SUKABUMIUPDATE.com - Puasa di bulan Ramadan umat Islam selain diharuskan menahan rasa lapar dan haus serta nafsu lainnya juga harus menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Namun, ada hal yang tidak dianggap membatalkan puasa tapi bisa menghapus pahala puasa yang dijalani sehingga ibadah menjadi tak berarti. Hal tersebut adalah hasad.
Melansir dari Bandung.suara.com, menurut Imam Abu Hamid Alghazali, hasad adalah sikap tidak senang disaat melihat orang lain mendapatkan nikmat. Ustadz Abdul Somad pun menjelaskan bahwa hasad merupakan rasa iri apabila melihat orang lain lebih unggul dari pada kita.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Perbedaan Zakat, Infaq dan Sedekah yang Wajib Kamu Tahu
Ustadz Abdul Somad memberikan contoh yaitu, ketika dua orang ulama (Ulama A dan Ulama B) selalu melakukan perjalanan dakwah bersama-sama, tetapi satu diantara mereka yaitu Ulama A lebih dikenal dan dipercaya untuk menjadi imam.
Sampai-sampai muncullah pertanyaan dari Ulama B “Kenapa yang terkenal bukan saya? Kenapa yang menjadi imam bukan saya?” Ujar Ustadz Abdul Somad.
Hal tersebut sudah termasuk hasad, namun masih berkadar 50%. Bagaimana hasad itu bisa menjadi 100%?
Ustadz Abdul Somad menjelaskan lagi bahwa kadar hasad menjadi 100% apabila sudah mencapai tahapan “Menghilangkan Nikmat (Hasut)”.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Ungkap 3 Amalan Baik di Hari Raya Idul Fitri
Pada kasus kedua ulama di atas, kadar hasad bisa menjadi 100% apabila Ulama B telah menghasut orang-orang (jamaah pengajian) untuk tidak menyukai Ulama A, dengan cara menyebarkan berita hoax atau yang lainnya.
Hasad dapat memakan semua amal-amal ibadah sebagaimana api memakan kayu bakar. Jadikan lah hidup mu tanpa hasad agar hidup terasa plong, ujar Ustadz Abdul Somad.
Apabila kita hasad terhadap orang lain dan itu terjadi pada saat melakukan ibadah puasa di Bulan Ramadhan, maka dapat menghanguskan ibadah puasa Ramadhan kita.
Baca Juga: Doa Agar Dagangan Laris Manis Ala Ustadz Abdul Somad, Pedagang Wajib Amalkan
Ustadz Abdul Somad juga berkata bahwa hasad itu erat kaitannya dengan akidah, dan menasehati kita agar kita hasad kepada orang yang hafal Al-qur’an, hasad lah pada orang yang mempunyai harta tapi menggunakan hartanya untuk beramal dalam jalan Allah SWT.
Karena hal di atas masuknya sebagai motivasi, bukan sebagai hasad.
Sumber: Bandung.suara.com (Youtube Ustadz Abdul Somad)