SUKABUMIUPDATE.com - Kalongwewe adalah satu diantara sekian banyak jenis Hantu Sunda seperti Dedemit dan Jurig. Apalagi suasana malam jumat mencekam yang kerap dikaitkan dengan hal mistis.
Masyarakat Sunda bahkan selalu mewanti-wanti anaknya untuk tidak pulang larut atau terlampau petang. Mereka bilang "bisi Diculik Kalongwewe" alias takut disembunyikan Kalongwewe.
Menarik memang, Sunda dengan berbagai mitos Hantu Sunda yang begitu dipercaya seolah kuat mendarah daging. Deretan film horor Indonesia pun kian digemari, apalagi jika berkaitan dengan Hantu, duh merinding tapi candu!
Baca Juga: 8 Rekomendasi Film Horor Indonesia Tentang Santet: Sewu Dino hingga Khanzab
Menyoal keberadaan Kalongwewe yang dipercaya masyarakat, Benarkah Dedemit Sunda Ini suka menculik anak yang main kesorean? Yuk, simak artikel berikut ini!
Diculik Kalongwewe: Dedemit Sunda Culik Anak yang Main Sore, Mitos atau Fakta?
Jawaban pertanyaan tersebut seperti dilansir dari penelitian Hantu Sunda oleh Hilmy Ahmad Muzaki pada tahun 2019. Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia itu meneliti tentang "Perancangan Informasi Jurig Sunda Populer Melalui Media Buku Ensiklopedia".
Kalongwewe adalah satu diantara jenis lelembut yang dipercaya oleh masyarakat Sunda. Tak heran, ibu-ibu biasanya khawatir dan cerewet ketika anaknya belum pulang main di sore hari.
Lelembut sendiri adalah sebutan mahkluk halus dan sosok ini bukan berasal dari orang yang meninggal di alam dunia. Berbeda dengan lelembutan yang biasa disebut roh gentayangan.
Berdasarkan sifat dan kemampuannya baik lelembut maupun lelembutan ada yang bersifat baik atau jahat kepada manusia. Kemudian ada juga yang memiliki kemampuan untuk memberikan kekayaan atau justru menjadi pelindung untuk manusia.
Beberapa contoh Hantu Sunda jenis lelembut adalah Kalongwewe, Aul, Jurig Iprit alias Jin Iprit, Buta Hejo, Lulun Samak, Genderuwo. Sementara Dedemit untuk lelembutan diantaranya Jurig Kuntianak, Pocong, Tuyul dan Nyi Roro Kidul. Kearifan lokal mistis namanya.
Baca Juga: Wisata Curug di Sukabumi, Cikaso Jadi Tempat Bersemayam Prabu Siliwangi?
Artikel ini akan lebih fokus pada Kalongwewe yang memang menjadi momok menyeramkan di masyarakat. Meskipun sebenarnya, sebagian masyarakat juga ada yang menolak dan tidak meyakini keberadaan hantu penculik anak ini.
Kalongwewe adalah makhluk halus yang dipercaya sebagai sosok wanita dengan payudara yang sangat besar, rambut panjang dan bisa terbang. Terkadang Kalongwewe juga diyakini memiliki sayap atau pun tidak bersayap.
Kalongwewe sendiri bermakna "Kelong" yang artinya Kelelawar, dan "Wewe" alias "Awewe" atau Perempuan, menurut Yusup (2017).
Jurig Kelongwewe muncul karena sastra lisan yang menyebutkan kebiasaan atau Kebudayaan masyarakat Sunda. Yaitu soal larangan orang tua kepada anak–anak untuk bermain jauh–jauh, ditempat yang gelap dan tumbuhannya tinggi, atau bermain pada saat waktu sore hari.
Konon katanya, payudara yang besar milik Kalongwewe digunakan untuk menyembunyikan anak – anak yang bermain di luar rumahnya dikala waktu mendekati maghrib atau senja, menurut Kasmana (2018).
Baca Juga: Sosok Nyi Blorong, Mitos Penunggu Wisata Alam Curug Cikaso Sukabumi
Secarik sastra lisan Sunda turut menyebut, ada beberapa perbedaan tentang bagaimana Kalongwewe menyembunyikan anak manusia.
Misalnya, Kalongwewe sebenarnya tidak berniat untuk jahat dengan menyembunyikan dan akan diambil ke alam Jurig. Hantu Sunda ini lebih kepada menculik dan menyembunyikan anak–anak yang bermain sendirian tanpa pendampingan dari orang tuanya.
Hal itu karena Dedemit Wanita penculik anak ini ingin mengingatkan orang tuanya agar senantiasa menjaga sang anak. Poin ini menekankan tentan pesan moral mitos-mitos Hantu Sunda yang dipercaya masyarakat.
Sementara sastra lisan lain menyebutkan, Kalongwewe menyembunyikan anak–anak karena sifat Dedemit Wanita yang ingin memiliki seorang anak.
Untuk diketahui, selain di Sunda, dalam sastra lisan Jawa terdapat makhluk halus yang juga memiliki kesamaan dengan Kalongwewe, yakni Wewegombel yang tidak bersayap. Sehingga, perbedaan Kalongwewe dan Wewegombel hanya terletak pada kepunyaan sayapnya.
Sumber: Jurnal UNIKOM