SUKABUMIUPDATE.com - Bulan Ramadan memiliki banyak hal unik yang sulit ditemukan di bulan-bulan lainnya, mulai dari makanan hingga tradisi yang bisa dilakukan masyarakat.
Salah satu tradisi bulan Ramadan yang ada sejak dulu dan bertahan hingga saat ini adalah mainan meriam bambu. Mainan ini memiliki nama berbeda di tiap daerah di Indonesia, di daerah Jawa Barat sendiri khususnya Sukabumi meriam bambu dikenal dengan nama ‘Bedil Lodong”.
Di wilayah Melayu serumpun permainan tradisional ini dikenal dengan nama meriam bambu, di Kepulauan Bangka Belitung masyarakat menyebutnya bedil bambu. Daerah Minangkabau dikenal dengan meriam betung atau badiak batuang, sedangkan di Aceh disebut dengan bahasa lokal tet beude trieng.
Baca Juga: 11 Hal yang Membatalkan Puasa di Bulan Ramadan, Umat Muslim Wajib Simak!
Di Jawa lebih dikenal sebagai mercon bumbung atau long bumbung. Lalu di Banten dan di Sunda dinamai bebeledugan. Sementara anak-anak di wilayah Indonesia bagian timur menyebut mainan ini dengan nama bunggo.
Bedil lodong terbuat dari bambu yang di salah satu ujungnya diberi lubang kecil untuk tempat menaruh karbit sebagai bahan pemicu dentuman yang dikeluarkan dari bambu.
Bedil Lodong ini sering dimainkan saat sore hari mengisi kegiatan ngabuburit sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Tak hanya anak-anak, mainan tradisional satu ini juga kerap dimainkan oleh orang dewasa. Bahkan di beberapa daerah meriam bambu atau bedil lodong ini dijadikan salah satu tradisi dalam menyambut hari raya Idul Fitri.
Baca Juga: Bagaimana Hukum Bergosip Saat Ramadan, Apakah Membatalkan Puasa?
Melansir dari Tempo.co yang merangkum dari buku “Mainan Dari Alam" oleh Dian Arsa, permainan meriam karbit diperkirakan terinspirasi dari senjata yang dipakai oleh penjajah saat mereka berupaya menduduki wilayah nusantara pada abad ke–16.
Kehadiran meriam yang dibawa bangsa Eropa menjadi perhatian orang-orang. Mereka heran melihat benda yang bisa mengeluarkan bola panas dan mengakibatkan kerusakan yang lumayan besar. Oleh karena itu meriam bambu diwujudkan dalam bentuk “meriam” yang dibuat dari bahan bambu.
Cara pembuatan meriam bambu
Pertama, sediakan sebilah bambu dan dipotong dengan ukuran panjang 1,5 hingga dua m atau tiga sampai empat ruas dan memiliki diameter berukuran empat inci.
Kedua, buat lubang di permukaan batang bambu dengan jarak sekitar 10 cm dari pangkal batang bambu. Lubang tersebut berdiameter kira-kira sebesar ibu jari.Sebab, Lubang inilah yang akan menjadi tempat untuk menyulut meriam bambu.
Ketiga, ikat kuat-kuat sekitar sambungan ruas bambu dengan tali atau karet ban untuk memperkuat kapasitas bambu dari tekanan tenaga yang dihasilkan ketika disulut.
Baca Juga: Lafaz Allah Jadi Motif Baju Transparan, Brand Fashion dari Australia Tuai Kecaman
Terakhir, lubangi sambungan ruas di antara pangkal dengan ujung bambu dengan menggunakan linggis. Sambungan ruas bagian dalam harus dipastikan dilubangi dengan baik. Hal ini bertujuan agar tekanan yang dihasilkan tidak tertahan sehingga membuat bambu mudah pecah.
Cara memainkan meriam bambu
Memainkan meriam bambu hampir sama dengan penggunaan meriam sungguhan, yakni dengan menyulut lubang yang ada di bagian pangkal bambu dengan api. Untuk mengeluarkan dentuman yang kuat, meriam tersebut dituangkan dengan minyak tanah atau air karbit ke dalam lubang tempat penyulutan.
Kemudian, seutas kayu yang sudah dililit dengan kain dan dicelupkan ke minyak tanah lalu diberi api dan digunakan sebagai alat penyulut.
Jika menggunakan air karbit dianjurkan menambahkan sedikit garam untuk memperbesar suara dentuman. Permainan ini harus dilakukan dengan hati-hati. Karena bisa menyebabkan bulu mata kita bisa habis terbakar.
Permainan meriam bambu ini sangat digemari semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Bahkan dalam perlombaan mainan tradisional beberapa daerah di Indonesia meriam bambu dipertandingkan. Meriam yang dapat menghasilkan suara ledakan paling keras, itulah yang diakui sebagai jagonya meriam bambu.
Sumber: Tempo.co/Khumar Mahendra