SUKABUMIUPDATE.com - Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu gunung tertinggi di Jawa Barat setelah gunung Ciremai. Gunung Gede juga menjadi salah satu yang menjadi favorit para pendaki, selain karena memiliki jalur pendakian terbilang cukup mudah juga karena terkenal dengan pemandangannya yang sangat indah.
Gede Pangrango merupakan dua gunung berbeda yang berada dalam satu kawasan gunung Gede memiliki ketinggian 2958 mdpl sementara Gunung Pangrango memiliki ketinggian 3019 mdpl.
Hal ini juga yang menjadikan banyak pendaki memilih gunung ini karena bisa mendaki dua puncak gunung sekaligus.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Bunga Edelweis, Pertama Kali Ditemukan di Lereng Gunung Gede!
Namun, di balik keindahan gunung Gede Pangrango, seperti gunung lain di Indonesia gunung ini juga menyimpan sederet mitos yang menambah daya tariknya.
Menurut beberapa sumber, gunung api aktif ini bahkan telah tercatat dalam naskah kuno Sunda “Bujangga Manik”. dalam naskah tersebut gunung ini disebut sebagai “Hulu wano na Pakuan” yang berarti tempat tertinggi di Pakuan.
Bujangga manik sendiri merupakan pendeta yang berasal dari tanah Sunda dan memutuskan melakukan perjalanan mengunjungi tempat-tempat suci di Pulau Jawa yang diperkirakan hal itu terjadi pada akhir abad ke-15.
Baca Juga: Di Bawah Gunung Gede Pangrango, Kecamatan Sukabumi Tata Wisata untuk Pikat Turis
Menurut mitos yang beredar, Gunung ini dijaga oleh Eyang Jaya Kusuma. Selain itu, ada pula sosok yang menjadi penjaga kawasan Gede Pangrango yakni Eyang Jayarahmatan dan Mbah Kadog yang mendiami dua buah batu besar yang berada di kawasan Kebun Raya Cibodas.
Tak hanya itu, mitos lain yang banyak dipercaya di gunung ini yaitu adanya sebuah batu yang menyerupai pelana kuda yang terletak di sebelah timur alun-alun Suryakencana. Ya, tempat ini menjadi salah satu ikonik dari Gunung Gede Pangrango.
Di alun-alun Suryakencana terdapat batu besar mirip pelana kuda yang dipercaya sebagai patilasan Eyang Suryakencana putra Eyang Wiratanudatar yang merupakan pendiri Kabupaten Cianjur.
Baca Juga: Tempat Camping di Cianjur, Cocok Nikmati Dinginnya Udara Kaki Gunung Gede Pangrango
Mitos lain yang tak kalah populer yaitu tentang adanya suara langkah kaki kuda di sekitar alun-alun Suryakencana. Suara derap kaki kuda itu kerap didengar oleh warga lokal maupun para pendaki Gunung Gede Pangrango.
Alun-alun Suryakencana sendiri menjadi tempat yang disakralkan di gunung ini. Pasalnya di hutan sekitar alun-alun yang terkenal dengan keindahannya diketahui ada situs kuburan kuno yang dipercaya sebagai tempat bersemayam Prabu Siliwangi.
Kemudian, mitos lainnya yaitu di sekitar air terjun tepatnya di curug Cibeureum. Dimana di tengah-tengah air terjun ini ada petilasan makam Eyang Hajimintarsah yang konon katanya merupakan perwujudan seorang pertapa sakti.
Baca Juga: Kijang Terekam di Gunung Gede Pangrango, Pertanda Macan Tutul Masih Ada?
Itulah deretan mitos yang menyelimuti gunung Gede Pangrango dan masih dipercaya hingga saat ini. Kisah-kisah seputar gunung Gede itu terus menyebar dari mulut ke mulut, generasi ke generasi.
Terlepas dari mitos itu semua, Gunung Gede Pangrango merupakan tempat yang harus kita jaga kelestariannya.
Selain agar dapat dinikmati generasi yang akan datang juga untuk menjaga semua spesies langka baik hewan maupun tumbuhan yang ada di Gunung Gede Pangrango.