Mengenal Ogoh-ogoh dalam Perayaan Nyepi Mulai dari Sejarah, Tujuan Hingga Filosofi

Selasa 21 Maret 2023, 19:30 WIB
Ilustrasi. Pawai Ogoh-ogoh menjadi salah satu tradisi di masyarakat bali dan selalu ditunggu menjelang perayaan Nyepi | Foto: Pixabay/Michelle_Maria

Ilustrasi. Pawai Ogoh-ogoh menjadi salah satu tradisi di masyarakat bali dan selalu ditunggu menjelang perayaan Nyepi | Foto: Pixabay/Michelle_Maria

SUKABUMIUPDATE.com - Pawai Ogoh-ogoh menjadi hal yang menarik dalam perayaan Nyepi di Bali. Ogoh-ogoh adalah patung besar yang dibuat dan dipajang di Bali.

Ogoh-ogoh biasanya terbuat dari bambu dan bahan lainnya, dan sering dirancang agar terlihat seperti makhluk menyeramkan. Patung itu nantinya akan diarak di jalan-jalan pada malam sebelum Nyepi, diiringi musik keras dan tarian.

Ogoh-ogoh biasanya diarak dengan dipikul di pundak oleh sekelompok orang. Prosesi tersebut dimaksudkan untuk melambangkan pengusiran roh jahat dan energi negatif dari masyarakat.

Di akhir prosesi, ogoh-ogoh biasanya dibakar, melambangkan penghancuran energi negatif dan awal tahun baru.

Baca Juga: Saji 1.000 tumpeng, Tradisi Papajar di Desa Gunungkaramat Sukabumi yang Penuh Makna

Pembuatan dan pertunjukan ogoh-ogoh adalah tradisi yang sangat berarti dan penting dalam budaya Bali, dan merupakan simbol kuat dari komitmen masyarakat Bali terhadap pertumbuhan spiritual dan peningkatan diri.

Lalu bagaimana sejarah ogoh-ogoh dan filosofinya? Yuk simak penjelasan di bawah ini yang dilansir dari Suara.com merujuk dari berbagai sumber.

Filosofi Ogoh-ogoh

Dalam agama Hindu, ada konsep yang bernama nyomya, yaitu sarana untuk mengubah hal negatif menjadi unsur positif dan ogoh-ogoh adalah bentuk nyomya dalam wujud nyata atau sekala.

Sementara nyomya niskala atau tak terlihat dalam rangka Nyepi, masyarakat umumnya melakukan upacara Tawur Kesanga. Jika ogoh-ogoh diarak pada sore menjelang malam, maka Tawur dilakukan pada siang hari.

Baca Juga: Dekat dengan Nyi Roro Kidul, Palabuhanratu Sukabumi Jadi Tempat Menyeramkan Di Dunia

Sementara itu, ogoh-ogoh merupakan simbol dari Bhuta Kala atau hal-hal buruk yang kerap melekat dalam diri manusia, seperti nafsu, tamak, iri, dengki dan dendam. Tak heran jika ogoh-ogoh berwujud menyeramkan.

Sejarah Ogoh-ogoh

Ada banyak hal yang berkaitan dengan sejarah ogoh-ogoh seperti berasal dari kata ogah-ogah yang dalam bahasa Bali berarti diarak lalu digoyang-goyangkan atau pawai.

Ada juga yang menyebut ogoh-ogoh merupakan perkembangan dari lelakut, yaitu nama orang-orangan sawah yang biasanya dipakai untuk mengusir burung.

Terlepas dari semua itu, sejarah ogoh-ogoh di Bali berawal pada tahun 1983, dimana pemerintah memutuskan Hari Raya Nyepi sebagai libur nasional.

Baca Juga: Longsor Cikereteg Sukabumi-Bogor Ungkap "Gonggo Burung" Peninggalan Belanda

Masyarakat kemudian mulai membuat perwujudan Bhuta Kala yang disebut dengan ogoh-ogoh. Mulanya, ogoh-ogoh tak berwujud seperti sekarang melainkan hanya berupa onggokan.

Tujuan Ogoh-ogoh

Sesungguhnya, ogoh-ogoh tidak berkaitan secara langsung dengan Hari Raya Nyepi. Tapi pawai ini kerap dilaksanakan rutin untuk memeriahkan upacara setiap tahunnya.

Pawai ogoh-ogoh umumnya ditutup dengan membakar sosok Bhuta Kala dengan tujuan memusnahkan semua sisi buruk manusia. Di Bali, hal ini disebut dengan pralina.

