SUKABUMIUPDATE.com - Ramalan Jayabaya "Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong" menjadi kenyataan tatkala Raja Majapahit yang terakhir, Brawijaya memilih meninggalkan agama negaranya dan pindah haluan ke agama Islam.
Ya, "Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong" adalah Ramalan Jayabaya pertama yang benar terjadi di Indonesia pada abad ke-15 masehi atau sekitar tahun 1.400. Ramalan Jayabaya ini menceritakan tentang Kisah Majapahit yang memeluk agama Islam.
Baca Juga: 18 Babasan Sunda dan Artinya, Contohnya Jagjag Waringkas
Ramalan Jayabaya kerap dikaitkan dengan peristiwa faktual masa kini, mengingat beberapa ramalannya benar-benar terjadi. Seperti namanya, Ramalan Jayabaya adalah ramalan yang dikeluarkan oleh Prabu Jayabaya, raja di Kerajaan Panjalu Kediri, yang membawa kejayaan pada masa itu.
Daftar lengkap 39 Bait Ramalan Jayabaya yang dikutip dari E-Book Publikasi bertajuk "Ramalan Joyoboyo" yang diakses dari situs adoc.pub, Sabtu (6/5/2023).
Bait Ramalan Jayabaya
Baca Juga: Ramalan Jayabaya "Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong", Kisah Nyata Majapahit Abad Ke-15
- Anak mangan bapak - Anak makan (menindas) bapak.
- Sedulur mangan sedulur - Saudara makan (menindas) saudara.
- Kanca dadi mungsuh - Kawan menjadi lawan.
- Guru disatru — Guru dimusuhi.
- Tangga pada curiga— Tetangga saling curiga.
- Kana-kene saya angkara murka — Angkara murka semakin menjadi-jadi.
- Sing weruh kebubuhan — Barangsiapa tahu terkena beban.
- Sing ora weruh ketutuh — Sedang yang tak tahu disalahkan.
- Besuk yen ana peperangan — Kelak jika terjadi perang.
- Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor—Datang dari timur, barat, selatan, dan
utara (perang dunia). - Akeh wong becik saya sengsara — Banyak orang baik makin sengsara.
- Wong jahat saya seneng — Sedang yang jahat makin bahagia.
- Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul — Ketika itu burung gagak
dibilang bangau. - Wong salah dianggep bener — Orang salah dipandang benar.
- Pengkhianat nikmat — Pengkhianat nikmat.
- Durjana saya sempurna — Durjana semakin sempurna.
- Wong jahat munggah pangkat — Orang jahat naik pangkat.
- Wong lugu kebelenggu — Orang yang lugu dibelenggu.
- Wong mulia dikunjara — Orang yang mulia dipenjara.
- Sing curang garang — Yang curang berkuasa.
- Sing jujur kojur — Yang jujur sengsara.
- Pedagang akeh sing keplarang — Pedagang banyak yang tenggelam.
- Wong main akeh sing ndadi — Penjudi banyak merajalela.
- Akeh karang haram — Banyak barang haram.
- Akeh anak haram — Banyak anak haram.
- Wong wadon nglamar wong lanang — Perempuan melamar laki-laki.
- Wong lanang ngasorake drajate dhewe — Laki-laki memperhina derajat
sendiri. - Akeh barang-barang mlebu luang — Banyak barang terbuang-buang.
- Akeh wong kaliren lan wuda — Baiivak orang lapar dan telanjang.
- Wong tuku ngglenik sing dodol — Pembeli membujuk penjual.
- Sing dodol akal okol — Si penjual bermain siasat.
- Wong golek pangan kaya gabah diinteri — Mencari rezeki ibarat gabah
ditampi. - Sing kebat kliwat — Yang tangkas lepas.
- Sing telah sambat — Yang terlanjur menggerutu.
- Sing gedhe kesasar — Yang besar tersasar.
- Sing cilik kepleset — Yang kedi terpeleset.
- Sing anggak ketunggak — Yang congkak terbentur.
- Sing wedi mati — Yang takut mati.
- Sing nekat mbrekat — Yang nekat mendapat berkat.
Baca Juga: 39 Contoh Paribasa Sunda dan Artinya, "Dibere Sabuku Menta Sajeungkal"
Sumber: adoc.pub