SUKABUMIUPDATE.com - Saat menjalankan Puasa Ramadan umumnya kebanyakan orang hanya akan makan pada waktu sahur dan berbuka karena saat malam akan digunakan untuk beristirahat.
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan makan sahur dan berbuka puasa salah satunya soal pemilihan menu. Hal ini penting mengingat tubuh tetap memerlukan asupan nutrisi ketika menjalankan aktivitas di siang hari sembari menjalankan ibadah puasa.
Selain itu, pakar menyarankan untuk mengonsumsi menu makanan yang berbeda ketika sahur dan buka puasa. Di waktu sahur tubuh perlu asupan makanan yang harus mengandung karbohidrat kompleks, protein, buah-buahan, dan sayuran.
Dan sebaiknya menghindari hidangan seperti kopi atau yang mengandung kafein karena bisa berdampak kurang baik untuk tubuh.
Baca Juga: 4 Manfaat Mengonsumsi Kurma saat Buka Puasa dan Sahur di Bulan Ramadan
Melansir dari Tempo.co, ahli diet klinis Juliot Vinolia dari Rumah Sakit Medor di Dubai, UEA, menyarankan untuk menghindari minuman manis dan berkarbonasi serta karbohidrat olahan seperti sereal sarapan manis, kue-kue, biskuit, dan roti putih.
Selain itu, ahli diet klinis Davie Telan dari Rumah Sakit Rehabilitasi Salma di Abu Dhabi mengatakan terlalu banyak makan gorengan dan makanan olahan harus dihindari karena dapat memperparah risiko penyakit kronis dan menyebabkan kenaikan berat badan.
“Hindari terlalu banyak garam karena ini akan membuat dehidrasi dan haus di siang hari. Sebagai pengganti garam, gunakan bumbu dapur, rempah-rempah, lemon, atau jeruk nipis untuk menambah cita rasa masakan,” jelasnya.
Umat Islam disarankan berbuka puasa secara tradisional dengan tiga buah kurma untuk mengisi kembali tubuh dengan nutrisi dan energi yang cukup. Vinolia menyarankan menghindari makanan pedas dan gorengan dan memilih makanan sehat yang dibuat dengan air fryer.
Baca Juga: Skenario Gempa Sesar Cimandiri Menurut BMKG, Magnitudo 6,7 Untuk Wilayah Sukabumi
Ia mengingatkan konsumsi gula dan lemak berlebihan setelah jam puasa dapat menyebabkan penyakit perlemakan hati dan meningkatkan risiko batu empedu dan ginjal.
Tetap berolahraga rutin
Baju mengatakan umat Islam harus tetap aktif sebanyak mungkin untuk meningkatkan energi. “Hindari aktivitas berat selama puasa, jalan-jalan kecil dan peregangan di antara jadwal duduk yang lama adalah pilihan yang bagus,” sarannya.
Ia menambahkan orang dengan kondisi medis tertentu harus berkonsultasi dengan dokter mengenai puasa untuk menghindari komplikasi kesehatan. Sementara Vinolia menyarankan untuk memulai hari dengan rutinitas peregangan intensitas rendah untuk mencegah kekakuan otot dan menjaga otot usus tetap aktif.
Baca Juga: Mangkrak, Diduga Nilai Proyek Jembatan Pamuruyan Sukabumi Terlalu Rendah
Waktu terbaik untuk berolahraga saat berpuasa setidaknya satu jam setelah berbuka puasa karena itu akan memastikan hidrasi terisi kembali, memberi waktu untuk mendapatkan kembali glukosa menjadi energi dan otot yang kekurangan air.
“Meskipun tampaknya memungkinkan untuk berolahraga sekitar pukul 16.00 sampai 18.00, hal itu dapat menyebabkan dehidrasi yang rumit, cedera otot, robekan ligamen, dan migrain,” tuturnya.
Memilih olahraga intensitas sedang lebih baik daripada yang berat karena dapat menyebabkan lebih banyak cedera selama bulan puasa.
Telan juga memberikan saran senada, menekankan latihan intensitas tinggi harus dihindari dan orang harus memprioritaskan latihan kekuatan daripada kardio untuk memperlambat proses kehilangan otot saat berpuasa.
Tips berpuasa saat hamil
Spesialis kebidanan dan kandungan di Prime Medical Center Dubai, Naela el-Sayed Ismail mengatakan berpuasa harus berbeda bagi ibu hamil. Ismail menyebut ibu hamil boleh saja berpuasa, tergantung kondisi dan kemampuan masing-masing untuk tidak makan dan minum dalam jangka waktu yang lama.
Baca Juga: Kronologi Pembacokan yang Merenggut Nyawa Siswa SD di Palabuhanratu Sukabumi
Namun, bagi ibu hamil yang ingin puasa ada kiat-kiat tertentu yang perlu diperhatikan. Ia menyarankan wanita hamil untuk tetap terhidrasi ketika berbuka puasa dan sahur dengan asupan air yang disarankan, yakni sekitar dua liter sehari.
“Makan makanan yang kaya air seperti mentimun dan semangka, serta hindari kopi, teh, dan minuman kaya kafein karena membuat tubuh lebih banyak buang air kecil dan kehilangan cairan,” ujarnya.
Menurutnya, makanan harus mengandung karbohidrat glikemik rendah seperti roti gandum, oat, ubi jalar, dan makanan yang kaya serat seperti sayuran berdaun dan makanan kaya protein seperti telur, ikan, dan ayam.
Setelah makan, ibu hamil disarankan mengonsumsi suplemen dan jalan-jalan untuk memperlancar pencernaan dan penyerapan makanan. Olahraga ringan seperti jalan kaki, berenang, yoga, dan pilates juga dianjurkan.
Sumber: Tempo.co