SUKABUMIUPDATE.com - Bulan Ramadan 2023 akan segera tiba, yang mana salah satu hal yang kerap dinantikan adalah Hasil Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadan 1444 H di Indonesia. Kemenag mengumumkan bahwa Sidang Isbat Awal Ramadan 1444 H akan digelar pada Rabu 22 Maret 2023 mendatang.
Selama Puasa ini di Bulan Ramadan, membaca Niat adatlah salah satu rukun yang wajib ditunaikan. Ini karena niat berperan sebagai itikad tanpa ragu dalam melaksanakan sebuah perbuatan.
Meskipun Niat adalah urusan hati masing-masing individu, dengan melafalkannya akan membantu memantapkan keinginan untuk beribadah hanya kepada Allah SWT.
Baca Juga: Jatuhnya Sambo, Bus Palabuhanratu-Bogor yang Terperosok di Cicurug Sukabumi
Mengutip dari situs NU Banten via Tempo, waktu membaca Niat Puasa Ramadan adalah setiap malam menurut Madzhab Syafi’i. Namun, seringkali masyarakat didera kesibukan sehingga lupa.
Maka dari itu beberapa alim ulama menganjurkan untuk berniat satu bulan penuh di malam pertama bulan Ramadan. Hal tersebut bertujuan sebagai langkah antisipasi bagi seseorang yang lupa Niat.
Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh ini mengikuti Madzhab Maliki sebagaimana penjelasan Imam al-Qulyubi yang artinya:
“Disunnahkan pada malam pertama Ramadan untuk niat berpuasa sebulan penuh, dengan mengambil pendapat Imam Malik apabila suatu hari lupa berniat. Karena beliau menganggap niat itu sudah mencukupi jika lupa saat malam-malam berikutnya di seluruh malam Ramadan” (Hasyiyah al-Qulubi).
Bacaan Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh:
Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhaani hadzihis sanati taqliida(n) lil imaami maalikin fardan lillaahi ta’aala.
Artinya: “Saya niat berpuasa di sepanjang Ramadan tahun ini dengan mengikuti riwayat Imam Malik, fardhu karena Allah”.
Baca Juga: Bjorka Is Back! Hack 19 Juta Data BPJS, Netizen: Pengalihan Isu Pejabat
Perlu diingat, bahwa bacaan Niat Puasa Ramadan tersebut hanya sebagai wujud pencegahan apabila mengalami kejadian lupa.
Oleh karena itu, Imam al-Qulubi dan seorang ulama Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH. Ahmad Idris Marzuq dalam kitab Sabil al-Huda menguraikan bahwa para Muslim tetap wajib mengucapkan Niat Puasa setiap malam sesuai Madzhab Syafi’i. Wallahu a’alam bisshawab.
Sebelumnya juga diketahui bahwa sda berbagai versi doa puasa Ramadan yang berkembang di tengah masyarakat Indonesia. Salah satunya munculnya perbedaan pendapat terkait harakat ‘ramadhana’ dan ‘ramadhani’, berikut dalil lengkapnya:
Dalil Niat Puasa Ramadan
Berikut bacaan Niat Puasa Ramadan dan Artinya yang benar sesuai harakat.
Baca Juga: Hari Ini 77 Tahun Lalu, Pengorbanan dan Darah Rakyat Sukabumi Dibalik Hari Juang Siliwangi
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa i fardhi syahri ramadhaani hadzihis sanati lillaahi ta‘aala.
- Artinya, “Saya niat berpuasa untuk esok hari untuk menunaikan kewajiban (fardhu) di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah”.
Menurut Mahbib Khoiron kepada laman NU (Nahdlatul Ulama) Online, membaca lafal niat puasa Ramadan ‘ramadhana’ (bukan ramadhani) adalah keliru karena tidak sesuai dengan kaidah ilmu nahwu.
Apabila memilih ‘ramadhana’, maka kata selanjutnya ialah ‘hadzihis sanata’ (sebagai keterangan waktu). Namun lafal tersebut jarang disebutkan dalam kitab-kitab fikih.
Sehingga bacaan niat puasa Ramadan yang paling lazim dengan menggantinya dengan harakat kasrah menjadi ‘ramadhani’. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Al-Allamah Abu Abdillah Muhammad Jamaluddin Ibnu Malik at-Thair dalam nadham Alfiyah sebagai berikut.
“Tandailah jar isim ghairu musharif dengan fathah, asalkan tak di-idhafah-kan (digabungkan dengan kata sesudahnya) atau tidak menempel dengan ‘al’.”
Namun, Mahbib Khoiron mengatakan bahwa kekeliruan membaca doa niat puasa Ramadan tidak mempengaruhi keabsahan ibadah. Asalkan Niat untuk berpuasa selalu terbesit dalam hati.
Niat berkorelasi dengan getaran batin, sehingga ucapan secara lisan bersifat sekunder. Namun kesalahan pengucapan akan menimbulkan rasa janggal, khususnya di kalangan gramatika Arab.
Bacaan Niat Puasa Ramadan, Arab Latin dan Artinya
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa i fardhi syahri ramadhaani hadzihis sanata lillaahi ta‘aala.
- Artinya, “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah.”
Nawaitu shauma ramadhaana.
Nawaitu shauma ghadin min/’an ramadhaana.
Nawaitu shaumal ghadi min hadzihis sanati ‘an fardhi ramadhaana.
- Artinya, “Saya niat berpuasa esok hari di tahun ini untuk kewajiban Ramadan.” (diambil dari kitab Asnal Mathalib)
SUMBER: TEMPO.CO | NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA