SUKABUMIUPDATE.com - Di bulan Ramadan ini ada peristiwa bersejaran yang disebut dengan malam Nuzulul Quran dan malam Lailatul Qadar.
Namun, tidak sedikit umat muslim yang tidak mengetahui perbedaan antara malam Nuzulul Quran dan malam Lailatul Qadar.
Walaupun berbeda, namun keduanya merupakan peristiwa istimewa yang terjadi pada bulan Ramadan, dan sama-sama malam yang penuh berkah.
Baca Juga: 7 Tempat Berburu Takjil di Kota Sukabumi, Sekalian Ngabuburit
Lantas apa sih perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar? Simak penjelasannya di bawah ini seperti melansir dari Suara.com.
Perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar
Malam Nuzulul Quran merupakan waktu di mana Al-Quran pertama kali diturunkan. Masyarakat Indonesia umumnya memperingati malam Nuzulul Quran pada tanggal 17 Ramadan dan dilaksanakan di malam hari dengan tradisi membaca atau tadarus Quran.
Selain tadarus Quran, ada juga yang mengadakan pengajian, tumpengan, istighosah, tahlil, khataman Al-Quran dan tentu saja membaca doa khusus pada malam Nuzulul Quran sebagai wujud mengucapkan rasa terima kasih kepada Allah SWT atas berkah spesial di bulan suci Ramadan itu.
Sementara itu, malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Apabila kita melaksanakan ibadah pada malam lailatul qadar kita akan mendapatkan berkah yang nilai pahalanya lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan.
Pendapat populer mempercayai bahwa Lailatul Qadar akan tiba pada salah satu dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Salah satu indikasinya adalah riwayat Nabi Muhammad SAW yang semakin bersungguh-sungguh dalam beribadah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dengan menekankan I'tikaf dan ibadah lainnya pada hari-hari tersebut.
Hubungan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar
Keduanya memiliki hubungan penting sehubungan dengan proses penurunan Al-Quran untuk umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan islam.nu.or.id, Al-Quran diturunkan dua kali. Pertama secara keseluruhan dan kedua, secara bertahap.
Allah menurunkan ayat-ayat Al-Quran secara keseluruhan di langit dunia tetapi dikumpulkan terlebih dahulu di Baitul Izzah. Setelah itu, Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW di bumi secara bertahap, ayat demi ayat dalam waktu yang berbeda sesuai kebutuhan.
Hal itu membutuhkan waktu selama dua puluh tahun, tetapi ada juga yang berpendapat butuh waktu selama sepuluh tahun saja.
Syekh Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi menegaskan, “Tidak ada perbedaan bahwa Al-Qur’an diturunkan dari Lauh al-Mahfuzh pada malam Lailatul Qadar secara keseluruhan seperti penjelasan kami. Maka Al-Qur’an terlebih dahulu diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian Jibril menurunkannya secara berangsur tentang perintah, larangan dan sebab-sebab lainnya. Demikian itu terjadi selama 20 tahun.”
Berdasarkan penjelasan dari islam.nu.or.id, proses turunnya Al-Quran secara keseluruhan terjadi di malam Lailatul Qadar, tepatnya malam 24 Ramadan.
Pendapat ini sebagaimana ditegaskan dalam riwayat Ibnu Abbas dan Watsilah bin al-Asqa’ sebagai berikut:
“Sebagaimana bercerita kepadaku Abu Kuraib, beliau berkata, bercerita kepadaku Abu Bakr bin ‘Ayyasy dari al-A’masy dari Hassan bin Abi al-Asyras dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas beliau berkata; Al-Quran diturunkan secara keseluruhan pada malam 24 dari bulan Ramadan, kemudian diletakan di Baitul Izzah.”
Demikian itu perbedaan lailatul qadar dan nuzulul quran sekaligus hubungan keduanya.
Sumber: Suara.com (Mutaya Saroh)