SUKABUMIUPDATE.com - Selain Kalongwewe, ada enam Hantu Sunda lain yang juga termasuk jenis Lelembut. Diantaranya Aul, Jurig Iprit alias Jin Iprit, Buta Hejo, Lulun Samak, Genderuwo dan Dedemit.
Oleh karena hari ini adalah malam jumat, berikut artikel khusus penjelasan singkat tujuh jenis lelembut, Hantu Tanah Sunda yang masih dipercaya masyarakat.
Informasi berikut dilansir oleh Redaksi Sukabumiupdate.com dari penelitian Hantu Sunda oleh Hilmy Ahmad Muzaki pada tahun 2019. Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia itu meneliti tentang "Perancangan Informasi Jurig Sunda Populer Melalui Media Buku Ensiklopedia".
7 Hantu Sunda Lelembut: Lulun Samak Penunggu Sungai hingga Dedemit
1. Kalongwewe
Kalongwewe adalah makhluk halus yang dipercaya sebagai sosok wanita dengan payudara yang sangat besar, rambut panjang dan bisa terbang. Terkadang Kalongwewe juga diyakini memiliki sayap atau pun tidak bersayap.
Kalongwewe sendiri bermakna "Kelong" yang artinya Kelelawar, dan "Wewe" alias "Awewe" atau Perempuan, menurut Yusup (2017).
Jurig Kelongwewe muncul karena sastra lisan yang menyebutkan kebiasaan atau Kebudayaan masyarakat Sunda. Yaitu soal larangan orang tua kepada anak–anak untuk bermain jauh–jauh, ditempat yang gelap dan tumbuhannya tinggi, atau bermain pada saat waktu sore hari.
Konon katanya, payudara yang besar milik Kalongwewe digunakan untuk menyembunyikan anak – anak yang bermain di luar rumahnya dikala waktu mendekati maghrib atau senja, menurut Kasmana (2018).
Secarik sastra lisan Sunda turut menyebut, ada beberapa perbedaan tentang bagaimana Kalongwewe menyembunyikan anak manusia.
Misalnya, Kalongwewe sebenarnya tidak berniat untuk jahat dengan menyembunyikan dan akan diambil ke alam Jurig. Hantu Sunda ini lebih kepada menculik dan menyembunyikan anak–anak yang bermain sendirian tanpa pendampingan dari orang tuanya.
Hal itu karena Dedemit Wanita penculik anak ini ingin mengingatkan orang tuanya agar senantiasa menjaga sang anak. Poin ini menekankan tentan pesan moral mitos-mitos Hantu Sunda yang dipercaya masyarakat.
Sementara sastra lisan lain menyebutkan, Kalongwewe menyembunyikan anak–anak karena sifat Dedemit Wanita yang ingin memiliki seorang anak.
2. Genderuwo
Genderuwo merupakan salah satu Jurig atau Hantu yang mendiami daerah pegunungan dan hutan. Selain di sastra lisan Sunda, seiring perkembangan waktu, Genderuwo juga dikenal pada sastra lisan Jawa.
Genderuwo dipercaya sebagai sosok Mahluk Halus yang memiliki perawakan amat besar layaknya raksasa. Bahkan, jenis Hantu Sunda itu juga diketahui memiliki bulu kaki besar seukuran batang pohon kelapa. Wow, bisa remuk jika manusia terinjak!
3. Aul
Jurig Aul merupakan Jurig dengan wujud berupa manusia setengah hewan anjing. Hanya saja, bentuk Anjing ini hanya pada bagian kepalanya saja.
Seramnya adalah, kepala Anjing Hantu Aul menghadap ke belakang atau berlawanan dengan tubuhnya. Tak heran sosok ini bisa bikin pingsan jika tidak sengaja melihatnya.
4. Lulun Samak
Keempat, jenis lelembut berikutnya adalah Lulun Samak. Lulun Samak adalah Jurig dengan wujud berupa tikar dari pandan.
Konon, masyarakat percaya Lulun Samak berada di lingkungan sungai dan selalu berusaha untuk menenggelamkan siapapun yang bertemu dengannya ketika berenang disungai. Orang hilang di Sungai pun kerap dikaitkan dengan jenis lelembut satu ini.
Biasanya Lulun Samak mendiami wilayah sungai–sungai yang masih angker dan kental cerita mistis. Maka dari itu, Jurig Lulun Samak juga dikenal sebagai "hantu penunggu sungai".
5. Iprit
Iprit atau lebih sering disebut Jin Iprit adalah jenis Jurig yang memiliki kemampuan untuk memberikan kekayaan kepada manusia. Hantu Sunda ini selalu digunakan untuk pesugihan.
Jurig Iprit memiliki rupa seperti putri duyung, yakni manusia dengan setengah badannya berupa tubuh ikan. Akan tetapi, ada yang mengatakan bahwa Jin Iprit memiliki wujud berupa manusia dengan setengah badannya berupa tubuh ular seperti Siren.
Entahlah, yang jelas Iprit termasuk salah satu mahluk halus mitos di tanah pasundan.
6. Buta Hejo
Sama seperti Genderuwo yang tinggal di pengunungan atau hutan, Buta
Hejo pun merupakan Jurig raksasa dengan tubuh berwarna hijau.
Beberapa cerita di masyarakat yakni hal yang sering dilakukan manusia ketika bertemu dengan Buta Hejo adalah meminta Hantu Sunda ini sebagai media pesugihan.
Sunda dan Jawa lagi-lagi memiliki kemiripan soal mahluk halus. Ya, seperti Kalongwewe dan Wewegombel, dalam sastra lisan Jawa Jurig Buta Hejo juga disebut Hantu dengan nama yang berbeda, yakni Buto Ijo.
7. Dedemit
Terakhir, Dedemit merupakan Jurig yang terdapat pada kedua jenis Jurig, yakni ada dedemit dari kalangan Jurig Lelembut atau berasal dari kalangan Jurig Lelembutan.
Seperti diketahui, Lelembut adalah sebutan mahkluk halus dan sosok ini bukan berasal dari orang yang meninggal di alam dunia sedangkan lelembutan adalah roh gentayangan.
Dedemit merupakan Jurig yang menempati suatu tempat angker atau istilah bahasa sunda menyebutnya "ngageugeuh hiji tempat". Tempat angker kesukaan Dedemit misalnya, kuburan, pohon besar dan tempat tak berpenghuni seperti rumah kosong.
Wujud dari Dedemit yang dipercaya oleh masyarakat yakni berupa binatang.
Dedemit memiliki sifat cenderung menganggu manusia apabila daerah kekuasaan yang ia tempati diganggu oleh manusia. Hal ini seperti kisah dalam Film Dedemit: Diikuti Makhluk Halus yang kini sedang ramai diperbincangkan netizen.
Sumber: Jurnal UNIKOM