Baca Juga: Mitos Aul, Makhluk Menyeramkan yang Memiliki Banyak Versi Cerita

Pralina sendiri adalah proses mengembalikan sesuatu kepada asalnya (melebur) dan hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti dibakar atau diperciki air suci (tirta).

Untuk ogoh-ogoh sendiri, sangat disarankan untuk melakukan pralina dengan cara dibakar sehingga wujudnya benar-benar hancur menjadi abu. Tak sembarangan, mempralina ogoh-ogoh juga harus dilakukan di kuburan.

Sumber: Suara.com/Rima Suliastini

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 23:13 WIB

5 Tempat Jogging Nyaman Di Sekitar Kota Sukabumi untuk Menjaga Kesehatan

Bagi warga Sukabumi yang ingin menikmati manfaat olahraga ini, berikut adalah delapan tempat jogging yang nyaman dan cocok untuk meningkatkan kesehatan:
Rekomendasi tempat jogging yang ada di sekitar Kota Sukabumi | Foto : Istimewa
Nasional18 Januari 2025, 22:24 WIB

MUI Tolak Dana Zakat Dipakai untuk Makan Bergizi Gratis

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas menolak anggaran program MBG diambil dari dana zakat. Menurutnya menggunakan dana zakat untuk mendukung program unggulan Presiden Prabowo tersebut bakal berpotensi menimbulkan masalah dan perbedaan
Kegiatan Dapur Umum Makan Bergizi Gratis Badan Gizi Nasional. Foto: IG/@badangizinasional.ri
Sukabumi18 Januari 2025, 20:39 WIB

Mulai Tahun Ini, Dinsos Sukabumi Akan Labelisasi Rumah Milik Peserta PBI

ebanyak 5.000 rumah warga tidak mampu di Kabupaten Sukabumi yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) penerima bantuan iuran (PBI) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi akan labelisasi rumah milik warga penerima PBI ABPB | Foto : shutterstock.com
Gadget18 Januari 2025, 20:00 WIB

Spesifikasi HP Oppo Reno 13 yang Dibekali CPU Mediatek Dimensity 8350 dengan RAM 12 GB

Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya.
Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya. (Sumber : oppo.com).
Keuangan18 Januari 2025, 19:54 WIB

Jelantah Bisa Jadi Rupiah, Begini Cara Jual Minyak Goreng Bekas Ke Pertamina Rp 6000 / Liter

Minyak jelantah yang biasanya dibuang, kini bisa menjadi rupiah, dengan cara dijual ke Pertamina. Untuk apa Pertamina mengumpulkan minyak jelantah dan bagaimana cara menjualnya ke Petamina?
Cara jual jelantah ke Pertamina | Foto : Dok. Pertamina
Sukabumi18 Januari 2025, 18:29 WIB

Dinkes Apresiasi Operasi Katarak Gratis Polres Sukabumi, Sasar 200 Pasien

Ratusan pasien mengidap katarak melaksanakan oprasi di Mako polres Sukabumi yang berada di raya Jajaway, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025).
Puluhan pasien sedang antri untuk melaksanakan oprasi katarak di Mako Polres Sukabumi, Minggu (18/1/2024)  |  Foto : Ilyas Supendi
Life18 Januari 2025, 18:00 WIB

Amalkan Doa Ini Insya Allah Rezeki datang dari Segala Penjuru!

Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.
Ilustrasi berdoa - Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.(Sumber : Foto: Pixabay.com)
Sukabumi18 Januari 2025, 17:55 WIB

Sidak Peternakan Sapi Tak Berizin Di Cicurug, Ini Arahan DPMPTSP Sukabumi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi melakukan inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai ternak sapi di Kampung Nangklak, RT 06/06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug
DPMPTSP Kabupaten Sukabumi inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai kandang sapi di Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, Sabtu (18/1/2025) | Foto : Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 17:34 WIB

Terdampak Gempa Magnitudo 4,3, Tembok Rumah Warga Ambruk Di Loji Sukabumi

Satu unit rumah warga di Kampung Babakan, RT 014/RW 010, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025).
Tembok rumah warga ambruk di Loji Sukabumi, akibat diguncang gempa magnitudo 4,3  | Foto : Ilyas
Sukabumi18 Januari 2025, 17:07 WIB

Longsor Gerus Rumpun Bambu, Satu Rumah Warga Di Benda Sukabumi Terdampak

Longsor terjadi di Kampung Bangkongreang RT 1/4, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 05.00 WIB
Longsor timpa teras rumah warga di Benda Cicurug Sukabumi | Foto : P2BK Cicurug