah satu bagian acara puncak Hari Nelayan ke-63. Prosesi labuh saji akan dilaksankan di laut menggunakan perahu.

Menurut catatan panitia, ada sekitar 250 perahu nelayan tradisional yang akan mengikuti arak-arakan dan 3 perahu inti yang akan mengikuti arak-arakan. Selain itu, kurang lebih ada sekitar 250 penari yang akan tampil di kegiatan upacara adat Labuh Saji.

Di acara puncak Hari Nelayan ke-63 Palabuhanratu Sukabumi, yang akan di labuh saji adalah lobster. Tujuannya agar populasi lobster kembali meningkat, dilanjutkan dengan tebar tukik, buah-buahan dan hasil bumi.

Mengutip Perpustakaan Kemdikbud RI bertajuk "Upacara Labuh Saji di Kabupaten Sukabumi", Labuh Saji adalah upacara ritual masyarakat nelayan Palabuhanratu Sukabumi yang hampir sepanjang tahun dilaksanakan oleh penduduk setempat.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Travel di Sukabumi Tujuan Bandung hingga Jakarta, Cek Harganya!

Informasi yang ditulis oleh Erni Nurtiningsih, Yuzar P, Tini Rustini dan Ria Intani T, Ria Andayani S turut menyebutkan ada empat jenis upacara tradisional sebagai salah satu bentuk atau wujud dari adat istiadat.

  1. Pertama adalah upacara tradisional yang bertalian dengan pertanian. Biasanya upacara ini dilakukan menjelang tanam padi dan pada saat panen.
  2. Kedua, upacara tradisional yang bertalian dengan daur hidup manusia, upacara ini dilakukan pada fase kehamilan, kelahiran, akil baligh, perkawinan, serta kematian.
  3. Ketiga upacara tradisional yang bertalian dengan alam, upacara ini biasanya dilakukan pada saat suatu daerah terkena bencana atau bisa juga untuk menolak bencana.
  4. Keempat, upacara yang berkaitan dengan sistem religi. Upacara ini biasanya dilakukan untuk memperingati hari-hari besar keagamaan dan memperingati jasa leluhur.

Upacara Adat Labu Saji Palabuhanratu Sukabumi dan Kepercayaan Nyi Roro Kidul

Dekat dengan Nyi Roro Kidul, Palabuhanratu Sukabumi Jadi Tempat Menyeramkan Di DuniaNyi Roro Kidul, Palabuhanratu Sukabumi

Adapun fokus lebih dalam di artikel ini adalah Upacara Adat Labut Saji Masyarakat Palabuhanratu Sukabumi. Nama “Labuh Saji” mempunyai makna yang sama dengan “Melabuh Saji”, berasal dari kata ngalabuh (Labuh) artinya menjatuhkan sesuatu (Benda, sesajen, kepala kerbau) ke dalam laut, dengan harapan agar hasil tangkapan ikannya berlimpah setiap tahun.

Upacara Labuh Saji disebut juga dengan istilah Nadran yang berasal dari kata nadar yang artinya janji hendak berbuat sesuatu apabila telah tercapai maksudnya. Sedangkan maksud dari nadran itu sendiri adalah memelihara hubungan baik antar manusia di daratan dengan penghuni lautan (Nyi Roro Kidul).

Hubungan baik ini harus tetap dijaga dengan diadakan upacara Labus Saji tersebut. Para nelayan menitipkan nyawanya agar diselamatkan oleh penguasa lautan yang dipercaya sebagai Nyi Roro Kidul.

Adapun tujuannya ialah "urutkeun galur catur nu turun tumurun ti sepuh baheula, “mematuhi cerita orang tua secara turun temurun”.

Baca Juga: Sebut Nyi Roro Kidul Palabuhanratu Sukabumi, Kepercayaan Masyarakat Kampung Naga

Seperti diketahui, upacara tradisional menurut antropolog S. Budhisantoso adalah tingkah laku resmi yang dilakukan untuk peristiwa-peristiwa yang tidak ditujukan pada kegiatan teknis sehari-hari. Akan tetapi mempunyai kaitan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan di luar kemampuan manusia atau kekuatan supernatural, seperti roh nenek moyang atau leluhur.

Terlepas dari tujuan pelaksanaan upacara tersebut, ditilik secara budaya, sesungguhnya upacara tradisional adalah suatu bentuk sarana sosialisasi, khususnya bersifat tradisional.

Penyelenggaraan upacara termasuk kegiatan penting, artinya bagi pembinaan sosial budaya masyarakat yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena salah satu fungsinya untuk mengokohkan norma-norma serta nilai-nilai budaya yang telah berlaku turun-temurun.

Upacara tradisional dilakukan secara khidmat oleh pendukungnya dan dirasakan sebagai bagian integral serta komunikatif dalam kehidupan kulturalya. Upacara adat dapat membangkitkan rasa aman bagi setiap pendukungnya di tengah-tengah lingkungan masyarakat.

Sumber: Perpustakaan Kemdikbud RI

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:00 WIB

Menyatu dengan Alam di Curug Sawer, Hanya 30 Menit dari Kota Sukabumi

Tersembunyi di tengah hutan yang rimbun, Curug Sawer ini menawarkan keindahan alam yang masih asri dan suasana yang tenang.
Curug Sawer adalah salah satu destinasi wisata alam yang menarik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. (Sumber : Screenshot YouTube/@Kemanapedia).