SUKABUMIUPDATE.com - Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang diburu oleh seluruh umat muslim. Hal tersebut karena malem itu merupakan malam yang lebih baik dari 1000 bulan.
Namun, tidak ada yang tahun kapan datangnya malam Lailatul Qadar, sebab itu hanya rahasia Allah SWT.
Namun, dalam Al-Quran disebutkan tanda-tanda malam Lailatul Qadar yaitu, akan terjadi pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan.
Baca Juga: 3 Cara Mendapatkan Lailatul Qadar, Amalkan di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadan
Lantas bagaimana seorang muslim mengetahui jika dirinya mendapatkan malam Lailatul Qadar? Berikut tanda-tandanya seperti melansir dari Suara.com.
1. Dikunjungi Malaikat
Al-Quran menyatakan bahwa dalam malam lailatul qadar, Malaikat turun (QS Al-Qadr: 4). Ketika Malaikat turun dan mengunjungi seseorang, Malaikat senang dengan kebaikan, melingkupi kebaikan apa saja.
Malaikat mendukung manusia yang berbuat baik. Dengan demikian, melakukan kebaikan secara terus-menerus bisa mengantarkan manusia mendapatkan malam lailatul qadar.
2. Muka Penuh Sinar
Wajah bersinar tersebut karena aura yang memancar membuat orang tersebut berperangai teduh dan nyaman.
3. Rendah hati
Sifat rendah hati akan memenuhi orang-orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar
4. Nikmat beribadah
Mereka yang mendapatkan malam Lailatul Qadar akan merasakan nikmat dalam setiap Sholatnya.
5. Berusaha Menjadi yang Terbaik
Mereka yang mendapatkan malam Lailatul Qadar selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam menjalankan ibadah dan mengamalkan ajaran-Nya.
6. Merasa Damai Sampai Fajar
Artinya, damai dengan diri dan damai dengan orang lain. Damai itu ada damai aktif dan ada damai pasif. Misal ketika manusia naik bus, banyak orang di bus, lalu hanya duduk diam, tidak menyapa samping kiri dan samping kanannya. Hal itu termasuk damai, tetapi damai pasif.
"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS Al-Qadr: 5).
Lain halnya dengan damai aktif yaitu ketika saling menyapa atau memberi sesuatu kepada orang lain dengan tujuan yang baik. Hal ini juga berlaku bahwa ketika manusia tidak bisa memuji orang lain, tidak perlu memakinya.
Kalau tidak bisa memberi sesuatu kepada orang lain, jangan lalu mengambil haknya. Kalau tidak bisa membantunya, jangan menjerumuskannya. Ini prinsip kedamaian yang dapat mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin. Di saat itulah manusia mendapat malam kemuliaan, yaitu malam lailatul qadar.
Sumber: Suara.com