SUKABUMIUPDATE.com - Tak terasa umat Islam di seluruh Dunia sebentar lagi akan merayakan hari raya Idul Fitri. Jika berbicara soal Idul Fitri atau di Indonesia dikenal dengan istilah lebaran ada banyak tradisi unik yang menyertainya.
Apalagi di Indonesia yang memiliki banyak suku bangsa menjadikan setiap daerah di Tanah Air memiliki tradisi lebaran yang berbeda.
Tradisi-tradisi tersebut selalu hadir dan memeriahkan setiap momen hari raya Idul Fitri di Indonesia mulai dari makanan, kebiasaan, hingga hal-hal lain yang selalu dilakukan setiap lebaran.
Lalu, apa saja tradisi lebaran yang ada di berbagai wilayah Indonesia? Berikut ulasannya seperti dikutip dari Tempo.co.
Baca Juga: Tol Bocimi Seksi 2 Gratis, Cek Titik Macet Mudik Lebaran 2023 di Sukabumi
1. Mudik (Pulang Kampung)
Tradisi mudik yang satu ini sudah sangat umum dan pasti banyak dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Pasti Anda juga pernah melakukan perjalanan mudik, bukan? Khususnya bagi mereka yang merantau, tidak boleh melewatkan tradisi ini karena momen yang Fitri ini menjadi kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara tercinta.
Pemerintah bahkan memberikan fasilitas mudik gratis setiap tahunnya dengan menggunakan transportasi kereta api dan bus untuk memastikan kesuksesan perjalanan mudik dengan ketentuan yang berlaku.
Baca Juga: Resep Goreng Ulen Ketan, Makanan Khas Lebaran yang Nikmat Selain Ketupat
2. Takbiran
Bagi umat Islam di Indonesia, takbiran sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Takbiran menjadi simbol kemenangan umat Islam setelah menjalankan puasa ramadan selama satu bulan. Biasanya, takbiran dilakukan pada malam hari sebelum Hari Raya Idul Fitri dan dimulai setelah sholat isya.
Terdapat berbagai cara untuk meramaikan takbiran, seperti takbir keliling menggunakan sepeda motor atau berjalan kaki.
3. Meriam Karbit (Bedil Lodong)
Setelah vakum selama tiga tahun, Festival Meriam Karbit di Kota Pontianak akan diadakan kembali. Festival ini biasanya digelar saat malam takbiran di sepanjang Sungai Kapuas untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Baca Juga: Sejarah Mudik di Sukabumi: Terkenal Era Belanda hingga Tradisi Jelang Lebaran
Festival Meriam Karbit merupakan tradisi di Pontianak yang diadakan setiap akhir Ramadan. Tradisi ini mengingatkan warga tentang sejarah, serta mencerminkan makna keberanian dan semangat kebersamaan.
Dilansir dari Tempo, sebanyak 157 balok meriam akan memeriahkan malam takbiran Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah yang akan datang.
Meriam karbit sendiri memiliki banyak nama di berbagai daerah salah satunya di Jawa Barat yang dikenal dengan nama Bedil Lodong atau meriam bambu.
4. Baraan
Tradisi yang satu ini berasal dari daerah Riau, yaitu Bengkalis. Baraan adalah tradisi di mana masyarakat melakukan kunjungan ke tetangga secara beramai-ramai. Kegiatan baraan biasanya terdiri dari berbagai jenis, seperti baraan RT, baraan RW, baraan komunitas, hingga baraan alumni sekolah ataupun universitas.
Baca Juga: 5 Tips Mudik Lebaran dengan Kendaraan Pribadi Agar Aman dan Nyaman
Dapat dipastikan setiap rumah di Bengkalis akan mendapat giliran untuk dikunjungi. Saat dikunjungi, tuan rumah akan menyediakan berbagai macam makanan, seperti ketupat, opor ayam, kue kering, dan lain sebagainya. Saat mengadakan baraan biasanya diawali dengan pembacaan doa terlebih dahulu.
5. Tradisi Tari Topeng Muaro Jambi
Ada tradisi yang unik satu ini yaitu tradisi tari topeng Muaro Jambi. Tradisi ini sudah pasti digelar setiap tahun sebagai bentuk perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi Tadi Topeng Muaro Jambi sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan berangkat dari cerita pemuda yang terkena penyakit menjijikan diasingkan ke hutan lalu menggunakan topeng untuk berani keluar dari rumah sambil membawa keranjang dan menggunakan pakaian compang camping.
Baca Juga: 5 Ide Parcel Lebaran Unik, Cocok Diberikan Pada Sanak Saudara di Hari Raya
Lalu saat pemuda itu keluar disambut baik oleh masyarakat dan dianggap sebagai hiburan dan saat itu terjadilah interaksi antara pemuda tersebut dan masyarakat dengan masyarakat memberikannya makanan dan minuman. Dari situlah, tradisi tari topeng muaro Jambi terus dilestarikan.
Topeng yang digunakan terbuat dari kulit labu manis tua yang kemudian dihias dengan menggunakan cat berwarna-warni serta ijuk yang diletakan di atas kepala. Umumnya, tarian ini dibawakan oleh pemuda Muaro Jambi dan anak-anak yang berjumlah hingga 50 orang. Mereka menari dan diiringi dengan alunan musik dari rumah ke rumah.
6. Nyembah Belari
Tak kalah unik dengan tradisi yang lain, ada tradisi nyembah belari. Mungkin sebagian orang terasa asing dengan nama tradisi ini.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Sarung Terbaik Pria untuk Lebaran, Lengkap dengan Harganya
Nyembah Belari adalah salah satu tradisi lebaran yang dilakukan oleh masyarakat Tambelan, Kecamatan Bintan, Kepri khususnya dilakukan oleh anak-anak usia sekolah dasar (SD).
Nyembah Belari adalah tradisi yang dilakukan dengan mengunjungi rumah untuk bersilaturahmi tapi dilakukan dengan berlari atau berjalan cepat yang dilakukan secara beramai-ramai sambil membawa kantong untuk memasukan pernak pernik atau uang dari rumah tanpa ada paksaan.
Anak-anak yang melakukan Nyembah Belari hanya menunggu di teras rumah dan tidak masuk ke dalam rumah. Jadi, jangan khawatir isi rumahnya tidak akan berantakan ketika diacak-acak oleh mereka.
Nyembah Belari biasanya dilakukan sehabis solat idul Fitri. Setelah sholat idul Fitri anak-anak biasanya langsung melaksanakan tradisi tersebut.
Baca Juga: Resep Opak Ketan Khas Pajampangan Sukabumi, Camilan Pertanda Lebaran Sudah Dekat
7. Grebeg Syawal – Yogyakarta
Tradisi lebaran yang terakhir datang dari kota Istimewa yaitu Yogyakarta. Tradisi ini merupakan turun temurun dari nenek moyang dan hingga kini masih terus dilestarikan dan dirayakan.
Grebeg Syawal merupakan tradisi di mana masyarakat Jogja akan membawa 'gunungan' untuk diarak dan dibagikan kepada warga.
Gunungan merupakan hasil berkah bumi yang nantinya akan diarak dari Pagelaran kota Yogyakarta hingga ke Masjid Agung Kauman.
Di masjid Agung di Kauman ini gunungan akan didoakan oleh Kyai dan Ulama besar agar mendapatkan kesehatan, kesejahteraan, hingga kebahagiaan dunia akhirat. Biasanya tradisi ini dimulai sekitar pukul 10.00 WIB selesai sholat idul Fitri.
Sumber: Tempo.co/Dwi Lucy Susetiowati (KEMDIKBUD)