SUKABUMIUPDATE.com - Kajian atau Ceramah setelah Shalat biasanya diberikan oleh para guru yang dipercaya memiliki ilmu lebih terkait agama. Dalam Islam, mereka dikenal dengan Ustadz untuk laki-laki dan Ustadzah untuk perempuan.
Ceramah setelah Shalat Maghrib atau Ceramah setelah Shalat Shubuh biasanya menggunakan pengeras suara yang ada di masjid. Salah satu tujuannya agar masyarakat tetap bisa mendengarkan meskipun berhalangan untuk datang langsung.
Isi dari Ceramah yaitu penyampaian nasihat, ajakan, informasi hingga peringatan kepada jamaah setelah Shalat ditunaikan. Nah, untuk Updaters yang sedang mencari Contoh Ceramah setelah Shalat Singkat, berikut naskah yang diadaptasi dari laman islam.nu.or.id. Yuk, simak!
Contoh Ceramah Setelah Shalat Maghrib tentang Doa orang yang Terdzolimi
"Bissmillahirohmanirrahim, Assaalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Untuk mengawali ceramah pada malam hari yang penuh keberkahan ini, ada wasiat untuk kita semua untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Kaum Muslimin jama’ah shalat rahimakumullah, Ceramah malam ini mengambil tema: “Waspadai Doa Orang yang Terdzolimi!”.
Hadirin yang dirahmati Allah, az Zhulm atau kezaliman didefinisikan dengan beberapa makna, di antaranya:
- melanggar perintah dan larangan Dzat yang berhak memerintah dan melarang,
- melampaui batas,
- bertindak terhadap milik pihak lain tanpa seizinnya, dan
- meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), zalim diartikan sebagai orang yang melakukan perbuatan aniaya yang merugikan dirinya sendiri dan/atau orang lain. Lawan kata dari zalim adalah adil, artinya memberikan hak kepada setiap yang berhak mendapatkannya, atau berpihak kepada yang benar; berpegang pada kebenaran.
Baca Juga: 21 Contoh Paribasa Sunda: Babon Kapurba Ku Jago, Artinya Istri Nurut Suami
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Secara garis besar, kezaliman ada dua yakni pertama, kezaliman yang bahayanya mengenai orang lain, seperti menyakiti orang lain, mengambil dan memakan harta milik orang lain tanpa hak, memakan harta anak yatim, menunda-nunda bayar hutang padahal mampu melunasinya, tidak memberikan upah kepada pekerja, memukul istri tanpa hak, mengajarkan ilmu agama padahal tidak memiliki keahlian, berfatwa tanpa ilmu dan lain sebagainya.
Kemudian, mengajarkan agama tanpa dasar ilmu juga termasuk kezaliman karena hal itu dapat menyebabkan banyak orang menjadi sesat. Begitu pula berfatwa tanpa landasan ilmu, dapat menjerumuskan banyak orang ke dalam perkara-perkara yang haramkan dan dilarang oleh agama.
Kedua, adalah kezaliman yang bahayanya mengenai diri sendiri, seperti meninggalkan shalat lima waktu tanpa uzur, meninggalkan puasa Ramadan tanpa uzur dan lain sebagainya. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah ath Thalaq ayat 1:
Artinya: “Dan barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri” (QS ath Thalaq: 1)
Sedangkan kezaliman yang paling besar, paling parah dan paling berbahaya adalah kekufuran dengan semua jenisnya.
Allah SWT juga berfirman dalam Alquran Surah al Baqarah ayat 253 yang artinya: “Orang-orang kafir itulah orang yang zalim” (QS al Baqarah: 253).
Yakni, orang-orang kafir telah melakukan puncak kezaliman. Allah menyebut orang-orang kafir sebagai orang yang zalim karena kekufuran adalah kezaliman yang paling besar, paling parah dan paling tinggi. Seluruh kezaliman selain kufur dibandingkan dengan kufur tidak ada apa-apanya.
Hal ini berarti, kezaliman lain selain kufur dianggap sedikit jika dibandingkan dengan kezaliman yang berupa kufur. Orang yang mati dalam keadaan kafir, maka di akhirat ia masuk neraka selama-lamanya.
