SUKABUMIUPDATE.com - Perayaan Hari Raya Idul Fitri atau lebaran adalah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim. Sebab, di hari tersebut terdapat hidangan khas lebaran yaitu ketupat yang selalu ada dan tak pernah terlewatkan.
Saat lebaran, ketupat biasanya disajikan dengan opor ayam dan sambal goreng. Namun, dibalik ketupat yang identik dengan hari lebaran, ternyata hidangan ini memiliki filosofi dan makna mendalam.
Nah, dikutip via Akurat.co, berikut ini ada beberapa alasan mengapa ketupat menjadi makanan khas lebaran.
Alasan ketupat menjadi makanan khas Lebaran
- Berawal dari penyebaran agama Islam di pulau Jawa oleh Sunan Kalijaga
Tradisi ketupat berawal dari penyebaran agama Islam di pulau Jawa oleh Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga merupakan salah satu tokoh Wali Songo yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Baca Juga: SMAN 1 Cibadak Gelar Aksi Smandak Peduli dengan Tema “Ramadhan Berbagi”
- Menjadikan ketupat sebagai filosofi budaya
Seperti yang diketahui bahwa ketupat merupakan makanan tradisional yang berbahan dasar beras yang dimasak dengan cara direbus di dalam anyaman Janur. Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya dan filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai keislaman, sehingga ada akulturasi budaya antara keduanya.
Baca Juga: Persib Bandung vs Persikabo 1973: Susunan Pemain, Head to Head dan Prediksi Skor
- Makanan Bakda Lebaran
Sunan Kalijaga juga memperkenalkan Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda kupat merupakan budaya yang dimulai satu minggu setelah Lebaran. Pada hari itu, banyak masyarakat yang menganyam dan mempersiapkan hidangan ketupat.
Baca Juga: Persebaya Surabaya vs Dewa United: Catatan Pertemuan, Susunan Pemain dan Skor
- Simbol kebersamaan
Sunan Kalijaga juga membuat simbol kebersamaan untuk ketupat. Karena Sunan Kalijaga membagikan ketupat sebagai sarana untuk berdakwah menyebarkan agama Islam. Ini menjadi pendekatan budaya oleh Sunan Kalijaga untuk mengajak orang Jawa untuk memeluk agama Islam pada kala itu.
- Artinya yang filosofis
Ketupat berasal dari kata “Kupat” dan memiliki arti ganda yakni ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (empat tindakan).
Empat tindakan yang dimaksudkan antara lain: luberan (melimpahi), leburan (melebur dosa), lebaran (pintu ampunan terbuka lebar) dan laburan (menyucikan diri).
Baca Juga: Persija Jakarta vs PSS Sleman: Rekor Pertemuan, Susunan Pemain dan Prediksi Skor
Selanjutnya, isian beras pada Ketupat dilambangkan sebagai hawa nafsu. Daun kelapa muda atau Janur merupakan singkatan dari jatining nur atau cahaya sejati (hati nurani). Jika digabungkan, Ketupat memiliki arti manusia yang menahan nafsu dengan mengikuti hati nurani.
Untuk itu, ketupat melekat di Indonesia sebagai hidangan makanan khas Lebaran.
Sumber: Akurat.co