Nama Sunda Mulai Hilang? Millenial Sukabumi Tak Kenal Denok Jatma Bulah atau Itoh

Sabtu 04 Maret 2023, 11:24 WIB
Ilustrasi kaulinan. Nama sunda mulai hilang | Foto : Ist

Ilustrasi kaulinan. Nama sunda mulai hilang | Foto : Ist

SUKABUMIUPDATE.com - Penelitian oleh guru besar, dosen, dan mahasiswa dari Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika & IPA Universitas Padjajaran mendapati ada 10 nama Sunda yang menghilang selama 90 tahun terakhir.

Dikutip dari laman Unpad, nama Sunda yang menghilang dalam 90 tahun terakhir adalah Sunaja, Saim, Sundia, Djatma, Boelah, Unamah, Entjil, Eyut, Kitji, dan Macih.

Sementara itu, 10 nama baru yang muncul dalam 10 tahun terakhir adalah Naura, Arsila, Keyla, Raffa, Rafka, Khanza, Aqila, Zahra, Keysa, dan Aleska.

Guru Besar FMIPA Unpad Prof Dr Atje Setiawan Abdullah, MS, MKom melaksanakan penelitian ini bersama tim dosen dan mahasiswa sebagai penerapan etnoinformatika.

Dalam penerapan etnoinformatika ini, diteliti perubahan antroponimi atau penamaan orang di Kabupaten Sumedang selama 100 tahun terakhir, yaitu 1920 - 2020.

Informasi yang dimunculkan antara lain nama-nama favorit, nama yang sudah hilang, hingga nama baru yang muncul.

"Nama-nama Sunda di pedesaan Sumedang masih banyak digunakan, tetapi secara keseluruhan jumlahnya relatif turun. Sedangkan nama Sunda di perkotaan relatif sudah banyak berubah," tutur Prof Atje saat menjelaskan materi penelitian "Pengenalan Etnoinformatika untuk Warisan Budaya Takbenda" kepada 170 pelajar dan guru SMKN Sukasari, Sumedang, dikutip pikiranrakyat.com, Selasa (17/12/2022).

Bagaimana di Sukabumi?

Redaksi sukabumiupdate.com mencoba melakukan riset data dibeberapa sekolah tingkat SLTA di Kota Sukabumi, sampel diambil untuk memotret apakah nama-nama Sunda di Kota Sukabumi masih dipergunakan terutama pada mereka yang merupakan generasi millenial atau Gen Z dan Alpha, yakni generasi yang lahir setelah tahun 2000an.

Dari sampel 100 orang siswa dan siswi di Kota Sukabumi ditemukan hanya 12 persen yang menggunakan nama dengan mengambil kata serapan asli Sunda, misalnya ada nama Adi, Andika, Krishandira, Cecep, Asep, Kartika, Nadiya, Mira, Mila, Iwan, Ade, dan Ani.

Sedangkan nama-nama siswa-siswi lainnya menggunakan nama dari kata serapan campuran yang lebih populer sekarang ini. Baik serapan dari bahasa Inggris maupun bahasa Arab.

Dan tidak ditemukan nama-nama asli sunda yang populer pada zaman dahulu, seperti Ijah, Iyah, Jatma, Bulah, Enok, dan Encum misalnya.

Referensi nama

Dosen Program Studi Sastra Sunda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Teddi Muhtadin mengakui, kecenderungan nama orang Sunda yang berubah sudah terjadi cukup lama. Hal ini berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi, karena efeknya, setiap orang jadi memiliki banyak referensi untuk memilih nama anaknya. seperti dikutip pikiranrakyat (17/02/2022).

Di suku Sunda, ada banyak nama yang awalnya berupa istilan, sebutan atau panggilan yang kemudian dijadikan nama anak. Biasanya nama orang Sunda juga memiliki pola pengulangan seperti Ajat Sudrajat, Engkos Kosasih, Jejen Junaedi, Didin Sabarudin, Gugum Gumilar atau Ihin Solihin.

Menurut Teddi, nama itu adalah doa serta simbol kasih sayang dari orang tua. Jika kemudian sekarang banyak nama anak yang memakai bahasa Arab, ini bisa dikaitkan dengan merujuk pada agama yang dianut.

"Tidak ada yang bisa menyalahkan juga kalau penamaan anak sekarang berdasarkan tren. Soalnya, ini terjadi sejak dulu. Misalnya, pemain sepak bola Zidane yang sedang populer, maka anak-anak yang lahir di masa itu akan memberi nama anaknya Zidane. Bahkan, ada teman anak saya yang namanya Chelsea karena ayahnya penggemar klub sepak bola tersebut," tutur Teddi.

Teddi menyebutkan, nama Sunda itu bisa dilihat dari penamaannya atau cara mengejanya. Dari penamaan, misalnya kata yang berulang, seperti Lia Marlia, sedangkan dari pengejaan bisa dari Ahmad menjadi Mamad.

Selain itu, ada pula yang memakai nama Sunda sebagai panggilan kesayangan di rumah atau lingkungan terdekat. Misalnya memanggil bocah lelaki dengan Cep atau Jang.

"Jika nama orang Sunda hilang, tentu ada kekhawatiran akan berpengaruh ke hilangnya identitas sebagai budaya. Soalnya, dari nama saja, kita bisa tahu dia orang mana. Contohnya, orang Batak yang identitasnya bisa kita ketahui lewat marganya. Nama ini punya keterkaitan antara lain dengan lunturnya bahasa Sunda dan toponimi (nama daerah)," pungkas Teddi.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Food & Travel22 November 2024, 08:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa