SUKABUMIUPDATE.com - Agama Islam memang memiliki segudang kisah inspiratif yang bisa dijadikan teladan dan pelajaran. Kisah-kisah inspritaif ini berguna untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.
Salah satu kisah inspiratif yang paling menarik adalah tentang seorang ahli maksiat yang jenazahnya dishalatkan oleh Wali Allah. Kisah itu ditulis oleh Imam Al-Ghazali dalam karya terkenalnya Kitab Ihya Ulumiddin.
Dikutip via NU Online, dikisahkan seorang ahli maksiat yang dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai sampah masyarakat. Pria ini kesehariannya selalu disibukkan dengan mabuk-mabukan dan aktivitas di tempat hiburan (pelacuran).
Baca Juga: Kisah Seorang Pria yang Masuk Surga Berkat Singkirkan Duri di Jalanan
Kemudian di suatu hari, seorang ahli maksiat ini tenggelam dalam dosa dan meninggal dunia. Tak ada satupun anggota keluarganya dan juga masyarakat sekitar yang simpati kepada jenazah laki-laki setengah baya yang tinggal di sudut Kota Bashrah tersebut.
Bahkan, istri almarhum sendiri tidak menemukan anggota masyarakat yang berkenan untuk membantu jenazah suaminya itu. Saking ahli maksiat suaminya itu, sampai-sampai tetangganya tidak ada yang mengenalnya.
Alhasil, sang istri terpaksa membayar dua orang untuk memikul keranda almarhum suaminya ke mushala. Saat tiba di mushala istrinya tak menemukan satupun orang yang berkenan menshalatkan jenazah suaminya.
Baca Juga: 7 Ciri-Ciri Orang yang Bakal Sukses di Masa Depan, Kamu Termasuk?
Istri almarhum ahli maksiat itu kemudian memutuskan untuk melanjutkan proses pengurusan jenazah. Ia lalu membawa jenazah almarhum suaminya ke padang pasir terbuka guna untuk dimakamkan.
Alangkah terkejutnya sang istri, ia melihat seseorang yang seakan tengah menunggu lama jenazah suaminya itu untuk dishalatkan.
Seseorang yang telah menunggu itu ternyata sosok orang zuhud yang uzlah di sebuah tepi kota. Orang tersebut sudah terkenal dengan kewaliannya di kalangan penduduk.
Baca Juga: Review Film Sewu Dino, Kisah Gadis Muda Terjebak Praktik Santet 1.000 Hari
Tak berselang lama, tersiarlah kabar di tengah masyarakat Kota Bashrah, jika orang yang terkenal itu adalah Wali Allah. Beliau rela menuruni bukit demi menshalatkan jenazah fulan yang dikenal sebagai ahli maksiat.
Masyarakat Bashrah pun terheran-heran dan berbondong-bondong merapat ke lokasi pemakaman sang ahli maksiat itu. Mereka semua berbaris di belakang ulama kharismatik yang dikenal sebagai Wali Allah itu.
Masyarakat yang terheran-heran itu kemudian bertanya kepada ulama kharismatik tersebut.
Baca Juga: Link Nonton Film Sewu Dino Full Movie, Film Horor Tentang Santet yang Mematikan
Wali Allah tersebut kemudian menjawab:
“Dalam mimpi aku mendengar suara langit, ‘Turunlah, temui jenazah fulan. Kamu akan melihat jenazah yang tidak diiringi siapapun kecuali istrinya. Shalatkanlah jenazahnya karena sungguh ia telah diampuni.’”
Mendengar jawaban dari ulama kharismatik yang rela turun bukit demi menshalatkan ahli maksiat, masyarakat Bashrah pun makin takjub dan heran. Akan tetapi, sang Wali Allah ini masih belum mengerti persis alasan mengapa jenazah laki-laki ahli maksiat ini di ampuni oleh Allah SWT.
Baca Juga: 10 Potret Asli Dayinta Melira Pemeran Sengarturih di Film Sewu Dino, Ternyata Cantik
Wali Allah itu kemudian memanggil istri fulan untuk meminta keterangan mengenai amalan apa saja yang dilakukan oleh almarhum suaminya tersebut.
Istri almarhum lalu memulai cerita, semasa hidup suaminya itu dikenal sering menyibukkan diri di tempat hiburan dan mabuk-mabukkan setiap harinya.
“Coba kamu perhatikan, kebaikan kecil apa yang pernah dilakukan almarhum suamimu?” tanya ulama kharismatik. Sementara itu masyarakat terlihat memperhatikan dengan khidmat jawaban dari istri almarhum.
Baca Juga: 6 Fakta Menarik Film Horor Sewu Dino, Diangkat Dari Kisah Nyata!
“Baik, ada tiga hal yang kuingat,” ucap istri almarhum.
Pertama, setiap kali tersadar dari mabuknya di waktu shubuh, almarhum suaminya itu segera mengganti pakaian, berwudhu, dan bergegas menuju masjid untuk shalat shubuh berjamaah.
Lalu, setelah selesai shalat shubuh berjamaah, almarhum suaminya itu lantas kembali ke tempat hiburan langganannya dan terbenam dalam dosa.
Kedua, rumah almarhum tak pernah sepi dan selalu didatangi oleh satu atau dua anak yatim yang disantuni. Bahkan, kebaikan yang dilakukan oleh almarhum kepada anak yatim melebihi ke anaknya sendiri.
Baca Juga: Link Baca Thread Sewu Dino dari SimpleMan, Lebih Seram dari KKN di Desa Penari
Ketiga, saat almarhum sadar di tengah mabuknya di gelapnya malam, terkadang ia menangis dalam penyesalan. Almarhum kemudian bermunajat:
“Wahai Tuhan pemilik sudut-sudut neraka Jahanam. Apakah Engkau akan memenuhi sudut-sudut Jahanam itu dengan raga yang hina ini (maksudnya dirinya).”
Mendengar cerita dari istri almarhum, lantas Wali Allah tersebut menunggu pemakaman hingga selesai sebelum ia kembali ke atas bukit di tepi Kota Bashrah. Keterangan dari istri almarhum itu menghilangkan keheranan yang sebelumnya hinggap pada diri ulama Kharismatik itu dan masyarakat Kota Bashrah.
Baca Juga: 5 Tips Agar Pasangan Tetap Mencintaimu Meski Sudah Berhubungan Lama
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah agar kita senantiasa tidak memandang baik dan buruknya seseorang di masyarakat. Kita sebagai umat Muslim tidak boleh meremehkan kebaikan sekecil apapun dalam agama Islam.