Dalam ayat yang lain pula, Allah SWT menegaskan bahwa "Sesungguhnya kemusyrikan adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman: 13).
Hadirin jama’ah shalat yang dirahmati Allah,
Sebuah hadits yang diriwayatkan al-Bukhari, Muslim dan lainnya, dari Sahabat Abu Hurairah RA menjelaskan bahwa orang yang bangkrut dan merugi adalah seseorang yang datang pada hari kiamat kelak dengan membawa pahala shalat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya.
Akan tetapi sewaktu hidup di dunia, ia banyak berbuat zalim kepada orang lain, maka pahala-pahala kebaikannya akan diambil seukuran dengan kadar kezaliman yang ia lakukan. Pahal itu diberikan kepada orang-orang yang pernah ia zalimi.
Apabila seluruh pahala kebaikannya telah habis, sedangkan ia masih memiliki tanggungan kezaliman kepada orang lain, maka dosa-dosa mereka yang pernah ia zalimi akan diambil dan ditimpakan kepadanya. Lalu ia dilemparkan ke dalam neraka.
Baca Juga: 5 Titik Free Wifi di Kota Sukabumi, Layanan Internet Gratis untuk Masyarakat!
Hadirin yang berbahagia,
Kita harus berhati-hati dan mewaspadai doa orang yang terzalimi. Karena Rasulullah SAW pernah bersabda kepada sahabat Mu’adz bin Jabal RA ketika mengutusnya untuk berdakwah ke Yaman:
"...takutlah dan waspadalah terhadap doa orang yang terzalimi karena tidak ada antara ia dan Allah penghalang (mustajabah)" (HR al Bukhari)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dikisahkan bahwa ada seorang perempuan yang shalihah memiliki rumah kecil di samping istana megah seorang raja. Rumah kecil itu mengurangi keindahan istana sang raja.
Setiap kali raja meminta kepada perempuan itu untuk menjualnya, ia menolak. Hingga suatu ketika, perempuan itu keluar rumah dalam sebuah perjalanan.
Ketiadaan perempuan itu di rumahnya digunakan kesempatan oleh raja untuk merobohkan bangunan rumahnya. Setelah perempuan pemiliki rumah kembali ke rumahnya, ia diberitahu jika yang merobohkan rumahnya adalah raja.
Spontan ia menengadah sembari mengangkat kedua tangannya dan berdoa yang artinya:
"Tuhanku Pemilik sekalian alam raya, aku-lah hamba yang lemah dan Engkau-lah yang Maha Menguasai dan Maha Menundukkan, hamba yang lemah dan teraniaya ini pasti memiliki penolong.” ucap perempuan tersebut.
Lalu perempuan itu duduk-duduk di depan bekas rumahnya yang telah roboh. Tidak lama kemudian, raja keluar istana bersama rombongannya. Ketika melihat perempuan itu, raja menanyainya, apa yang sedang ia lakukan.
Perempuan itu menjawab: "Aku sedang menunggu robohnya istanamu".
Raja menertawakannya dan berlalu begitu saja. Singkat cerita, malam pun tiba.
Kekuasaan Allah datang. Raja beserta seluruh bangunan istana dibenamkan dan ditenggelamkan ke dalam tanah.
Hadirin rahimakumullah,
Oleh karena itulah, marilah kita amalkan hadits yang disabdakan oleh baginda Rasulullah SAW:
“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang terzalimi!”.
Lantas, seorang sahabat bertanya: Saya membantunya jika ia terzalimi, tapi jika ia zalim, bagaimana menolongnya?
Rasulullah SAW menjawab: “Engkau menghalanginya atau mencegahnya dari berbuat zalim, sungguh itulah cara menolongnya” (HR al Bukhari dan Muslim)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian ceramat kali ini tentang Doa orang yang terdzolimi akan dikabulkan oleh Allah SWT. Semoga bermanfaat dan membawa keberkahan bagi kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin...
Sumber: islam.nu.or.id